sebelas

1.1K 55 0
                                    

Alisha mengulurkan satu tangannya. Tepat diluar sedang hujan. Tidak terlalu deras tapi seiring dengan gemuruh hatinya. otaknya memutar kejadian dimana Aska memintanya untuk keluar membeli obat untuk dirinya sendiri sementara pria itu membuang semua persediaan obat tepat didepan matanya sendiri.

Ia tidak tau apa yang pria itu pikirkan sampai berlaku seperti itu. Sifat Aska tak pernah ia pikirkan akan sampai seperti ini.

Hari ini lengkap dua hari ia tidak masuk kelas. Ntahlah ia hanya ingin mendinginkan kepalanya ditempat ini, tempat dimana dulu Aska mengutipnya, dan bersama pria itu untuk waktu yang lama.

Panti asuhan kasih bersama tepatnya. arah matanya menatap pohon rimbun yang terguyur hujan. Ingatannya berkelana mengingat pertemuannya dengan Aska untuk pertama kali.

Gadis bergaun putih kecil itu berlari, usianya masih lima tahun. Lengkap dengan senyuman di wajahnya ia berlari tak mengenal arah, hingga tubuhnya bertubrukan dengan sosok tinggi didepannya.

Mata polosnya menatap pria itu, "Maaf kakak, Alisha tidak sengaja."

Pria itu diam, sorot matanya menatap alisha dingin.

Gadis itu menatapnya intens, sepertinya kening pria itu terluka.

Tangan gadis itu meremas kedua tangannya, merasa sangat gugup ditatap seperti itu. "Ibu bilang kalo salah harus minta maaf, alisha minta maaf kak."

Pria itu terkekeh sinis mendengar jawabannya.

Masih tak mendengar jawaban apapun. Gadis kecil itu mencoba peruntungannya. " Kakak sedang cari apa disini?

Cari Lo! Batin Aska berteriak.

Lagi-lagi pria itu diam, laki-laki ini bisu atau bagaimana pikirnya.

Sosok kecil itu mengeluarkan sesuatu dari dalam saku gaunnya. Ada satu benda yang ia ulurkan pada Aska. Aska hanya diam menatap benda itu tanpa ingin mengambilnya.

"Sebagai permintaan maaf ini," ucap sosok kecil itu sendu. Tak ingin menunggu lama Aska dengan kasar merampasnya.

Melihat itu sosok kecil itu kari dengan cepat. Reaksi kasarnya ternyata membuat gadis itu takut dan melarikan diri. Dasar anak aneh pikirnya.

"Aska!" Teriak scarletta kuat, ia mencari anaknya sedari tadi. "Apa yang kamu lakukan disini. Ayo cepat, kita akan pulang."

Aska menatap benda itu dari telapak tangannya yang terbuka. Sebuah pembalut luka berwarna pink kecil. Ia memaki dalam hati. Anak itu benar-benar memancing emosi.

Tak lama sudut bibirnya tertarik, sebelum langkahnya mengikuti sang ibu ia berkata, "Aku mau anak itu mami."

Alisha menutup matanya. Jika saja kejadian itu tidak pernah terjadi, maka hari ini ia akan masih bersama anak-anak di panti. Bermain bersama mereka membuatnya rindu. Setidaknya kehidupan disini jauh lebih bahagia walau tanpa kemewahan.

Arah matanya menatap mobil yang baru terparkir didepannya. Ia tau itu milik siapa, langkah kakinya dengan cepat menghindari. Ia memilih untuk masuk kedalam.

Alisha merasakan lengannya ditarik dengan kuat. Tubuhnya menubruk Aska, bisa ia lihat nafas pris itu yang tidak stabil menandakan Aska sedang menahan emosinya. "PULANG! " Sentak pria itu kuat.

Gadis itu menahan tubuhnya, memberontak meski Aska berusaha menyeretnya. Mata wanita itu berkaca-kaca, "pulang? Rumah aku disini kak."

"Pulang gue bilang alisha! Lo tuli hah! Gue cari-cari ternyata bener Lo disini."

Sorry LiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang