Disebuah rumah sakit tepatnya ruangan VIP, terdapat dua ranjang yang dibuat berdekatan.
Tak lama dua orang yang sedari tadi menutup mata itu mulai menerjap-nerjap kan matanya dengan leguhan yang keluar dari bibir keduanya.
"Eenghh"
"Loh? gue belum mati?!" gumam salah satu orang itu. Ia langsung berusaha duduk dan bersandar di kepala brankar.
"Huh, gue dimana?" tanya salah satu orang lainnya yang menatap aneh ruangan itu.
"Heh! Lo siapa?! Ayara mana?" cetus gadis yang bersandar di kepala brankar tadi saat melihat ke samping saat mendengar ada yang berbicara.
"Nama gue Ayara! Lo yang siapa, mana bes-tai gue Leana." sinis gadis yang masih setia rebahan itu, ia hanya memalingkan kepalanya mengarah ke arah gadis yang satunya.
"Hah? Nama gue Leana, kalo Lo emang Ayara bestie gue coba tebak siapa tukang hotspot kita?" tantang Leana.
"Maksud Lo si Kevya?" tanya santai Ayara membuat Leana berlagak shock.
"Kok muka Lo beda ra? Lo oplas?" tanya Leana bingung.
"Muka Lo juga astaga, makanya gue nanya tadi bego! Lagian masa kita oplas?"
"Gilaa apa mungkin kita transmigrasi kayak novel yang pernah gue ceritain?!"
"Mungkin tap—"
ceklek
Ucapan ayara terpotong kala seorang wanita paruh baya dan pria paruh baya masuk keruangan mereka.
"Sayang masih ada yang sakit?" tanya wanita itu tampak khawatir.
"Hah? Tante siapa?" bingung Ayara yang lupa ucapan Leana yang mengatakan mungkin mereka transmigrasi.
"Zura kenapa nanya gitu?" bingung wanita itu.
"Shhh, tunggu sebentar."
Setelah berucap demikian pria itu pergi dari sana.
"Aneh keknya mereka ortu raga kita dehh raa," bisik Leana dengan bibir yang ia gerakkan dengan suara yang sangat pelan.
Sebenarnya jaraknya tak jauh hanya selangkah, sebab brankarnya dibuat berdekatan.
"Iya, makanya kita harus drama biar tau nama kita," bisik ayara sama seperti Leana.
Leana mengangguk pelan tak lama kemudian dokter datang dan memeriksa Ayara terlebih dahulu lalu setelahnya Leana.
"Jadi mereka kenapa dok?" Tanya wanita itu, kala sang dokter tampak sudah selesai memeriksa mereka berdua.
"Sepertinya mereka mengalami amnesia sementara akibat benturan keras pada kepala kedua pasien yang terjadi saat kecelakaan, hal itu merusak struktur tulang tengkorak bahkan menyebabkan cedera pada otak. Cedera pada otak dapat mengakibatkan perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah hingga kerusakan jaringan otak."
"Tolong ingatannya Jangan dipaksakan yah pak bu, karna hal itu bisa membuat pasien mengalami pusing atau semacamnya," lanjut dokter itu menjelaskan.
"Baik dok," jawab wanita itu.
"Ininih kalo transmigrasi pasti dokternya bilang amnesia padahal kan transmigrasi, dasar dokter gadungan!" gumam Leana sambil memutar bola matanya.
"Baiklah, saya permisi sebentar ya pak Bu," pamit dokter itu lalu pergi.
"Sayang ini mama," ucap wanita itu setelah dokter tadi pergi.
"Twins ini papa," sahut pria itu.
"Hah? Kita twins?" bingung Ayara dan Leana yang langsung saling tatap membuat pria dan wanita itu menatap keduanya bergantian.
"Anjay twins," gumam Ayara.
"E-eh i-iya papa mama," jawab Leana yang sadar wanita dan pria itu menatap mereka berdua.
"Trus nama kita siapa mah pah?" Tanya Ayara santai.
"Kamu putri sulung kami, nama kamu Azura Trinasya Audrey dan dia adik kembar kamu Azela viviansya Audrey," jelas Meysa Audrey, nama wanita itu.
"Kayak pernah denger deh," batin Leana.
one second later
"Novel love story." Gumam Ayara dan Leana bersamaan sambil saling menatap, mereka tau bahwa mereka transmigrasi ke novel yang pernah Leana baca.
Mendengar gumaman kedua putrinya, Meysa dan Rafa—pria itu bingung tak mengerti apa maksud dua putri mereka itu.
Fyi: Ayara dan Leana dipanggil Azura dan Azela yaw.
***
Sekarang Azura dan Azela sudah di kamar mereka di mansion Audrey.
Mereka sedang duduk di ranjang tempat tidur Azura dan Azela asli, mereka memang satu kamar dan satu ranjang."Zel," panggil Azura.
"Zel?" ulang Azela dengan nada bertanya.
"Kan kita udah jadi twins a jadi, manggilnya juga harus ganti lah," jelas Azura.
"Lah iyayaa," gumam Azela mengerti.
"Hem, oh iya ini novel love story yang pernah Lo critain itu kan?" tanya Azura.
"Iya, yang gue critain waktu itu nyampe Lo esmosi."
Setelah itu mereka terdiam hingga Azela kembali membuka topik.
"Tapi gue kesel banget jirrr," ucap Azela.
"Kenapa?" tanya Azura.
"Kurang asem banget gilaa, masa gue jadi figuran?!" kesal Azela membuat Azura memandang Azela malas.
"Dari pada antagonis yang akhirnya meningsoy?" sewot Azura membuat Azela hanya cengengesan.
~Tbc
•
•
•
Bantuu votee prennn
KAMU SEDANG MEMBACA
Bestie be Twins [END]
Teen Fiction"Ngepet yok!" ajak Ayara. "Ayo, tapi ngepet cuma jadi babi sama jaga lilin yaa? Gada ritual lain?" tanya Leana. _-_-_-_ "Kurang asem banget! Masa gue jadi figuran?!" -Azela. "Dari pada antagonis yang akhirnya meningsoy?" -Azura <><><> Ayara Trisya...