Nia tersenyum melihat Azura yang terluka karena ulahnya, apalagi Azura yang saat ini tak sadarkan diri. Dirinya semakin senang. Nia memalingkan tatapannya pada Azela yang menangis melihat Azura.
"Ela jangan nangis kita saudara bukan?"vtanya Nia tersenyum dengan tatapan kosong.
"Nia lepasin Azura Nia," pinta Azela.
"Kenapa kamu ga minta kamu aja yang aku lepasin? Pasti aku lepasin karna kamu aku anggap saudara aku bukan kayak dia! perebut segalanya!" sentak Nia.
Tiba-tiba pintu dibuka.
Terlihat lah Arvel yang datang dengan wajah datar namun, di matanya terlihat kilatan marah.
"Hai avel," sapa Nia tersenyum miring.
"Nia! Kenapa Lo lakuin ini?"
"Suka-suka gue! Siapa suruh dia rebut semu kebahagiaan gue!" ketus Nia.
"Udah sekarang gue kasih pilihan, pilih siapa yang bakal Lo pilih buat Lo selamatin?" lanjut Nia dingin.
"Pilih Azura Vel, dia udah luka gue mohon." mohon Azela karna melihat keadaan Azura yang mengenaskan.
Dress-nya yang sobek, wajahnya yang lebam dan tangannya yang tersayat, itu semua dilakukan Nia di depan Azela.
"Azela-azela Lo pikir Lo bakal di pilih? Bodoh! dasar gadis naif!" sinis Nia tertawa.
"Gue emang mau pilih Azela," timpal arvel datar.
"Gue gamau! Lo pilih Azura, liat dia udah luka vel. Gue bakal selamat, plis pilih Azura!"
"Zel—"
"Kalo Lo ga milih Azura, gue benci Lo! gue benci!" ucapnya sambil terisak.
"Tapi zel-"
"Pilih Azura vel gue mohon," pinta Azela, tangisnya semakin pecah, melihatnya rasanya Arvel sakit sendiri.
"G-gue pilih Azura,"
"Tch, Bawa aja Sono!" kata Nia setelah menyuruh suruhannya membuka rantai pengikat tangan dan kaki Azura.
Setelah itu Arvel pergi membawa Azura namun, matanya melirik sebentar ke Azela yang tersenyum getir.
Setelah Arvel benar-benar pergi Azela kembali berbicara, "Nia kenapa lo culik Azura, Azura itu ga salah." kata azela.
"Dari dulu kamu bilang gitu! Kamu ga ingat gimana semua orang berporos cuma sama dia! Arvel! Dia Suka Azura dan kamu lupa mama papa kamu selalu bedain kalian!"
Nia memang menggunakan aku-kamu jika hanya bersama Azela, itu dia lakukan untuk memancing paksa ingatan Azela untuk mengingatkan soal masa lalu.
Azela yang mendengar itu kepala Azela terasa nyeri, beberapa memori yang terlupakan terputar di kepalanya.
Dapat dilihat seorang gadis kecil yang bermain bersama tiga teman laki-laki dan dua gadis yang seumuran dengannya.
"Alfaa suka kan sama asya?" tanya gadis kecil itu yang mendapat anggukan dari bocah lelaki yang di panggil Alfa itu, dia adalah Alfarel kecil.
"Yaudah ayo nikah," ajak gadis kecil itu yang memanggil dirinya asya dia adalah Azura kecil.
"Ayo," setuju Alfarel kecil.
"Kalian mau nikah?" tanya gadis kecil lainnya yang mirip dengan asya dia adalah Azela kecil.
"Iyaa elaa."
"Kaloo gitu Ela juga mau nikah sama avel," Azela kecil menatap ke Arvel dengan penuh harap.
"Alvel gamau sama Ela alvel sukanya sama asya," lelaki itu Arvel kecil.
"K-kenapa?" tanya Azela kecil dengan mata berkaca-kaca.
"Alvel ga boleh gitu! alvel sama Ela aja," kata gadis lain dia adalah Nia kecil.
"Ngga Nia! Alvel sukanya Azula!" keukeh Arvel kecil.
"Kalo alvel gamau sama Ela bial aja avin aja yang sama Ela ya kan Ela?" kata bocah lelaki lain yang tak lain adalah Gavin kecil.
"T-tapi..."
"Gapapa Ela."
"Tapi Nia juga suka falel," Nia berkata jujur.
"Tapi asya sama Alfa saling suka!" Azura kecil terlihat tak terima.
"Asya selalu gitu semua yang Nia suka selalu untuk asya, mama Nia juga selalu sayang asya! Mama ga pernah sebaik ke asya kalo sama Nia! Nia benciii asyaa!!" Nia kecil marah lalu berlari.
"N-nia asya g-gatau," sedih Azura kecil.
"Udah gapapa asya, bial Ela kejal Nia biar Nia nda malah." Azela kecil berusaha menenangkan Azura kecil yang merasa bersalah.
"Ela baik Avin suka," ucap Gavin kecil yang mendapat senyum Azela kecil sebelum pergi menyusul Nia kecil.
"Tapi Ela sukanya alvel," bingung Azura kecil.
"Gapapa kan alvel ga suka Ela," Gavin menjawab dengan melirik sebentar Arvel kecil.
"Kita halus sahabatan ya sampai besal baleng Nia sama Ela juga!" ucap Azura kecil.
"Setujuu," kompak tiga lelaki kecil itu.
Disisi Azela kecil ia berhasil menemui Nia kecil.
"Niaa maafin asya ya dia kan ga salah,"vucap Azela kecil pada Nia kecil.
"T-tapi semuanya sayang asya ga ada yang sayang Nia elaaa,"
"Ela sayang Nia kita kan sahabatan." ucap Azela kecil.
"Tapi kamu saudala asya bukan saudala Nia," ucap Nia kecil.
"Gapapa Nia boleh anggap Ela saudala Nia."
"E-elaa~ Nia sayang elaa!" ucap Nia kecil lalu memeluk Azela kecil yang dibalas baik oleh Azela kecil.
"Kamu udah ingat semuanya ya?" tanya Nia tersenyum iba, ralat itu hanya senyum pura-pura iba.
"Masih mau bela dia?" Lanjutnya.
"Kayanya Lo benar. Semuanya emang selalu berporos sama Azura."
~Tbc
•
•
•
Wahh Azela jadi jahat kah??
Ga nyangka kan?
Aku juga ga nyangka otak aku aneh
Keknya kegeser dehayoo di vote yaww

KAMU SEDANG MEMBACA
Bestie be Twins [END]
Teen Fiction"Ngepet yok!" ajak Ayara. "Ayo, tapi ngepet cuma jadi babi sama jaga lilin yaa? Gada ritual lain?" tanya Leana. _-_-_-_ "Kurang asem banget! Masa gue jadi figuran?!" -Azela. "Dari pada antagonis yang akhirnya meningsoy?" -Azura <><><> Ayara Trisya...