6.Alfarel

18.3K 912 5
                                    

Setelah keluar dari mansion basecamp Avlaz itu, kini Azura sudah duduk di jok belakang motor cowok yang menariknya tadi, namanya Alfarel Geo Dirgantara.

"Nama Lo siapa?" tanya Azura agak meninggikan suaranya agar dapat didengar Alfarel.

"Alfarel."

"Ha? Alfamidi?" tanya bingung Azura.

"Alfarel," ulang Alfarel.

"Alfamart? Yang bener aja Lo!" tanya Azura yang semakin bingung.

Dengan tiba-tiba Alfarel menghentikan motor itu di pinggir jalan, lebih tepatnya didekat halte bus.

"Kenapa berhenti?" tanya Azura yang melihat Alfarel turun dari motor itu dan kemudian melepas helm full face-nya.

Tiba-tiba hujan turun dengan sangat lebat, sehingga karena kaget Azura reflek melompat dari jok motor itu.

Saat tubuh Azura mendarat di tanah, ternyata ada batu kecil di bawah telapak kakinya yang dilapisi sepatu sneaker. Hal ini membuat tubuhnya tak seimbang sehingga tubuhnya terjungkal ke belakang, namun beruntung Alfarel menangkapnya.

Bagaikan film-film Azura dan Alfarel beradu tatap beberapa detik. Jujur Azura terpesona dengan wajah tampan itu.

1 detik
2 detik
3 detik

Azura tersadar dan memperbaiki posisi berdirinya dan menunduk malu, ia tak berani menatap Alfarel lagi.

"Lo mau disitu terus?" tanya Alfarel membuat Azura tersadar kesekian kalinya bahwa dari tadi dia tengah berdiri dibawah hujan yang turun lebat.

"Aishh serasa malu double kill guee," batin Azura seraya berlari kecil ke halte itu.

"Eh kan kita udah basah," ucap Azura mencairkan suasana canggung diantara mereka.

"Hm?"

"Kita main hujan aja!" seru Azura melompat dari halte itu kejalanan yang sepi itu.

Azura melompat kegirangan sambil memamerkan senyumnya yang manis yang bisa membuat siapa saja yang melihat pasti terpesona.

Tak bisa dipungkiri Alfarel bahkan terpesona, bibirnya tertarik keatas membentuk senyuman walau tipis.

"SINI! GA ADA ORANG KOKK," teriak Azura agar suaranya terdengar menandingi suara hujan yang kuat.

Tak mendapat jawaban apapun Azura memanyunkan bibirnya kesal, lalu berjalan dengan menghentak-hentakkan kakinya bagai anak kecil yang marah.

"Ayoo," rengek Azura sambil menarik tangan Alfarel, entah lah walau Azura baru kenal tapi rasanya sangat nyaman.

"Iya," balas Alfarel lalu membuka jaket kulit bercorak Avlaz itu menyisakan kaos berwarna hitam lalu meletakkannya di kursi halte itu.

Baru saja Azura dan Alfarel akan menginjakkan kaki di jalanan itu. Namun, hujannya mulai mereda bahkan sudah tinggal gerimis.

"Ya... Udah redaa," sedih Azura.

"Udah ayo pulang," ajak Alfarel mengambil jaketnya dan memakaikan jaketnya itu ke tubuh mungil Azura.

"Sweet bangett!! TUHANN MAU YANG GINI SATUU," seru Azura dalam hati.

Karena bengong Azura terkejut saat tubuhnya melayang dan kemudian terduduk di jok belakang motor Alfarel.

"Eh?"

"Lo lama,"

"Berat ya?" tanya Azura karna melihat Alfarel kembali menampilkan wajah datarnya.

"Lo kurus."

Azura memcebikkan bibirnya kesal, ayolah itu terlalu kasar untuk Azura yang kiyowo ini.

"Udah, jangan marah gue minta maaf," ucap Alfarel membuat Azura kaget.

"Wahh! Lo ngomong 5 kata," heboh Azura.

"Nantinya juga Lo terbiasa," balas Alfarel yang telah selesai memakai helm full facenya, menaiki motornya dan melajukan motornya itu dengan tiba-tiba membuat Azura kaget dan reflek memeluk Alfarel.

"E-eh maaf," gugup Azura yang berniat melepaskan tangannya namun motor itu melaju dengan kecepatan diatas rata-rata sehingga Azura mengurungkan niatnya. Toh juga Alfarel tidak komplain.

Hal itu membuat Alfarel tersenyum tipis dibalik helm full face-nya, dia bahagia hari ini.

"Aduh, gapapa deh itung-itung bisa meluk cogan!" batin Azura kesenangan.

~Tbc


Double up🤓
Part ini khusus Azura deh kayanya.

Vomen prenn!

Bestie be Twins [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang