11-Gusar

735 78 6
                                    

"Vin gw mau pergi dulu, ada urusan di luar mungkin pulang malem, paling lama besok pagi gw pulang. Lu tetep disini, jangan kemana-kemana sampai gw balik. Dan hp lu gw bawa. Lu harus ngajak ngobrol orang ranjang sebelah atau suster terserah." Ujar Alpha sambil menatap Vin.

"T-Tapi Al, lu udah ngilang 2 hari gaada kabar, terus sekarang mau ninggalin gw lagi?" Protes Vin.

"Nurut!" Sahut Alpha membalas perkataan Vin. Kemudian tanpa mengucapkan apapun lagi, Alpha keluar begitu saja meninggalkan Vin.

Di depan rumah sakit Alpha menghentikan sebuah taxi yang lewat, dan masuk kedalam taxi itu.

"Mau kemana mas?" Tanya supir taxi itu pada Alpha.

"Tolong ke Bar & Lounge Victoria." Ucap Alpha pada supir itu dan di balas anggukan.

Beberapa kali supir itu melirik ke arah Alpha melalui *rear-vision mirror yang memperlihatkan Alpha tengah menyandarkan punggungnya dengan mata terpejam.

*Kaca spion yang terletak di dalam mobil.

"Apa ada yang ingin dikatakan?" Tanya Alpha sambil membuka matanya melihat ke arah supir itu.

"A-Ah tidak ada." Jawab supir itu terkejut karena Alpha yang tiba-tiba membuka suara.

"Lalu kenapa melihat ku daritadi?" Tanya Alpha ketus.

"Ahahaha kamu menyadari nya? Kupikir kamu tidur tadi. Matamu indah ya. Kurasa wajahmu dibalik masker itu tampan." Ujar supir itu frontal mengalihkan pembicaraan.

Mendengar pernyataan yang tiba-tiba itu Alpha bergidik ngeri.

"Ekhem. Terimakasih." Ucap Alpha sambil berdehem.

"Ngomong-ngomong berapa usia mu?" Tanya supir itu pada Alpha.

"17... Mungkin." Jawab Alpha ragu.

"A-Ahahahaa." Tawa canggung supir itu mendengar jawaban Alpha.

"Sepertinya kamu seumuran putri sulung ku, ngomong-ngomong putriku cantik lhoo." Goda supir itu dengan nada bercanda.

"Kalau anda mau menjodohkan anak anda dengan saya sebaiknya pikirkan lagi. Kalau anda tau kehidupan saya seperti apa, pasti seorang ayah seperti anda tidak akan rela jika putri anda bersama saya." Ucap Alpha panjang lebar.

"Kenapa?" Tanya supir itu sambil mengernyitkan alisnya.

"Tangan saya kotor." Jawab Alpha singkat yang sekali lagi membuat supir itu bingung dengan maksud Alpha.

Suasana kembali menjadi canggung, keheningan mulai terasa. Sepanjang perjalanan Alpha hanya diam tak mengatakan sepatah kata pun. Ia terus diam mematung menatap jendela, dan mengabaikan tatapan supir taxi itu yang terus berulangkali menatapnya dari spion, sesekali Alpha menghela nafas kasar dibuatnya.

"Sudah sampai." Ujar Alpha yang mengejutkan supir itu.

"O-Oh iya.." Ujar supir itu sambil tiba-tiba menginjak rem.

"Ini uangnya, terimakasih." Ujar Alpha dingin dan langsung turun dari taxi itu.

Alpha memasuki bar itu dengan tatapan mata tajam lurus kedepan. Beberapa pasang mata mengikuti pergerakan Alpha yang terus melangkahkan kakinya. Bagaimana tidak? Seorang pria dengan pakaian serba hitam, serta mengenakan topi dan masker yang juga berwarna hitam nampak terlihat misterius.

Namun, hal itu justru menjadi daya tarik tersendiri dari seorang Alpha. Tinggi yang mencapai 180 an, dengan badan yang tegap dan kekar, serta wajah yang selalu menghadap ke depan tanpa menunduk, serta tatapan mata tajam seolah sedang mengincar sesuatu, justru membuat Alpha semakin menarik dengan pesona nya yang khas dan misterius itu.

I'm the VILLAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang