Vin menatap Alpha dengan raut wajah kebingungan. Ia menatap pria di depannya itu dengan jengah. Sudah berulang kali ia menanyakan pada Alpha apa yang tengah dilakukannya, namun tak mendapat jawaban apapun dari Alpha.
"Sebenarnya apa yang kau cari di sana?" tanya Vin untuk kesekian kalinya dan tetap tak mendapatkan respons atau jawaban apapun dari Alpha.
"Ah... That's it," gumam Alpha sambil menarik sebuah tas hitam besar diantara tumpukan sampah itu.
("Ah... Ini dia.")"Menjijikkan. Kenapa kau mengambil sampah itu?" tanya Vin heran dengan raut muka yang terlihat jijik menatap Alpha.
"Yang terpenting adalah isinya. Sebentar lagi kau akan segera menarik perkataanmu itu begitu melihat apa yang ada di dalam tas ini," ujar Alpha.
"Memangnya apa isi tas itu?" tanya Vin heran.
"Sudahlah, kau akan segera mengetahuinya nanti. Ayo kita pulang," ajak Alpha sambil menenteng tas hitam besar itu lalu beranjak dari tempatnya dan berjalan menuju tempat tinggal Vin.
Begitu ia masuk ke rumahnya, Vin segera menutup kembali pintunya dan berjalan menghampiri Alpha.
"Cepat bukalah. Aku ingin tahu apa yang sebenarnya ada di dalam tas itu," ujar Vin dengan kedua tangannya berada di pinggang.
"Uang," jawab Alpha singkat.
Vin yang mendengar jawaban dari Alpha itu lantas mengernyitkan dahinya bingung. Melihat Vin yang seakan tak mempercayai perkataanya itu, Alpha kemudian membuka tas itu dan menunjukkan isi di dalam tas itu yang dipenuhi lembaran uang dengan nominal seratus ribu rupiah kepada Vin.
Vin membuka matanya lebar-lebar tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. Ia menekuk lututnya dan menyentuh lembaran uang itu dengan perasaan yang campur aduk.
"Ini semua adalah uang asli?" tanya Vin dan dibalas anggukan ringan oleh Alpha.
"Dari mana kau mendapatkan semua uang ini? Apa kau merampok bank atau melakukan hal kriminal semacamnya?" tanya Vin menginterogasi.
"Tenanglah, ini adalah uang hasil kerja kerasku sendiri," jawab Alpha dengan wajah meyakinkan.
"Tidak, kau pasti berbohong! Bagaimana bisa kau mendapatkan uang sebanyak ini?! Pekerjaan apa yang bisa dilakukan oleh anak seusia kita dan bisa menghasilkan uang sebanyak ini?!! Kau pasti melakukan pekerjaan ilegal yang melanggar hukum," cecar Vin yang tetap tidak percaya.
Mendengar ucapan Vin yang terus saja mencurigainya, Alpha hanya mengehela nafas panjang sambil menatap Vin lamat-lamat.
"Biar kuberi tahu satu hal. Aku tidak akan menjelaskan seperti apa pekerjaan ku, tapi aku dapat menjamin bahwa uang ini bukanlah uang yang bermasalah. Aku tidak melakukan tindakan kriminal seperti yang kau pikirkan, percaya saja padaku. Walaupun memang terlihat mencurigakan, tapi uang ini murni kudapatkan dari hasil kerja kerasku selama ini. Kau boleh menggunakannya jika kau mau," jelas Alpha panjang lebar.
Mendengar penjelasan Alpha itu, dengan berat hati Vin berusaha mempercayainya kembali.
"Aku akan memasak dulu," sambung Alpha pada Vin yang masih terpaku menatap tas itu.
Setelah beberapa saat Vin menunggu, akhirnya Alpha sudah selesai dengan masakannya dan menghidangkannya untuk Vin. Meja makan yang sebelumnya kosong, kini dipenuhi dengan makanan yang baru pertama kali ia lihat di dalam hidupnya.
Meskipun ia takjub dengan apa yang dilihatnya, namun di sisi lain ia merasa sungkan karena semua bahan itu dibeli menggunakan uang Alpha dan ia juga lah yang memasak semua makanan yang kini tersaji di depannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm the VILLAIN
Fiksi Remaja[SEDANG DALAM PERBAIKAN] Setelah semua yang ia korbankan, bahkan termasuk seluruh hidupnya, tapi kenapa justru kematian adalah balasannya? Apakah kehidupan itu benar-benar adil? Tidak, apa bahkan ia bisa dikatakan, 'Hidup'? Code name ALPHA. Seorang...