"KAU BUKAN VIN!" Teriak wanita itu sambil menatap tajam ke arah Alpha.
"A-Aku Vin.. Aku putra bunda." Balas Alpha sambil tersenyum hambar seolah tanpa perasaan.
"TIDAK! KAU BUKAN PUTRA KU! KATAKAN DIMANA VIN, BAJINGAN!" Teriak wanita itu sekali lagi dengan air mata yang sudah meluncur melewati pipinya.
"AKU JUGA PUTRAMU!" Teriak Alpha kesal dengan bola mata yang melotot penuh amarah.
"Kumohon katakan dimana putra ku? Dimana Vin...?" Ujar wanita itu terisak dalam tangisnya dengan tubuh lemas.
Melihat tubuh istrinya rubuh, Alan segera meraih nya dan menariknya kedalam dekapannya.
"Hei hei tenanglah... Dan kau! Katakan dimana putra kami?! Dimana Vin?!" Tanya tegas Alan menatap Alpha tajam.
"SUDAH KU BILANG AKU PUTRA MU! Aku.. Putra kalian.." Ujar Alpha sambil menatap miris.
Alpha terdiam sejenak, pandangan nya mengarah ke bawah melihat kedua paruh baya itu bersimpuh sambil menenangkan satu sama lain.
"Aku membunuhnya." Lirih Alpha sambil menyeringai.
Mendengar ucapan Alpha, lantas bunda Vin terdiam sejenak tidak percaya.
"BOHONG! KAU PENIPU! KATAKAN DIMANA VIN! Kumohon padamu katakan dimana putraku." Histeris wanita itu dalam pelukan suaminya.
"Bukan kah aku juga putra mu bunda? Apa kau tidak mengingatku? KENAPA?! KENAPA HANYA AKU YANG KAU BUANG, KENAPA?!" Teriak Alpha sambil membanting kursi di ruang makan itu dengan kuat.
Melihat itu lantas kedua paruh baya itu terdiam sejenak dan menatap Alpha tajam.
"Karena kau mengecewakan." Balas bunda Vin menatapnya datar dengan tersenyum miring.
"Al?" Panggil Jenny sambil menepuk pundak Alpha dari belakang.
Merasakan tepukan itu, lantas Alpha membuyarkan lamunannya.
Terlihat sebulir air mata menetes dari sudut mata Alpha yang tajam. Melihat itu, Jenny mengusap nya lembut.
"Hilangkan semua pikiran buruk mu itu okay?" Ujar Jenny sambil menatap mata Alpha seolah mengerti apa yang sedang memenuhi kepala Alpha.
Mendengar itu lantas Alpha mengusap wajahnya dan mendongak ke atas menutup matanya sambil berusaha menenangkan diri.
Untuk pertama kalinya setelah sekian lama jantung Alpha berdegup kencang tak seperti biasanya. Tubuhnya berkeringat dingin dan hatinya terus gelisah. Sesekali ia menelan ludah dan menghela nafas panjang menenangkan dirinya berulang kali.
"Sialan sialan sialan." Pekik Alpha sambil mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.
"Hey calm down. Just do as usual. Bukankah kau sudah sering menyamar menjadi orang lain saat misi, kenapa kau seperti ini?" Ujar Jenny sambil mengusap punggung tangan Alpha.
("Hei tenang. Lakukan saja seperti biasa.")"Aku mungkin bisa menyamar menjadi siapapun dan menipu semua orang, tapi bisakah aku menipu perasaan seorang ibu? Bisakah aku berpura-pura menjadi anaknya?" Ujar Alpha menatap Jenny penuh arti.
"Kau juga anaknya." Sahut Jenny singkat.
Mendengar perkataan Jenny, Alpha terdiam sejenak. Mungkin saja yang Jenny katakan benar, dia memang anak yang dilahirkan dari rahim yang sama, tapi bukan dia yang dibesarkan. Mungkin saja dia bisa mengelabui bunda Vin, tapi sampai kapan itu akan bertahan? Seorang ibu pasti akan mengenali anak yang telah ia besarkan dengan tangannya sendiri. Sedangkan Alpha? Ia hanyalah anak yang di buang, yang bahkan tidak pernah merasakan rasanya dibesarkan dengan kasih sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm the VILLAIN
Teen Fiction[SEDANG DALAM PERBAIKAN] Setelah semua yang ia korbankan, bahkan termasuk seluruh hidupnya, tapi kenapa justru kematian adalah balasannya? Apakah kehidupan itu benar-benar adil? Tidak, apa bahkan ia bisa dikatakan, 'Hidup'? Code name ALPHA. Seorang...