"Terimakasih Alpha, karena mu kami bisa mengungkap bisnis judi ilegal ini." Ujar seorang pria pada Alpha.
"Yah aku juga berterima kasih kau sudah mau datang saat ku panggil. Walaupun sedikit lama." Sahut Alpha.
"Kau tidak ada takut-takutnya ya pada seorang komisaris polisi." Ucap pria itu.
"Kau yang seperti nya mulai terlihat tidak takut padaku, mau ku tunjukkan dimana posisi mu?" Ujar Alpha sambil tersenyum mengerikan.
"Ha-ha aku hanya bercanda. Ngomong-ngomong apa benar dia mati bunuh diri?" Tanya pria itu.
"Dia pasti akan membesar-besarkan masalah ini kalau tau aku meletakkan peledak di mulut Dice itu." Batin Alpha sambil memutar bola matanya malas.
"Tentu saja. Kau urus saja masalah disini, aku mau pulang." Ujar Alpha.
"Kau sudah mendapatkan buku besar itu?" Tanya komisaris polisi tu sambil mengantar Alpha keluar.
"Iya. Disana semua rekap transaksi dan pengalihan dana dari bisnis gelap ini untuk perusahaan Adam sangat lengkap, tinggal mencari tiga buku besar lain." Ujar Alpha.
"Baiklah, kalau begitu. Hubungi aku kapan pun kau butuh aku." Ujar pria itu.
"Baiklah. Ngomong-ngomong kau membawa motorku kan?" Tanya Alpha.
Tanpa menjawab pertanyaan itu, lantas pria itu menunjukkan kunci sepeda motor tepat di depan Alpha. Melihat itu, Alpha lantas mengambil kunci motor nya dan pergi meninggalkan tempat itu.
Alpha memacu motornya dengan cukup kencang. Sepanjang jalan suara kendaraan terdengar beriringan dan cukup berisik. Ia hanya diam dan fokus melihat ramainya jalanan, kepalanya mulai merasa tenang karena dia sudah menyelesaikan pekerjaan nya. Tapi, entah kenapa hatinya tetap merasa tidak tenang.
"Sedikit lagi. Hanya perlu bersabar sedikit lagi. Aku akan bisa terlepas dari belenggu yang mengikatku ini." Batin Alpha sambil menghela nafas.
Merasakan getaran di saku nya lantas Alpha tersadar. Ia menghentikan motornya di tepi jalan dan mengangkat telepon nya yang berdering.
"Halo?" Sapa Alpha.
"Syukurlah kamu angkat telpon nya. Apa akhir-akhir ini kamu sibuk? Bunda sering mengirimi pesan dan menelpon mu tapi kamu jarang menjawabnya." Ucap seorang wanita bernama Regina yang merupakan bunda Vin itu.
"Ah iya bunda. Al- maksudku Vin memang sedikit sibuk. Akhir-akhir ini guru sering memberikan banyak tugas, jadi Vin sibuk mengerjakan nya. Ada apa bunda?" Tanya Alpha.
"Tidak apa-apa, bunda hanya kangen sama putra bunda, memang nya nggak boleh?" Ujar Regina menggoda putranya itu.
"Tidak seperti itu bunda." Balas Alpha.
"Oh iya, kalau ada hari libur sempatkan pulang ke rumah ya, sudah lama kamu tidak pulang ke rumah kan?" Ujar Regina.
Mendengar hal itu lantas Alpha melihat jam di ponsel nya.
"Masih jam 4 sore. Perjalanan dari sini ke kampung halaman Vin sekitar 3 jam, kurasa bisa." Batin Alpha.
"Kalau begitu bagaimana jika Vin kesana sekarang? Lagipula besok Vin berniat tidak masuk sekolah, karena hanya ada acara ulang tahun sekolah." Ujar Alpha.
"Baiklah kalau kamu mau. Pintu rumah senantiasa terbuka untuk mu kapan pun. Kalau begitu bunda matikan ya. Kabari bunda kalau sudah sampai, hati-hati Vin." Ujar Regina dan langsung mematikan ponselnya.
Alpha hanya memijat ringan dahinya, walaupun sering menyamar menjadi seseorang, tapi entah kenapa kali ini terasa cukup berat baginya. Ia kembali memacu motornya dengan kecepatan tinggi agar segera sampai di kampung halaman Vin.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm the VILLAIN
Teenfikce[SEDANG DALAM PERBAIKAN] Setelah semua yang ia korbankan, bahkan termasuk seluruh hidupnya, tapi kenapa justru kematian adalah balasannya? Apakah kehidupan itu benar-benar adil? Tidak, apa bahkan ia bisa dikatakan, 'Hidup'? Code name ALPHA. Seorang...