Seberkas cahaya masuk melalui celah-celah korden, sedikit semburan embun masih tersisa di permukaan jendela. Suasana pagi yang menenangkan, mungkin.
Nampak seorang remaja tengah duduk bersandar dengan sebuah berkas ditangannya. Menatap dengan jeli isi berkas itu. Sesekali ia menghela nafas berat. Nampak matanya sudah lelah, dapat dipastikan bahwa ia terjaga semalaman, memang sudah seperti makanan sehari-hari jika setiap malam matanya tidak bisa terpejam.
"Hahh.." Dengus Alpha sambil menarik selembar kertas dari dalam map.
"Al?" Panggil Jenny sambil mengetuk ringan pintu kamar Alpha.
Alpha mengalihkan pandangannya ke asal suara, ia beranjak dari duduknya dan membuka kan pintu kamar nya.
Tanpa mendengar sepatah kata dari Alpha yang mengizinkannya masuk, Jenny sudah masuk begitu saja dan merebahkan tubuhnya di kasur Alpha.
"Sudah memilih misi mana yang akan kau kerjakan?" Tanya Jenny dan dibalas anggukan oleh Alpha.
"Ya sudah nanti saja. Aku disuruh ibumu untuk membangunkan mu. Hahh padahal kau sendiri tidak tidur mau dibangunkan gimana ck." Decak Jenny kesal sambil menatap langit-langit kamar itu.
"Sudah lah, kalau sudah siap-siap turun saja, kita sarapan bareng." Sambung Jenny sambil beranjak dari posisinya dan berjalan keluar dari kamar Alpha.
Melihat Jenny sudah keluar dari kamar nya, Alpha segera meraih handuk dan pergi berjalan ke kamar mandi.
Alpha memejamkan matanya dan mendongak ke arah shower menikmati setiap tetesan air yang mengalir ke wajahnya.
Kepalanya terus memutarkan memori-memori yang sama sekali tidak ingin diingatnya. Sesekali ia meneguk ludahnya sendiri menenangkan emosi dihatinya.
"Hahh..." Alpha menghela nafas kasar sambil mengusap wajahnya.
"Aku pasti akan membalas kalian puluhan kali lipat." Gumam Alpha.
Jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Nampak dua paruh baya dan dua remaja yang kini tengah duduk di meja makan dengan raut wajah bahagia. Terlihat banyak sekali makanan rumahan yang tersaji di meja itu.
"Wah sudah lama sekali ngga makan masakan rumah." Ujar Jenny antusias dengan mata berbinar melihat meja penuh makanan itu.
"Hahaha, makan yang banyak ya, semoga sesuai selera kamu, tante ngga tau kamu suka apa." Sahut Regina sambil tersenyum ramah kepada Jenny.
Mendengar itu lantas Jenny mengangguk. Berbeda dengan Alpha yang kini hanya diam mematung menatap lamat-lamat makanan di depannya.
"Vin, ayo cepat ambil makanan mu." Ujar Alan pada Alpha yang sontak membuyarkan lamunannya.
"Sini bunda ambilin ya." Ujar Regina sambil mengambilkan makanan untuk Alpha.
Kini makanan itu sudah tepat berada di depan matanya. Namun Alpha tidak kunjung memakannya, ia hanya menatap makanan tersebut dengan lekat. Melihat itu lantas Jenny menyenggol lengan Alpha dengan siku nya.
"Berhentilah curiga seperti itu. Seorang ibu tidak akan meracuni anaknya." Bisik Jenny pada Alpha.
"Kenapa Jenny?" Tanya Regina yang melihat Jenny tengah berbisik pada Alpha.
"Nggak kok tante, tadi saya bilang ke Alpha kalau makanannya enak." Balas Jenny.
Mendengar ucapan Jenny lantas Alpha menoleh ke arahnya memperingatkan.
"Alpha?" Tanya Alan bingung melihat Jenny dan Regina secara bergantian.
"Eh maksud saya Vin. Alpha itu nama panggilan kesayangan saya untuk Vin hehe." Cengir Jenny sedikit gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm the VILLAIN
Novela Juvenil[SEDANG DALAM PERBAIKAN] Setelah semua yang ia korbankan, bahkan termasuk seluruh hidupnya, tapi kenapa justru kematian adalah balasannya? Apakah kehidupan itu benar-benar adil? Tidak, apa bahkan ia bisa dikatakan, 'Hidup'? Code name ALPHA. Seorang...