05-Arvin Agastya (1)

1.1K 105 10
                                    

Vin yang sedari tadi melamun seketika membuyarkan lamunannya begitu mendengar suara pintu kamarnya yang terbuka. Netranya menatap lekat seorang pria yang tampak berusia seumurannya itu kini berjalan ke arahnya. Vin hanya diam tidak tahu apa yang harus ia lakukan atau katakan begitu melihat Alpha.

"Uhmm Al, soal tadi... Aku minta maaf," ujar Vin membuka pembicaraan.

"Lupakan hal itu. Anggap saja kau tidak pernah melihatnya," sahut Alpha sambil mendudukkan dirinya di hadapan Vin.

Vin termangu sejenak mendengar ucapan Alpha. Setelah mengetahui apa yang ia lihat, bagaimana ia bisa bersikap seolah tak tahu apapun? Begitulah pikirnya.

"Aku tidak bisa melakukan hal itu. Melihat saudaraku yang setelah sekian lama tak bertemu dengan keadaan seperti itu, bagaimana aku bisa menutup mata? Sejak dulu aku tidak pernah menceritakan masalahku pada siapapun, tapi kini aku merasa seperti punya tempat untuk bercerita setelah melihatmu. Karena itulah aku juga ingin kau menganggapku seperti itu. Apapun yang kau alami, aku juga ingin tahu dan sebisa mungkin menjadi tempat untukmu bersandar. Aku ingin agar kita bisa saling berbagi cerita. Begitulah seharusnya saudara," jelas Vin menatap lekat manik mata Alpha penuh arti.

"Katakan dengan jujur, kenapa tubuhmu penuh dengan bekas luka seperti itu? Sebenarnya apa saja yang sudah kau alami? Apa itu disebabkan oleh orang tua yang mengasuhmu?" sambung Vin.

"Aku tidak bisa mengatakannya sekarang," balas Alpha.

Mendengar jawaban dari Alpha, Vin hanya menghela nafas panjang. Ia berusaha memahami Alpha yang mungkin masih merasa tidak nyaman dengannya.

"Baiklah kalau begitu. Jika kau sudah siap menceritakannya nanti, kau bisa mengatakannya padaku, aku akan selalu menunggu sampai kau merasa nyaman dan mau terbuka denganku," sahut Vin sambil tersenyum ke arah Alpha.

"Aku tidur dulu. Besok aku harus ke sekolah lagi untuk mengambil rapor. Tolong bangunkan aku jika besok kau bangun lebih dulu," ujar Vin sambil beranjak dari duduknya dan berjalan ke kamarnya.

Melihat Vin yang beranjak dari duduknya dan pergi ke kamarnya, lantas Alpha juga langsung berdiri dan mengikuti Vin di belakangnya.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Vin begitu melihat Alpha membaringkan tubuhnya di sebelahnya.

"Tidur," jawab Alpha singkat.

"Hahaha benar juga," sahut Vin dengan tawa canggungnya.

Suasana di antara keduanya terasa kembali lengang, seakan ucapan Vin itu menjadi kalimat terakhir yang menutup pembicaraan mereka.

Merasa tak nyaman dengan suasana canggung itu, lantas Vin kembali membuka suaranya.

"Kau tahu, selama ini kehidupan ku tak pernah berjalan dengan baik. Aku memang tidak tahu bagaimana kau menjalani kehidupanmu, tapi aku akan berdoa untuk kebahagiaanmu. Aku tidak ingin kau mengalami kehidupan yang buruk sepertiku," ujar Vin sambil menatap ke arah langit-langit kamarnya.

Mendengar ucapan Vin, Alpha hanya terkekeh pelan.

"Kenapa kau tertawa? Aku serius," sahut Vin yang tidak sengaja mendengar kekehan Alpha.

"Entahlah. Hanya saja ucapanmu terdengar lucu di telingaku. Aku sendiri tidak bisa memastikan apakah hidupku ini berjalan dengan baik atau tidak. Tapi bagaimanapun, aku sudah bertahan hidup dengan baik sampai saat ini, dan akan terus seperti itu," jawab Alpha sambil menatap ke arah Vin.

"Bagaimana kehidupanmu?" tanya Alpha penasaran.

Vin sedikit terkejut mendengar pertanyaan Alpha itu. Melihat dari sikap Alpha yang seolah terlihat tidak peduli dengan sekitarnya, ternyata dia juga penasaran dengan kehidupan Vin.

I'm the VILLAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang