52-[Ares] : Club (4)

58 11 0
                                    

Buaghh.

Sebuah pukulan mendarat tepat di pipi Alpha. Tak sekalipun ia menghindari pukulan-pukulan yang dilayangkan ke arahnya. Air mukanya tak menampakkan kesakitan, justru matanya begitu menjelaskan sebuah penyesalan.

Darah segar menetes membasahi tubuh nya. Wajahnya penuh kerak darah yang mengering dan terus dibasahi oleh tetesan darah yang tiada henti-hentinya mengalir. Matanya mulai sayu dan pandangan nya kabur, tubuhnya terhuyung mulai kehilangan keseimbangan nya.

Alpha menatap manik mata seorang pria yang tengah menatap nya penuh rasa kebencian.

"Ku mohon berhentilah." Ujar Alpha menatap pria tersebut miris.

"AARRGHHH! DIAM!" Teriak nya sambil kembali melayangkan pukulan.

"Berhentilah menatapku dengan tatapan itu!" Pekiknya sekali lagi dengan nada suara berat dan nafas yang tersengal-sengal.

Bruk

Tubuhnya tiba-tiba ambruk, seolah seluruh tenaganya tak lagi tersisa untuk sekedar menggerakkan jari-jarinya.

"Berhentilah. Lihat tubuh mu itu. Tanpa kau sadari kau merusak tubuhmu sendiri alih-alih memperkuatnya." Ujar Alpha menghampiri pria yang bersimpuh di depannya itu.

"Kau tau apa? Kau yang sudah memiliki segalanya tau apa tentang ku?" Ujar pria itu menatap Alpha lesu.

"Berhentilah mengatakan omong kosong. Ayo pulang." Ujar Alpha sambil menarik tangan pria itu.

"ARGHH LEPASKAN AKU! Aku tidak akan kembali ke tempat sialan itu! Apa kau tau betapa sulitnya aku menggapai posisiku saat ini?! Aku tidak akan lagi kembali ke bawah dan merangkak dibawah kakinya!" Sahut pria itu.

"Kau tau sendiri apa yang akan terjadi padaku kalau aku kembali kesana. Dan kau memintaku untuk tetap kembali?" Tanya pria itu menatap Alpha dengan sinis.

"Aku akan melindungi mu." Jawab Alpha.

"Heh. Berhentilah mengatakan omong kosong. Hanya kematian yang akan menyambut ku jika aku kembali. Satu-satunya cara untuk bertahan hidup hanyalah pergi ke tempat orang yang lebih lemah dariku. Disini aku memiliki segalanya. Orang-orang tunduk padaku, mereka merangkak dibawah kaki ku. Kekuatan adalah segalanya, dan disini aku lah Tuhan nya. Kau tau apa tentang ku? Kau sudah terlahir dengan bakat menjadi orang yang kuat. Semua orang yang ada disana takut terhadap mu, tidak, bahkan setiap orang yang bertemu denganmu akan ketakutan terhadapmu. Kau bisa melindungi dirimu sendiri hanya dengan mengandalkan ketakutan orang lain terhadapmu. Aku yang bahkan tidak memiliki kekuatan untuk melindungi diriku sendiri, akan mati secara mengenaskan disana." Jelas pria itu.

"Terasa lucu mendengar hal itu dari mulutmu. Kau bilang aku memang terlahir menjadi kuat? Apa kau bahkan tau apa yang ku perjuangkan dan ku korbankan? Kenapa kau sebegitu nya terobsesi dengan kekuatan sampai-sampai menggunakan cara cepat yang justru merugikan dirimu sendiri? Dan apa kau pikir dirimu sekarang sudah kuat? Obat-obatan itu tidak menjadikan mu kuat! Tapi lebih mendekatkan mu pada kematian! Kalau kau ingin kuat karena obat-obatan itu, baiklah. Lanjutkan saja, sampai tubuh mu rusak dengan perlahan dan mati tersiksa karenanya!" Ujar Alpha sedikit kesal, lalu beranjak pergi meninggalkan pria itu.

"Haha. Ini semua karena mu, Alpha." Ujar pria itu dan membuat Alpha menghentikan langkahnya kemudian berbalik menghadap pria itu.

"Sekarang hiduplah dalam penyesalan." Ujar pria itu yang kemudian menjatuhkan dirinya dari lantai 4 bangunan setengah jadi itu.

Dengan sekuat tenaga Alpha berlari berusaha meraih pria itu. Tangannya terlambat meraih tubuh pria itu yang dengan cepat terjatuh ke bawah. Matanya membelalak, napasnya tertahan di tenggorokan. Dunia seakan berhenti berputar saat ia melihat tubuh pria itu terjatuh dan hancur tak berbentuk tepat di depan matanya.

I'm the VILLAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang