Dor!
Suara tembakan bergema dalam ruangan itu. Sepasang manik mata bergetar ketakutan melihat hal itu. Perasaan kecewa, sedih, marah, seolah tergambar kan dengan jelas melalui tatapan itu.
"Eva!"
"Eva!" Panggil Alpha berulang kali pada sosok gadis yang kini diam mematung di hadapannya.
Telinganya berdenging hebat, menyamarkan suara di sekitarnya. Sebulir air mata menetes melewati sudut mata cantik itu.
"Eva sadarlah!" Ucap Alpha sekali lagi sambil mengguncang tubuh Eva.
Sontak mata Eva kembali bergerak, sorot matanya tertuju pada Alpha. Merasakan guncangan dari Alpha, lantas Eva tersadar dan tubuhnya melemas.
"Bukan saat nya seperti ini! Kita harus pergi!" Ujar Alpha segera meraih tubuh Eva yang hampir ambruk itu.
Eva mengangguk pelan pada perkataan Alpha, ia berlari mengikuti Alpha yang kini menggenggam erat pergelangan tangannya.
"Eva lari keluar! Cegat dia, jangan biarkan dia lolos!" Ujar Adam pada seseorang melalui ponsel nya.
Tampak banyak sekali pasang mata yang tertuju pada Eva dan Alpha yang kini berlarian dalam gedung itu.
"Kita turun lewat tangga." Ujar Alpha sambil terus menggandeng tangan Eva agar mengikuti langkahnya.
"Aku tidak kuat lari lagi." Ujar Eva terengah-engah.
"Terlalu beresiko jika kita turun lewat lift, bisa saja orang suruhan ayahmu mencegat kita di depan pintu lift." Ujar Alpha.
"DIA BUKAN AYAHKU!" Teriak Eva yang mengejutkan orang-orang disekitar dan membuat mereka kembali menjadi pusat perhatian.
Alpha terdiam sejenak, ia sangat mengenal tatapan mata Eva itu. Tatapan yang sama seperti miliknya. Mata yang terus mengatakan kebencian yang amat mendalam.
"Baiklah, sebaiknya anda sekarang mengikuti saya." Ujar Alpha membuka suara.
Alpha bergerak sangat berhati-hati. Langkah demi langkah kaki nya menyusuri tangga berputar yang tiada habisnya. Matanya tetap fokus membidik ke segala arah dengan sebuah pisau yang sejak tadi digenggam nya kuat.
Eva berjalan menuruni tangga mengikuti arahan Alpha. Eva menatap lamat-lamat punggung pria di depan nya itu. Sejenak ia teringat kata-kata menyakitkan yang pernah ia lontarkan pada Alpha.
Disaat semua orang yang ia kenal menghianati nya, justru orang yang sama sekali tidak ia kenal berusaha melindunginya.
"Apa yang sudah kukatakan padanya.." Batin Eva menyesali perbuatannya.
"Dasar bodoh." Gumam Eva sambil memukul kepalanya sendiri.
"Apa?" Tanya Alpha yang tidak sengaja mendengar ucapan Eva.
"Tidak, bukan kau." Ujar Eva.
Alpha hanya mengangguk ringan pada perkataan Eva.
"Kau pergi saja." Ujar Eva.
"Lagipula tidak ada tempat yang bisa ku tuju. Aku bisa menjaga diriku sendiri." Sambung Eva.
Alpha menatap lamat-lamat wajah Eva.
"Anda bisa tinggal dengan saya kalau tidak keberatan." Ujar Alpha.
Eva terdiam menatap Alpha.
"Kenapa kau sebegitu nya melindungi ku? Setelah semua perkataan menyakitkan yang ku lontarkan?! Kau juga bukan siapa-siapa ku, jangan bicara seolah-olah kau akan selalu berada di sisiku! Dasar brengsek!" Ujar Eva dengan nada sedikit keras sambil mengusap air matanya yang tidak terbendung lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm the VILLAIN
Fiksi Remaja[SEDANG DALAM PERBAIKAN] Setelah semua yang ia korbankan, bahkan termasuk seluruh hidupnya, tapi kenapa justru kematian adalah balasannya? Apakah kehidupan itu benar-benar adil? Tidak, apa bahkan ia bisa dikatakan, 'Hidup'? Code name ALPHA. Seorang...