53-[Ares] : Club (5)

86 13 4
                                    

Sepasang manik mata menatap ke arah pintu dengan terkejut. Matanya terbuka lebar melihat seorang pria yang tak asing dimatanya tengah berjalan menghampirinya.

"Kenapa kau panik begitu?" Tanya Alpha pada pria yang kini terbaring di ranjang dengan tubuh yang penuh balutan perban.

"Apa yang kau lakukan disini?!" Tanya pria itu.

Tanpa menjawab pertanyaan itu, Alpha seketika mencengkram erat leher pria itu dan menatapnya tajam.

"Aku sangat ingin membunuhmu sekarang, jadi jawab pertanyaan ku dengan baik kalau kau masih ingin hidup!" Ujar Alpha memperingatkan.

"B-Baiklah." Jawab pria itu dengan suara yang terasa tersekat di tenggorokan nya.

Mendengar jawaban pria itu, lantas Alpha segera melepaskan tangannya dari leher pria itu.

Ia segera menghela nafas panjang begitu Alpha melepaskan tangannya.

"Zack. Kau ingat nama itu, kan? Apa dia masih hidup?" Tanya Alpha.

"Apa?" Sahut pria itu menatap Alpha lamat-lamat.

"Ahhh aku baru ingat sekarang. Kau adalah Alpha kan?" Tanya pria itu sambil menyeringai.

"Jadi kau lah orang yang selalu diceritakan bajingan itu. Mendengarmu menanyakan apa dia masih hidup atau sudah mati sepertinya orang itu memiliki tempat spesial di hatimu." Sambung pria itu tersenyum miring.

"Jawab saja pertanyaan ku brengsek!" Sentak Alpha dengan geram sambil menarik kerah baju pria itu.

"Kau sendiri melihatnya bunuh diri kenapa masih menanyakan hal yang sudah pasti?" Ujar pria itu terkekeh.

"Lihat saja kalau sampai kau berbohong padaku." Ujar Alpha memperingatkan.

Merasa tak ada lagi yang perlu dikatakan, Alpha segera beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan pria itu.

"Apa aku salah lihat?" Batin Alpha.

"Sampai akhir hayatnya pun dia terus saja membicarakan mu." Ujar pria itu dan membuat Alpha menghentikan langkahnya.

"Meskipun aku tidak terlalu suka dengannya karena dia sulit diatur, tapi tubuhnya itu benar-benar seperti kanvas bersih yang bisa dilukis apa saja. Aku banyak terbantu karena nya, dia merelakan tubuhnya untuk mencoba narkoba-narkoba baru yang ku buat. Setiap narkoba yang ku ciptakan dia adalah orang pertama yang mencobanya." Ucap pria itu.

"Sebanyak apapun obat-obatan yang ku berikan padanya, tubuhnya mampu menerima semua itu bahkan mengesampingkan efek samping dari obat itu sendiri. Daya tahan tubuhnya benar-benar luar biasa. Karena dia selalu terobsesi dengan kekuatan, jadi aku membodohi nya dengan mengatakan akan memperkuatnya jika dia mengonsumsi obat-obatan yang ku buat itu. Sayang sekali dia sudah mati, sekarang aku kesusahan mencari kelinci percobaan seperti dia." Sambungnya lagi sambil tertawa pelan.

Buaghh..

Sebuah pukulan mendarat tepat di wajah pria itu. Melihat Alpha yang tengah naik pitam, para polisi yang menjaga ruangan itu segera mengambil tindakan dengan cepat. Mereka menarik badan Alpha berusaha memisahkan tubuh Alpha dari pria itu.

"BRENGSEK KAU! BERANI SEKALI KAU MEMBUAT SESEORANG SEBAGAI KELINCI PERCOBAAN MU! AKU AKAN MENBUNUHMU! LEPASKAN AKU SIALAN!" Teriak Alpha naik pitam sambil berusaha melepaskan tubuhnya dari cekalan beberapa orang itu.

Dengan cepat dan kuat Alpha membanting satu per satu orang yang berusaha menghentikan nya. Setelah berhasil melepaskan dirinya, Alpha kembali melesat dengan cepat ke arah pria itu dan melayangkan pukulan padanya berulang kali.

I'm the VILLAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang