Sepasang mata nampak tertuju pada seorang remaja yang kini tengah duduk sambil menatap tajam sang pemilik mata. Nampak jelas raut wajah serius yang terlihat dari tatapan matanya yang tajam.
"Kau tau, Jenny tidak pernah menyarankan seseorang jika dirinya sendiri tidak yakin dengan kinerja orang itu, jadi kuharap kau bisa menyelesaikan misi nya. Temukan dia dan bawa dia kepadaku." Ujar seorang pria yang terlihat sudah berusia lanjut.
Alpha memperbaiki posisi duduknya.
"Bagaimana dengan laporan polisi?" Tanya Alpha penasaran.
"Ekhem. Aku sudah melaporkan nya, kau tau sendiri tidak ada yang bisa diharapkan dari polisi. Meskipun aku harus membayar mahal untuk menyewa tentara bayaran seperti mu, kurasa itu lebih menguntungkan." Balas pria itu.
Alpha mengangguk pada ucapan pria itu. Ia menundukkan kepalanya pamit, lalu beranjak dari duduknya dan berjalan keluar dari ruang tamu rumah itu. Melihat Alpha beranjak dari duduknya, lantas pria itu mengikuti Alpha dan mengantarnya keluar sampai dari ambang pintu rumah itu.
"Ah aku berubah pikiran. Bunuh saja dia di tempat." Sambung pria itu dari ambang pintu rumahnya dan di balas anggukan oleh Alpha.
Alpha membalikkan badannya dan berjalan meninggalkan rumah itu. Pria tersebut menatap lamat-lamat punggung Alpha dari ambang pintu yang kian menghilang dari pandangannya.
"Liar." Gumam Alpha sambil menyeringai.
("Pembohong.")*****
Matahari masih bersinar dengan terik. Bayangan masih terlihat sepanjang tombak. Sepasang mata tengah menatap tajam ke arah seorang wanita dengan setelan jaket berwarna coklat dengan celana hitam ketat yang tampak baru saja keluar dari mobilnya.
Sesekali ia menghela nafas, sambil terus menatap wanita itu lekat tanpa mengalihkan pandangannya.
Wanita tersebut melangkahkan kakinya masuk ke sebuah lokasi konstruksi. Nampak sebuah gedung setengah jadi dengan beberapa alat berat yang berada di sekitar nya. Beberapa pekerja terlihat berada tak jauh dari lokasi konstruksi tersebut meninggalkan pekerjaan mereka untuk beristirahat.
"Huft." Dengus Alpha bosan.
Alpha membenarkan posisi masker dan topinya lalu beranjak dari posisinya dan berjalan cepat menghampiri wanita itu.
Brak...
Alpha menerjang tubuh wanita itu, dan menahan tubuh wanita itu ke dinding sebuah bangunan setengah jadi dengan kuat. Lengannya menahan tengkuk wanita itu agar kepalanya terus menempel ke dinding sambil menodongkan sebuah pisau ke pelipis wanita itu. Salah satu tangannya menahan kedua tangan wanita itu dibelakang punggungnya.
Merasakan aura membunuh yang kuat dari Alpha, wanita tersebut sedikit gemetar ketakutan.
"S-Siapa yang mengirim mu?" Tanya wanita tersebut dengan sedikit memberontak dari cengkraman Alpha.
"Apa kau kemari untuk menghabisi ku?" Tanya wanita itu sekali lagi seolah sudah menebak bahwa hal ini cepat atau lambat akan terjadi padanya.
"Anda menanyakan hal yang sudah jelas. Anda tidak perlu tahu siapa yang mengirim saya nyonya. Apa anda masih mau hidup? Jika iya, jawab pertanyaan saya. Hidup dan mati anda tergantung pada jawaban anda." Ujar Alpha sambil menekan tubuh wanita itu yang berusaha lepas dari cekalan nya.
Melihat kebungkaman wanita itu lantas Alpha membuka suaranya.
"Mendengar pertanyaan tentang 'siapa pengirim saya' sepertinya anda sudah menduga bahwa 'seseorang' memang berencana untuk menghabisi anda. Apa hubungan anda dengan orang itu? Dan kenapa orang itu ingin menyingkirkan anda?" Tanya Alpha penuh penekanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm the VILLAIN
Fiksi Remaja[SEDANG DALAM PERBAIKAN] Setelah semua yang ia korbankan, bahkan termasuk seluruh hidupnya, tapi kenapa justru kematian adalah balasannya? Apakah kehidupan itu benar-benar adil? Tidak, apa bahkan ia bisa dikatakan, 'Hidup'? Code name ALPHA. Seorang...