Disudut ruangan paling gelap, nampak seseorang tengah bersandar termangu menatap kosong kedepan. Sejenak ia menghela nafas panjang sambil memejamkan matanya. Sebuah seringai terlukis di rahang tegasnya.
Suara dercik air memenuhi ruangan itu bersamaan dengan suara desis kesakitan karenanya. Ia membesut ringan tubuhnya yang penuh goresan itu.
"Hah." Dengus Alpha.
Ia berjalan keluar dari kamar mandi dengan hanya sebuah handuk yang membalut tubuhnya. Tampak terlihat satu setel seragam abu putih yang terlipat rapi diatas meja lengkap dengan atributnya.
Tak berselang lama, kini Alpha sudah siap dengan seragam yang rapi membebat tubuhnya. Ia menatap lamat-lamat bayangannya di depan cermin.
"Al? Kau sudah siap?" Panggil Jenny sambil mengetuk ringan pintu kamar Alpha.
Mendengar panggilan Jenny, lantas Alpha membuyarkan lamunannya. Ia segera berjalan meraih tas yang sudah ia siapkan semalam.
"Mau ku antar?" Tawar Jenny pada Alpha.
"Nggak perlu. Gw mau berangkat sendiri aja. Lu udah siapin motor gw kan?" Tanya Alpha pada Jenny.
Jenny menatap punggung Alpha yang kini tengah mengenakan celemek dan sibuk dengan masakan yang di depannya.
"Aneh sekali rasanya mendengar cara bicaramu yang berbeda ck." Decak Jenny sambil melahap sebuah apel di depannya.
Alpha hanya terkekeh mendengar ucapan Jenny. Ia membalikkan badannya dengan kedua tangan tengah membawa nampan yang berisi makanan.
"Mmmmm enak banget. Gak mau nikah sama aku aja?" Tanya Jenny.
"Gak " Sahut Alpha singkat memutar bola matanya malas.
"I'm done." Ujar Alpha sambil beranjak dari duduknya.
("Aku selesai.")"Ck cepet banget. Nih kunci motor mu." Sahut Jenny sambil melempar sebuah kunci motor ke arah Alpha.
Alpha dengan cepat menangkap kunci itu, lalu beranjak dari posisinya meninggalkan Jenny tanpa sepatah katapun. Melihat sikap Alpha, lantas Jenny hanya menghela nafas kesal.
"Hey hati-hati bawa motornya! Itu motor mahal, kalau kenapa-kenapa kau lah orang pertama yang akan aku pukul." Teriak Jenny memperingati Alpha.
"Ck lagi pula motor itu di beli dengan uang ku. Motor apa?" Tanya Alpha berbalik menatap Jenny.
"Kau lihat saja sendiri." Balas Jenny sambil menyeringai puas.
Alpha menghela nafas sabar lalu kembali melanjutkan langkahnya.
*****
Jarum jam terus berputar, kini waktu hampir menunjukkan pukul 6.45, yang artinya 15 menit lagi gerbang sekolah akan ditutup. Berulang kali Alpha menatap jam tangan yang melingkar ditangan kanannya. Ia menatap tajam rambu lalu lintas yang sudah hampir 5 menit terus berwarna merah.
"Cih haruskah gw sabotase rambu lalu lintas itu? Sangat menghambat." Gumamnya kesal.
Melihat warna merah baru saja berganti kuning, Alpha sudah memacu motornya dengan kecepatan tinggi.
Manik mata Alpha menatap tajam kedepan, tampak sebuah gerbang sekolah yang mulai terlihat pandangannya. Alpha mempercepat laju motornya hingga sampai ke depan gerbang itu.
Semua mata menatap kagum sebuah motor berwarna hitam yang mengesankan masuk kedalam sekolah mereka. Pekikan murid mulai terdengar. Alpha hanya acuh terhadap semua tatapan dan bisikan yang ditujukan padanya.
Setelah memarkir rapi motornya, Alpha melepaskan helm yang dikenakan nya dan pergi menuju ruang kelas.
"Huh ada gunanya juga aku meminta Jenny membuat denah sekolah ini." Batin Alpha.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm the VILLAIN
Teen Fiction[SEDANG DALAM PERBAIKAN] Setelah semua yang ia korbankan, bahkan termasuk seluruh hidupnya, tapi kenapa justru kematian adalah balasannya? Apakah kehidupan itu benar-benar adil? Tidak, apa bahkan ia bisa dikatakan, 'Hidup'? Code name ALPHA. Seorang...