Siluet pepohonan menari di bawah langit merah muda, seolah-olah terbakar oleh sinar matahari terakhir yang perlahan menghilang di balik cakrawala.
Dia duduk termangu di serambi sebuah rumah kayu dengan pandangan kosong, tertuju jauh ke depan, melewati pepohonan yang perlahan merunduk dalam keremangan senja. Di lehernya tergantung sebuah *dog tag, logam tipis yang memantulkan sedikit cahaya matahari yang tersisa, bertuliskan "ALPHA". Ditangannya, ia juga sibuk memainkan dog tag lain yang berulang kali ia tatap tanpa benar-benar mengerti lagi artinya. Jemarinya secara refleks meraba permukaan dingin kalung itu, seperti mencari jawaban di antara goresan angka yang terukir pada dog tag itu.
*Dog tag : Sebutan untuk tanda pengenal berupa lempengan logam kecil yang biasanya dipakai oleh personel militer. Dog tag ini berfungsi sebagai identifikasi prajurit, dan biasanya berisi informasi seperti nama, nomor identifikasi, dll.
Langkah kaki pelan terdengar mendekat, meretakkan keheningan. Sebuah tepukan ringan di pundak membuatnya tersadar dari lamunan.
"Mereka sedang menunggumu." Panggil 001 pada Alpha.
Mendengar hal itu, Alpha menghela nafas panjang sebelum akhirnya bangkit dari duduknya dan melangkah kan kakinya.
"Sudah setahun berlalu, sampai kapan kau akan terus mengingatnya?" Ujar 001 pada Alpha.
"Lupakan penghianat itu, 010." Sambung nya sekali lagi.
Alpha mengeratkan genggamannya pda dog tag yang tengah dibawa nya itu, ia menguatkan giginya sambil melirik ke arah 001.
"Bukan urusanmu." Sahut Alpha yang kemudian pergi meninggalkan 001 dan masuk ke dalam rumah kayu itu.
Terlihat beberapa orang tengah berkumpul di dalam rumah kayu itu. Alpha berdiri sambil menyandarkan punggungnya dan melipat kedua tangannya, melihat ke arah sekumpulan orang itu.
"Baiklah. Aku akan menjelaskan operasinya. Menurut data yang sudah kita dapatkan, pada hari ke 15 setiap bulan, sindikat narkoba yang akan kita tangkap melakukan pertemuan. Kita akan menargetkan waktu itu untuk meringkus mereka. Pada operasi kali ini, kita akan berkerja sama dengan para tentara bayaran dari Dandelion, dan misi ini akan dipimpin oleh Alpha, yang juga merupakan tentara bayaran Dandelion. Untuk kejelasan lebih lanjut terkait operasi ini akan dijelaskan oleh Alpha." Ujar seorang pria paruh baya menjelaskan secara singkat tentang misi yang akan mereka lakukan.
"Saya tidak setuju!" Ujar seorang pria yang terlihat seperti usia pertengahan dua puluhan menyanggah ucapan dari pria paruh baya itu.
"Apa kau punya pendapat lain, AKBP Johan?" Tanya pria paruh baya pemilik nama Rudi itu.
"Ya. Para tentara bayaran hanya bekerja sesuai dengan apa yang diperintahkan, tidak lebih hanya sekadar uang, kita para aparat negara bekerja untuk negara, tidak hanya sebatas uang." Ujar pria itu.
"Apa yang sebenarnya ingin kau katakan AKBP Johan?" Tanya Rudi pada pria itu.
"Intinya saya tidak setuju jika pemimpin operasi kali ini adalah tentara bayaran. Misi ini berkaitan dengan negara, orang luar yang tidak ada kaitannya dengan negara, terutama yang hanya bekerja untuk uang saya rasa tidak pantas untuk memimpin operasi kali ini." Ujar pria itu lagi.
"Saya juga setuju. Bukankah AKBP Johan juga terlibat dalam misi ini, kenapa bukan beliau yang memimpin operasi kali ini?" Sambung pria lain dan diikuti oleh sorakan sepakat dari beberapa orang lainnya.
"Haisshhh mereka itu-" ujar 003 yang akan maju dan menyanggah pendapat mereka, namun dihentikan oleh Alpha.
"Siapa dia?" Tanya Alpha pada 003 yang berdiri di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm the VILLAIN
Teen Fiction[SEDANG DALAM PERBAIKAN] Setelah semua yang ia korbankan, bahkan termasuk seluruh hidupnya, tapi kenapa justru kematian adalah balasannya? Apakah kehidupan itu benar-benar adil? Tidak, apa bahkan ia bisa dikatakan, 'Hidup'? Code name ALPHA. Seorang...