Part 1

6.1K 108 0
                                    

Aku mengenggam tangan kekar kecoklatan itu erat. Sungguh pria ini pasti bercanda bukankah kami saling mencintai? mengapa tiba tiba ia seperti ini?

Aku meringis melihat Kenzi menghempas tanganku keras. Matanya menatapku penuh kebencian

"Kau! Enyahlah dari hadapanku."
Kenzi berlalu begitu saja meninggalkanku yang termenung sambil menangis tersedu.

Apa yang merasuki pria gila itu?
Aku merapikan gaunku sebentar sambil menghentikan tangisku dengan paksa. Bagaimana pun kegilaan hari ini sangat sulit untuk ditangisi dengan hati.

Aku manjalin hubungan dengan seorang prajurit yang kemudian mencampakkanku yang hanya seorang pedagang roti. Sebenarnya mengingat statusku yang rendah tentu tidak heran diriku akan sangat mudah dicampakkan. Namun prajurit itu begitu mencintaiku. Sial, aku tidak menyangka dalam hubungan ini ada masa dimana aku akan dicampakkan.

Aku tidak dapat menerima perubahan mendadak ini dengan tenang. Ku dengar Kenzi ditugaskan ke bagian utara untuk menumpas perampok sebelum menemuiku sore ini. Ia datang padaku dengan wajah menahan jijik. Tanpa mengucapkan namaku dan saat aku mengenggam tangannya takut - takut ia tampak ingin membunuhku. Tatapannya benar benar membuatku merasa terhina dan sakit hati.

"Ia seperti orang lain."

Disisi lain Kenzi berjalan kembali ke istana setelah kembali dari hutan tempat ia menemui Kezia. Tatapannya datar, tidak ada emosi.

"Aku harus membunuh wanita itu"
batin Kenzi. Ia mengepalkan tangannya yang terasa terbakar setelah disentuh . Perlahan ia terduduk menahan darahnya yang berdesir seolah mendidih. Ini gila rasanya nyawanya akan meregang sebentar lagi. Matanya terbelalak, dengan nafasnya yang memendek. Pria itu pingsan sebelum bisa mencapai istana.

Sementara Kezia sedikit limbung di saat bersamaan

"Kenzi jangan menolakku, kau tidak boleh dan tidak bisa. " ucap Kezia lebih seperti berbisik. Ia dapat merasakan dimana Kenzi berada dan segera mengikuti intuisinya hingga ia menemukan Kenzi terkapar di hutan tak terlalu jauh darinya.

Hutan ini sangat lengang dan hanya ada mereka berdua di sini harusnya, namun Kezia merasakan kehadiran orang lain di sini sedang mengawasinya.

"Kau penyihir nakal yang memperbudak seorang prajurit, benar benar langka!" ucap seseorang melalui telepati.

Kezia menoleh mencari keberadaan pria yang mengawasinya.

" Kau lemah tapi punya nyali yg besar. " ucap seseorang tepat di belakang pungungnya.

Kezia ingin menoleh kalau saja ia tidak merasakan ujung pedang yang siap menebas lehernya kapanpun. Ia sedikit takut. Bagaimana orang ini tau ia seorang penyihir? Lagipula Kezia hanya menargetkan lelaki rendahan yg cukup punya uang. Ayolah Kenzi hanya seorang prajurit bukan panglima.

" Bukan urusanmu tentang dengan siapa aku bermain. Apa aku punya urusan denganmu?

Lelaki itu mengayunkan pedangnya pelan sehingga mengiris leher Kezia pelan dan dalam. Ia meringis tertahan.

" Tentu saja kau punya urusan denganku. Kau kucing liar yang harus dikurung sebelum menciptakan masalah besar."

Kezia meringis lagi tak mendengarkan ucapan lelaki itu. Lehernya benar benar akan putus sebentar lagi. Bagaimana caranya ia berpikir?

" Kau adalah penyihir malang yang tertangkap olehku. Aku ingin memusnahkanmu. Penyihir tidak boleh lagi ada di negeri ini. "

Pria itu beralih mengendus leher Kezia menjilat darah yang menetes dari sana. Ia menelan darah itu nikmat dan tertawa setelahnya. Kemudian menciumi leher Kezia sayang.

"Kau penyihir hitam ternyata. Namun kau tidak menggunakan sihirmu padaku. Apa kau juga ingin menggunakanku, penyihir?"

Kezia merinding merasakan sentuhan di lehernya. Setelah banyak melewati ritual "kotor" untuk memiliki sihir ini. Kezia tentu akan selalu terjerumus. Sihir itu merusak akalnya.

Kezia hampir saja terbuai, pikirannya ling lung. Ia seperti diperdaya oleh efek sihirnya sendiri. Mimpi buruk bertemu seseorang yang mengetahui seluk beluknya. Siapa pria ini, ia hanya manusia.

Sihir Kezia memiliki efek dua arah. Membuat seorang lelaki bertekuk lutut akan membuatnya menjadi rentan. Sihirnya akan menjebak dirinya dan target dalam keterikatan emosi dan fisik. Dengan kata lain menggunakan sihir ini juga dapat menghancurkan diri Kezia sendiri karena ia tidak akan bisa mengendalikan dirinya seiring penggunaan sihir itu terus dilanjutkan.

Alland nama pria itu segera mengambil sebuah botol berisi cairan dan memaksa Kezia meminumnya di tengah pergulatan pikiran yang terjadi di pikiran perempuan itu. Kezia kaget mencegah cairan itu masuk ke tubuhnya namun Alland memperdalam tusukan pedangnya membuat Kezia terpaksa menelan cairan itu. Kezia seketika pingsan. Tubuhnya luruh ke tanah. Bahkan pria itu tidak mau repot menahan tubuh Kezia. Ia membopong tubuh Kezia dan segera pergi dari hutan itu meninggalkan tubuh Kenzi yang masih tak sadarkan diri.

CURSE WITCH GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang