Pertemuan itu akan terus terjadi
Hallo!
Gimana kabar, nih?
Happy reading!
.
.
.“Di mana, La?”
Sendari tadi Ayla dan Keyzha terus berputar-putar mencari perpustakaan yang katanya baru buka itu. Ayla mengajak tanpa mengetahui pasti di mana tepatnya keberadaan perpustakaan itu.
“Gak tau, pusing gue baca maps,” jawab Ayla, ia membawa motor saja sudah mulai kepanasan.
Demi buku mereka berdua rela berpanas-panasan mencari perpustakaan sekaligus toko buku itu.
“Ya udah, ke tempat biasa aja.”
“Gak! Gue mau nyoba ke sana, Zha.”
Keyzha ikhlas saja dibawa Ayla ke manapun. Lagian mereka juga tidak ada jadwal masuk siang ini. Perihal panas, Keyzha di sini posisinya menjadi penumpang jadi terserah Ayla saja mau membawanya ke mana.
“Cepat, ke mana sekarang?” tanya Keyzha.
Mereka terus berkendara mengikuti panduan dari aplikasi maps. Panas matahari yang menyengat telah menghantarkan mereka pada tujuan. Terhitung sekitar satu setengah jam, mereka sampai di depan perpustakaan yang dituju.
“Jadi, kita cuman muter-muter aja?” protes Keyzha yang ternyata perpustakaan itu cukup dekat dengan kampus mereka.
Ayla mengangkat bahunya, “Ya, mana gue tau.”
“Daisy book,” ucap Keyzha saat matanya melihat nama dari perpustakaan sekaligus toko buku itu.
“Yuk, masuk!” Ayla datang dan langsung menggandeng Keyzha masuk setelah ia selesai memarkir motornya.
Keyzha mengangguk dan pasrah saja ditarik Ayla. Pikiran Keyzha masih menuju pada nama perpustakaan ini. Daisy book, pemilihan nama yang manis. Keyzha menyukai bunga daisy, bunga itu melambangkan banyak arti. Sepertinya pemilik dari perpustakaan ini juga menyukai bunga itu.
“Woah, banyak ayang baru, Zha!” ucap Ayla dengan semangatnya kala mereka berdiri di depan salah satu rak berisi puluhan buku.
Mata Keyzha ikut berbinar, bibirnya melengkung sempurna kala melihat pemandangan indah itu. Ia hanya fokus pada buku-buku itu tanpa menyadari bahwa dirinya tersenggol seseorang.
“Eh, maaf,” ucap Keyzha dan menatap orang itu.
Dava tersenyum, apakah ia berhasil? Perpustakaan ini menjadi jembatan untuknya dan Keyzha bertemu. Apapun itu, Dava akan terus memantau dan mendekati Keyzha demi Ayyana.
“Lo?” tanya Keyzha kala ia mengingat wajah tak asing Dava.
“Seberuntung itu gue bisa ketemu Davandra Haryan Wijaya?” ucap Ayla sedikit histeris kemudian mendekati Dava, “Toko buku ini keren banget, Kak. Selamat, ya!”
Dava mengangguki ucapan Ayla, “Terimakasih telah berkunjung di sini.”
“Dih, apaan sih lo, La?” Keyzha menyenggol bahu Ayla, bikin malu saja sahabatnya ini.
“Keyzha! Dia ini pemilik Daisy book! Dia Davandra Haryan Wijaya, masa lo gak tau, sih?”
Keyzha mengerutkan keningnya kemudian gadis itu membuka tas yang ia bawa lalu mengeluarkan sebuah kartu. Keyzha menatap kartu itu, ternyata di sana tertera nama panjang Dava, alamat, tempat dan tanggal lahir, bahkan di bagian bawah ada tulisan Daisy book ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVANDRA 2
Teen Fiction"Kepergianmu menjadi awal yang menyedihkan dalam ceritaku." Davandra Haryan Wijaya, nama manusia yang pernah menyia-nyiakan gadis yang mencintainya. Lelaki pengecut yang tidak mengetahui untuk siapa hatinya. ... "Gue harap lo gak mengharapkan kata t...