26. Gadis Hebat

76 5 0
                                    

Allo

Pahami typo ya, guys!

Happy reading!

.
.
.

Glassia kini menatap bayangannya sendiri di depan cermin. Ia teringat akan pekerjaan yang dulu pernah ia lakukan demi mendapatkan banyak uang dalam waktu singkat.

Glassia benar-benar menyesali segala keburukan yang pernah ia lalui dulu. Sekarang hidupnya menjadi tidak jelas karena masa lalu kelam itu. Namun, Glassia bertekad untuk menjadi lebih baik sekarang.

“Besok aku mau cari kerja,” ucapnya dengan yakin.

Meski tidak tahu harus melamar pekerjaan di mana, Glassia tetap tidak ingin patah semangat. Menurutnya, Khair tidak mungkin akan terus menampungnya seumur hidup, kan?

Glassia tersenyum pada cerminannya. Suara ketukan pintu membuat Glassia mengalihkan perhatiannya sekarang.

Tok tok tok

Glassia berjalan menuju pintu dan melihat siapa yang datang ke kamarnya malam ini?

“Hai, lagi sibuk?” tanya seorang lelaki dengan wajah yang penuh harapan pada Glassia.

“Gak, Kha,” jawab Glassia.

Khair meraih tangan Glassia, “Kita keluar, yuk!” ajaknya.

Glassia mengangguk saja dan mengikuti Khair. Ia sangat percaya dengan lelaki itu. Bahkan sekarang, Glassia hanya punya Khair dalam hidupnya.

Ia tidak tahu siapa ayahnya dan ibunya pun sudah meninggal dunia saat ia kehilangan ingatannya dan menghilang dibawa Khair kala itu.

Di depan rumah mereka, Glassia dan Khair duduk di sebuah kursi taman. Keheningan terjadi diantara keduanya saat mata mereka memandang keindahan bintang yang berserakan di langit malam.

Glassia tersenyum sendu, ia merindukan ibunya yang sudah tenang di langit sana. Gadis itu juga menatap langit penuh penyesalan, mungkin masa remajanya adalah masa yang paling kejam dalam hidupnya.

Di saat Glassia menatap langit, Khair kini malah melirik wajah gadis itu. Hatinya berdebar hebat kala melihat kecantikan yang dimiliki Glassia.

Khair khawatir, apakah yang akan ia lakukan hari ini berjalan lancar? Bagaimana jika semuanya tidak sesuai harapan?

Kekhawatiran itu terus menyelimuti Khair hingga ia tidak menyadari jika sekarang Glassia membalas tatapannya.

“Kenapa?” tanya Glassia menyadarkan lamunan Khair.

Khair menggeleng sesegera mungkin. Kini tangannya berhasil meraih tangan Glassia. Tatapan Khair begitu dalam hingga membuat Glassia tenggelam di dalamnya.

“Glassia Andindita,” ucap Khair.

Glassia tidak menjawab, ia semakin menatap Khair. Kali ini dengan tatapan penuh tanya. Gadis itu juga melihat ada yang berbeda dari tatapan Khair. Rasanya seperti lebih tersirat dari yang biasanya.

“Will you be my wife?” Tatapan mata Khair kini semakin dalam.

Sinar rembulan menerangi wajah Glassia. Mata itu mulai mengeluarkan airnya. Apakah ini sebuah mimpi?

Tapi, bagaimana dengan perasaan Glassia? Apakah ia sudah benar-benar melupakan Dava?

Glassia melepaskan tangannya dari tangan Khair. Kini gadis itu menangis seraya menutup mata dengan kedua telapak tangannya.

“Glass?” tanya Khair, lelaki itu menarik tangan Glassia yang menutupi wajahnya sendiri.

“Kalau kamu gak bisa, gapapa.” Khair mengerti, mungkin ini terlalu cepat bagi Glassia yang baru saja sembuh. Ia tidak akan memaksa gadis itu.

DAVANDRA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang