33. Hadiah Ulang Tahun Tak Terlupakan

201 4 0
                                    

Happy reading

.
.
.

Kaki Dava semakin lemah tetapi lelaki itu terus berusaha berlari menuju rumah gadis yang ditujunya malam ini. Udara dingin yang menerpanya tidak akan membuat Dava menyerah begitu saja.

Dava merasakan sesuatu keluar dari hidungnya. Perlahan salah satu tangannya menyentuh hidungnya, dan benar saja, ada cairan merah yang mengalir di sana. Dava menghapus itu semua, tidak akan ia biarkan Keyzha melihat keadaan buruknya.

Kepala Dava kini mulai terasa pusing, kakinya semakin tidak kuat menahan tubuhnya, penglihatannya juga mulai buram dan hidungnya tak henti-henti mengeluarkan banyak darah.

Dava melawan rasa sakitnya malam ini hanya demi menemui Keyzha. Ia akan berusaha melukis senyum indah di wajah gadis itu tanpa memperdulikan rasa sakit yang terus datang tanpa henti pada tubuhnya.

Meski kesehatannya memburuk, Dava tidak akan patah semangat. Tujuannya harus ia selesaikan meski nyawa akan menjadi bayarannya.

Dava hampir menggapai rumah Keyza. Ia tidak akan menyerah, perjuangannya akan berakhir malam ini.

Di sisi lain, sebuah ruangan dihias dengan begitu indah. Terdapat banyak foto juga tulisan yang mengungkapkan selamat ulang tahun pada seseorang.

Keyzha menggunakan pakaian putih yang begitu indah. Malam ini adalah perayaan hari ulang tahunnya bersama dengan kedua orang tuanya dan kakak perempuannya. Keyzha terlihat bahagia, ia merasakan kehangatan keluarga yang begitu nyata.

Gadis itu akhirnya merasa bahwa dirinya juga bagian dari keluarga itu. Ini semua seperti mimpi, ia bisa berada di tengah-tengah keluarga kecil itu.

“Keyzha siap?” tanya Riski dengan membawa kue ulang tahun di tangannya. Lelaki itu juga memberikan lilin di atas kue coklat itu dan menyalakannya.

“Make a wish dulu!” ucap Della menghentikan Keyzha yang hampir meniup lilin di kue ulang tahunnya.

Lina sedikit terkekeh melihat Della yang menghentikan Keyzha. Ia merangkul bahu gadis itu, “Benar banget, Della. Keyzha jangan langsung niup lilinnya.”

Keyzha tersenyum seraya menganggukkan kepalanya. Kedua telapak tangannya ia satukan dan perlahan menutup matanya. Keyzha menyebut satu nama dalam doa itu, hatinya terluka ketika ia meminta lelaki itu datang padanya.

Huftt!

Satu hembusan udara yang keluar dari mulut Keyzha berhasil memadamkan lilin berbentuk angka 20 itu. Senyum mengembang di wajahnya setelah berhasil merayakan hari ulang tahunnya bersama keluarga.

“Keyzha minta apa?” Riski meletakkan kue coklat itu kemudian duduk di samping Keyzha.

Sebenarnya, Riski tadi sempat melihat sedikit air mata yang keluar dari mata Keyzha. Ia seperti mengerti bahwa anaknya itu meminta sesuatu yang mungkin tidak ia dapatkan. Tujuan Riski bertanya, ia hanya ingin memberikan sesuatu itu. Agar Keyzha bisa merasa bahagia dan tidak merasakan kesedihan seperti dulu lagi.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu terdengar, semua mata yang tadi tertuju ke arah Keyzha kini beralih menuju pintu utama rumah itu. Lina bangkit dan berjalan menuju pintu, membukanya agar semua orang tahu siapa yang datang malam-malam seperti ini.

Brukh!

Dava terjatuh setelah pintu berhasil terbuka. Kakinya sudah tidak bisa menahan tubuhnya lagi. Wajah pucat Dava dapat dilihat semua orang.

“Kak Dava!” Dengan cepat Keyzha berlari ke arah Dava, senyumnya juga langsung pudar saat itu juga.

Della dan Riski pun ikut berlari ke arah Dava.

DAVANDRA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang