Happy reading!
.
.
.Empat orang yang baru saja datang dari rumah sakit itu perlahan melangkahkan kakinya untuk memasuki rumah besar yang menjadi tempat dibesarkannya seorang gadis bernama Keyzha Na Quella.
“Keyzha!” teriak Della kala melihat adiknya datang setelah kejadian tabrakan itu.
“Kak Della,” ucap Keyzha sambil menunjukkan senyumnya.
“Kenapa bisa ketabrak, sih?” tanya Della penuh kekhawatiran, ia tidak bisa melihat Keyzha terluka.
Meski Lina dan Riski selalu mengutamakan dirinya dari Keyzha. Tetapi, gadis itu selalu membela Keyzha. Ia sangat menyayangi Keyzha walau ia juga mengetahui bahwa Keyzha bukan adik kandungnya.
“Della, adiknya baru pulang,” tegur Lina dengan begitu lembut pada Della.
Dava tersenyum kepada semua orang, “Saya izin pulang,” ucapnya dengan sopan.
“Gak mau makan bareng dulu, Nak?” tanya Lina, ramah pada lelaki itu.
Dava menggeleng, “Saya pulang saja.”
Semua orang tersenyum dan mengangguki pamitan Dava. Lelaki itu kini berjalan ke arah Keyzha.
“Gue pulang,” ucapnya.
Keyzha mengangguk, “Makasih ya, Kak.” Lelaki itu bagaimanapun juga telah berhasil mengambilnya hati Keyzha.
Dava perlahan pergi meninggalkan rumah Keyzha. Ia tidak langsung pulang, Dava mampir ke tempat kesukaannya sejak dua tahun ini.
Sebelumnya, Dava membeli beberapa bunga tabur juga sekuntum bunga daisy. Lelaki itu tersenyum ke arah bunga-bunga yang ia beli dan membayangkan wajah gadisnya.
Dava melangkahkan kakinya menuju makam Ayyana. Ia berjalan namun, tanpa disengaja mata Dava melihat seseorang sedang duduk di samping makam tunangannya.
Seorang lelaki dengan juga membawa sekuntum bunga daisy di tangannya. Dava mengenali orang itu, tetapi sama sekali tak Dava sangka jika selain dirinya, ada lelaki lain yang juga sering berkunjung ke makam Ayyana.
“Arya,” panggil Dava kala dirinya sudah berada di belakangnya lelaki itu.
Arya yang menyadari kehadiran seseorang kini dengan cepat menghapus air mata yang sempat keluar dari matanya. Ia berbalik dan menatap ke arah Dava.
“Lo?” tanya Dava, “Ngapain?”
Arya melirik makam Ayyana kemudian kembali menjuruskan tatapannya pada Dava, “Ketemu Ayyana.”
Dava menyadari bahwa tidak hanya hatinya yang Ayyana bawa, hati Arya pun juga. Gadis itu pergi dengan meninggalkan hati yang membeku. Dava juga Arya kini kehilangan segalanya setelah kematian Ayyana.
“Gue pulang duluan, ya?” ucap Arya sambil menepuk pundak Dava dan meninggalkannya begitu saja.
Dava mengangguk tanpa menjawab, ia melihat punggung Arya yang semakin mengecil.
“Sedalam itu perasaan lo ke Ayyana, Ya.”
***
“Lo kenapa baru datang sekarang,” ucap Valen dengan isak tangisnya, ia memeluk erat tubuh Glassia.
Glassia sendiri masih bingung dengan keadaan saat ini. Tetapi ia tetap membalas pelukan Valen. Ia masih bertanya-tanya sedekat apa ia dengan Valen ini.
“Lo ke mana aja selama ini, Glassia?!” tanya Valen, matanya masih saja mengalirkan air.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVANDRA 2
Teen Fiction"Kepergianmu menjadi awal yang menyedihkan dalam ceritaku." Davandra Haryan Wijaya, nama manusia yang pernah menyia-nyiakan gadis yang mencintainya. Lelaki pengecut yang tidak mengetahui untuk siapa hatinya. ... "Gue harap lo gak mengharapkan kata t...