15. Kecelakaan

71 3 0
                                    

Masalah apa lagi ini?

Yuk, kita baca sama-sama

Happy reading!

.
.
.

Keyzha melamun setelah melihat foto yang ia temukan di perpustakaan tadi. Gadis itu berjalan dengan pandangan kosong dan menyebrang jalanan tanpa melihat kiri dan kanan.

“AWAS, NAK!” teriak seorang nenek-nenek yang melihat sebuah mobil melaju kencang ke arahnya.
Keyzha tak mendengar, ia masih berjalan dengan pikiran yang melayang entah ke mana.

BRUKH!

Suara tabrakan terdengar bergema di sore hari. Keyzha terpental dan tubuhnya mengeluarkan banyak darah di sana. Gadis yang setengah sadar itu tersenyum saat tubuhnya terbaring di jalanan tak berdaya.

“Lo cinta pertama gue, Kak.”

Setelah mengatakan itu, mata Keyzha tertutup sempurna. Beberapa warga berkerumun mendekati Keyzha. Salah satu diantaranya juga telah menelpon ambulans untuk membantu Keyzha ke rumah sakit.

Jalanan menjadi sedikit macet, Dava juga gelisah dibuatnya karena ia ingin pulang dan menemui ibunya. Lelaki itu beberapa kali melihat ke arah jam tangannya kemudian beralih ke jalanan, masih saja macet.

Ia turun dan bertanya pada seorang warga, “Di depan ada apa, Mas?”

“Ada kecelakaan yang melibatkan seorang gadis dan sebuah mobil, Pak.” Warga itu mengangguk kemudian meninggalkan Dava, ia ingin membantu ambulans yang telah sampai menuju pada Keyzha.

Dava mengerutkan keningnya, ia berharap semoga korban di sana akan baik-baik saja. Lelaki itu kembali masuk ke dalam mobilnya namun dengan keadaan lebih tenang sekarang.

Ia membuka ponselnya untuk melihat beberapa pekerjaan kantornya. Dava juga melihat beberapa tugas kuliahnya yang nanti akan ia kerjakan ketika sampai di rumah.

Dava melihat ke arah kaca jendela mobilnya, di saat yang sama para tenaga medis juga sedang lewat sambil membawa tubuh penuh darah korban tabrakan itu.

Awalnya Dava baik-baik saja, namun kini keningnya mulai bertaut. Ia sepertinya mengenali gadis itu. Dengan cepat Dava kembali keluar dari mobilnya, ia ingin memastikan sosok gadis itu.

Dava berlari dan masuk begitu saja ke dalam ambulans untuk melihat wajah gadis itu. Benar saja, Dava mengenali gadis itu, ia dibuat kaget karena melihatnya.

“Keyzha?” ucapnya sembari menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah gadis itu.

Dava turun dan melihat tulisan rumah sakit pada ambulans itu. Ia kembali pada mobilnya dan mengikuti ambulans yang membawa Keyza.

Lelaki itu mengurungkan niatnya untuk pulang, ia tidak bisa membiarkan Keyzha pergi ke rumah sakit hanya dengan seorang diri.

Azam berlari mengikuti para tenaga medis yang membawa Keyzha. Langkah demi langkah lelaki itu dihiasi dengan rasa kekhawatiran pada dirinya.

Satu yang Dava pastikan, ia tak ingin kehilangan untuk kedua kalinya. Dua tahun lalu sudah cukup membuatnya terluka dan kali ini, itu tidak akan terulang kembali.

“Maaf, Mas. Anda bisa menunggu di luar,” ucap seorang suster kemudian menutup ruangan yang di dalamnya terdapat Keyzha dan beberapa tenaga medis lainnya.

Dava mengangguk, ia mengerti akan tugas dokter dan suster itu. Ia mulai berjalan maju dan mundur, sungguh kali ini Dava khawatir dengan keadaan Keyzha.

Dua langkah kaki yang sepertinya juga khawatir dengan keadaan Keyzha datang hingga menggapai tempat Dava. Mereka saling memandang kemudian seorang wanita mulai mengeluarkan suaranya.

“Di mana Keyzha?” tanyanya penuh kekhawatiran.

“Kami orang tuanya,” ucap Riski saat melihat wajah bingung dari Dava.

Dava mengangguk, “Di dalam.”

Lina duduk di kursi tunggu depan ruangan Keyzha. Wanita itu menunduk dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

“Kenapa kamu selalu membuat masalah seperti ini, Keyzha?!” ucapnya sembari menangis. Kalimat yang diucapkan Lina memang terdengar seperti tidak menyukai Keyzha, namun dari lubuk hati terdalamnya, wanita itu sangat menyayangi anaknya.

Riski duduk di samping Lina dan menenangkan istrinya, “Keyzha pasti sadar.”

“Kenapa anak itu selalu membuat orang lain khawatir?!” adu Lina pada Riski dengan mata yang masih dipenuhi oleh air.

Dava menatap kedua orang yang disebut orang tua oleh Keyzha. Ia melihat kasih sayang yang mereka miliki untuk Keyzha namun segalanya tertutupi oleh sesuatu yang tidak diketahui Dava.

Setahu Dava, mereka berdua cukup kejam dengan Keyzha. Gadis itu bahkan pernah menangis kepadanya karena Riski dan Lina. Namun, saat melihat kekhawatiran di wajah keduanya, Dava sadar bahwa Riski dan Lina juga menyayangi Keyzha.

“Maaf, pasien sangat banyak kehabisan darah, apakah diantara kalian ada yang bisa mendonorkan darah kepadanya?” Seorang suster keluar dengan membawa kabar cukup buruk.

“Apa golongan darah Keyzha, dok?” tanya Dava.

“B.”

Dava menatap ke arah Riski dan Lina, “Kalian orang tuanya, kan?” ucap Dava, “Pasti ada yang cocok dengan Keyzha.”

Kini Riski dan Lina saling menatap, akankah rahasia mereka terungkap hari ini? Bagaimana reaksi Keyzha saat ia mengetahui segala?

Golongan darah Dava berbeda dengan Keyzha, sudah dipastikan ia tidak bisa memberikannya kepada gadis itu. Dava menatap penuh harap ke arah Riski dan Lina. Tidak mungkin mereka berdua tak mau mendonorkan darah pada anaknya, bukan?

“Baik, sus. Kami akan segera memberikan darah pada pasien secepatnya,” ucap Riski agar suster itu dapat masuk dan meninggalkan mereka.

“Siapa sebenarnya kamu?” tanya Lina pada Dava.

“Saya Dava, teman Keyzha.”

“Saya mengerti kamu sangat peduli pada anak kami,” ucap Riski, “Jadi, saya mohon, tolong bantu kami mencari pendonor untuk Keyzha.”

Dava mengerutkan keningnya, “Bukannya kalian orang tua Keyzha?”

Lina menghembuskan nafasnya, “Golongan darah kami tidak ada yang cocok dengan Keyzha.”

Riski dan Lina saling menatap, mereka bingung ingin menjawab apa sekarang.

“Keyzha bukan anak kandung kalian?” ucap Dava tepat sekali, lelaki itu tidak ingin membuang waktu lagi. Ia menghubungi beberapa karyawannya untuk mencari seseorang dengan golongan darah yang sama dengan Keyzha.

“Saya akan mencari pendonor untuk Keyzha,” ucap Dava kembali kemudian pergi menelpon seseorang.

“Gimana kalau dia bilang ke Keyzha?” tanya Lina, ia khawatir jika Dava akan membocorkan rahasia mereka.

Riski memegang kedua bahu Lina, “Kamu tenang.”

“Saya tidak akan memberitahu apapun pada Keyzha.” Dava kembali saat anak buahnya dengan mudah menemukan darah yang cocok dengan Keyzha.

Riski dan Lina kini beralih menatap Dava. Mereka berdua masih bingung dengan kehadiran lelaki itu. Ini kali pertama mereka melihat ada lelaki yang sepeduli itu dengan Keyzha.

“Apakah ini alasan kalian berlaku tidak adil pada Keyzha?” tanya Dava.

“Bukan tidak adil, andai kamu tahu, Nak. Kami sangat menyayangi Keyzha,” ucap Lina.

Dava hadir dan masuk begitu saja dalam kehidupan Keyzha. Ia mengetahui segala hal yang ditutupi gadis itu. Sebenarnya, Dava juga sudah mencari tahu tentang Riski.

Lelaki itu ternyata bahkan sudah mengenal Riski saat ia masih menjadi ketua dari Ervions Geng. Ia mengetahui Riski yang dulu adalah seorang preman. Sama sekali tidak terbesit di pikiran Dava jika Keyzha adalah putri Riski.

.
.
.

Sekian untuk kali ini

TBC

Zeana

DAVANDRA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang