20. Bagaimana Dava Itu?

67 3 0
                                    

Ready?

Happy reading!

Pahami typo🙏🏻

.
.
.

Terpaan angin menyelimuti tubuh dua gadis yang sedang asik membaca buku mereka masing-masing. Keduanya sedang bersantai bersama guna menghabiskan akhir pekan mereka.

Banyak cemilan yang menemani mereka. Mulai dari berbagai macam kripik, mie cup, soda, juga coklat. Duduk di taman kota pada sore hari adalah waktu yang sangat tenang.

Dengan sedikit alunan musik dengan suara kecil yang menemani mereka. Kata demi kata hingga tersusun menjadi sebuah kalimat, mereka baca dari buku.

Cerita orang lain memang sangat menarik jika dibuat menjadi sebuah karya. Akankah cerita mereka juga akan semenarik itu? Entahlah.

“Nahkan, cowoknya selingkuh!” teriak Ayla secara tiba-tiba, “Udah gue duga dari awal!” Ia meneguk soda dengan rasa puas, sudah lama ia haus tapi ditahannya karena tanggung katanya.

“Lo ngagetin gue!” ucap Keyzha, memberi tatapan maut pada Ayla.

Ia yang sedang fokus dan mendalami karakter di novelnya malah harus terganggu kala mendengar teriakkan Ayla.

Memang sudah lama ia tidak mendengar teriakkan Ayla karena Keyzha disuruh Lina untuk beristirahat di rumah. Sejak ia kecelakaan, gadis itu hanya fokus dengan penyembuhan saja.

Bahkan dengan Ayla hanya bisa berhubungan via WA saja. Tidak bisa bertemu secara langsung karena dilarang Riski.

“Abisnya cowok di cerita yang gue baca brengsek banget!” ucap Ayla seperti orang yang ingin mengumpat, “Masa dia gak cukup sama cewek yang udah pinter, cantik, kaya lagi? Paket komplit padahal.”

Keyzha mengerti dengan Ayla, membaca memang sangat cepat merubah-ubah mood seseorang. Yang awalnya sedih kala membaca cerita lucu malah ketawa, begitu pula sebaliknya.

“Cowok jaman sekarang emang susah ditebak!” timpal Keyzha kemudian menutup novelnya dan memilih untuk mengobrol saja dengan Ayla.

“Nah itu! Gak ada yang bener!” sahut Ayla, lelaki sama saja di matanya.

“Punya satu mau dua, punya dua mau tiga. Kayak gak ada puasnya gitu.” Keyzha mengambil sebatang coklat lalu memakannya.

“Kalau puas bukan cowok namanya,” jawab Ayla, gadis itu kini membuka kaleng soda keduanya.

Keyzha menghela nafasnya, “Jadi cewek gak boleh cepat jatuh cinta, nanti sakit.”

Ayla menghentikan tegukan nya dan kini menatap intens Keyzha, “Ck, mau curhat?”

“Dih, enggak!” ucap Keyzha kemudian buru-buru ia memakan coklat dan memandang ke sembarang arah.

Kini Ayla mendekati wajah Keyzha, “Lo udah cinta sama kak Dava, hm?” godanya.

Keyzha berkedik ngeri melihat tatapan aneh Ayla kemudian ia mendorong sahabatnya itu, “Gak usah mikirin macam-macam.”

“Halah! Lo gak bisa bohong sama gue.” Ayla kini beralih untuk membuka kripik kemasan yang ia beli di mini market, “Gue juga tahu lo itu udah suka sama kak Dava.”

“Gimana? Sekarang lo masih kerja di perpustakaan dia?” tanya Ayla kembali.

Keyzha mengangguk, “Masih, sih. Cuman sekarang gue jarang masuk apalagi abis kecelakaan kemarin.”

“Pepet aja, bestie!”

“Ck, masa lalunya masih hidup di sekeliling dia.”

Ayla mengangguk paham, cerita seperti ini sudah sering ia temui. Kala orang baru datang, orang lama juga ikut-ikutan datang kemudian merusak segalanya.

DAVANDRA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang