Happy reading!
.
.
.Hembusan angin begitu sejuk, tubuh Dava rasanya begitu nyaman kala angin itu menyentuh kulitnya. Dava tersenyum melihat hamparan pasir yang tersapu oleh ombak.
Suasana sejuk dan menenangkan ini, sudah lama rasanya Dava tidak merasakan hal ini. Ia membuka lebar tangannya guna membiarkan angin merasuk tubuhnya.
Dava menutup matanya, menikmati sejuknya udara dan membiarkan telinga mendengar suara ombak yang mengenai kakinya.
Tidak lama dari itu, Dava mendengar suara tawa dari seseorang. Dengan cepat Dava membuka matanya dan mencari sosok orang yang mengeluarkan suara tawa bahagia itu.
Dava sangat mengenali suara tawa itu. Ia berlari mencari gadis yang mengeluarkan tawanya yang memasuki telinga Dava.
Sinar rembulan malam menerangi penglihatan Dava. Matanya menemukan sosok gadis berambut panjang dengan menggunakan gaun putih yang begitu cantik.
Gadis itu menatap ke arah lautan luas, sesekali bermain-main dengan airnya. Gadis itu tidak menyadari kehadiran Dava, ia seperti asik dengan dunianya sendiri.
Sedangkan Dava, lelaki itu mematung seakan tak percaya. Dava berlari ke arahnya dan memeluk erat gadis itu dari punggungnya.
Gadis yang menggunakan gaun putih itu merasakan kehangatan dari perlukan Dava. Ia tersenyum dan melepaskan Dava darinya. Ia membalikkan tubuhnya hingga menghadap pada Dava dan menatap mata lelaki itu.
"Gue udah lama nunggu lo, Kak," ucapnya dengan suara yang begitu gembira.
Dava kembali memeluknya, "Gue rindu sama lo, Ay."
Rasanya Dava tidak ingin melepaskan Ayyana kali ini. Dua tahun lalu adalah perpisahan terakhir mereka dan sekarang akan menjadi pertemuan tanpa akhir. Dava tidak akan membiarkan sesuatu memisahkan mereka kembali lagi.
Ayyana kembali melepaskan pelukannya dari Dava, "Lo nangis, Kak?" tanyanya saat melihat wajah Dava yang seperti basah karena air mata.
Dava menggeleng, "Gue bahagia bisa lihat lo lagi, Ay."
Ayyana tidak menjawab, ia hanya tersenyum dan berjalan menjauh seakan ingin meninggalkan Dava. Namun, dengan cepat Dava menahan tangannya dan menghentikan langkah Ayyana.
"Lo mau ke mana?" tanya Dava.
Ayyana tersenyum, "Gue pergi dulu ya, Kak."
Kali ini tidak lagi, Dava menggeleng dan mempererat genggamannya. "Lo harus sama gue! Lo gak boleh ninggalin gue!"
Kini tangan Ayyana melepaskan genggaman Dava dan beralih ia lah yang menggenggam tangan lelaki itu.
"Kalau gitu, lo ikut gue pergi," ajak Ayyana yang tanpa ragu langsung disetujui Dava.
"KAK DAVA!" teriak seorang gadis yang tubuhnya terhalang kabut membuat Dava juga Ayyana hanya melihat bayangannya saja.
Ayyana dan Dava menghentikan langkah mereka. Menunggu sosok gadis yang memanggil Dava itu datang dan menampakkan dirinya di depan mereka.
"Keyzha?" tanya Dava sedikit kaget kala melihat kehadiran gadis itu.
Keyzha dengan cepat menggapai lengan kiri Dava sedang lengan kanan lelaki itu sudah digenggam erat oleh Ayyana.
"Jangan pergi, Kak," ucap Keyzha penuh harap padanya.
Dava menatap Keyzha kemudian berlatih menatap Ayyana. Gadis bergaun putih itu tidak mengatakan apapun, ia hanya terus menunjukkan senyumnya tanpa henti.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVANDRA 2
Teen Fiction"Kepergianmu menjadi awal yang menyedihkan dalam ceritaku." Davandra Haryan Wijaya, nama manusia yang pernah menyia-nyiakan gadis yang mencintainya. Lelaki pengecut yang tidak mengetahui untuk siapa hatinya. ... "Gue harap lo gak mengharapkan kata t...