04. Tawaran Kerja

151 5 2
                                    

Allo!

Maaf banget ya Zeana jarang update

Tapi nanti, diusahakan update lebih cepat deh!

Happy reading!

.
.
.

“Lo ngapain ke sini?” tanya Keyzha saat melihat kehadiran Dava.

Lelaki itu sengaja datang ke kantin dekat dengan fakultas kesastraan. Ia biasanya tidak pernah ke sana untuk mengisi perut, tetapi hari ini datang hanya untuk bertemu dengan Keyzha.

Dava datang tidak sendiri, Fandi dan Bian ikut bersamanya. Mereka berdua meminta ingin ikut dengan Dava karena penasaran dengan wajah asli Keyzha. Ternyata Keyzha lebih cantik dari foto yang diberikan oleh Ayyana.

“Bukannya ini tempat umum?” tanya Dava kemudian duduk di meja Keyzha dan Ayla.

“Ck, ngapain kalian duduk di sini?” Keyzha kembali dibuat kesal oleh Dava.

Lelaki ini tidak tahu malu atau apa? Keyzha tidak menyukai lelaki seperti Dava. Membuat risih dirinya saja.

“Hai, cantik!” Bian duduk di samping Ayla kemudian menyapa gadis itu.

Ayla mengangguk, “Hai, Kak.”

“La, kita pindah, yuk!” ajak Keyzha pada Ayla.

“Di sini gapapa kok, Zha.” Ayla memang tidak enakan orangnya, jadi jika pindah karena kehadiran Dava dan meninggalkan mereka, rasanya sulit bagi Ayla.

Keyzha menatap semua orang yang ada di sana dengan tatapan tajamnya, gadis itu mengangkat piringnya kemudian bangkit. Tanpa ragu, Keyzha pergi meninggalkan Ayla membuat gadis itu mau tak mau ikut berdiri.

“Maafin Keyzha ya, Kak. Dia lagi datang bulan kayaknya,” ucap Ayla kemudian pergi meninggalkan tiga lelaki yang terdiam itu.

Fandi tak merespon apapun, ia memakan makanannya, mengunyah dan menelannya. Sedangkan Bian dan Dava, dua lelaki itu menatap kepergian Keyzha dan Ayla.

“Imut banget sih dia,” ucap Bian melihat tingkah menggemaskan Ayla.

Dava tersenyum, “Ternyata Keyzha lebih keras dari yang lo ceritain ya, Ay.”

***

“Dava, lebih rajin lagi istirahat. Kesehatan kamu harus dijaga, hm.”

Seorang lelaki menggunakan jas putih dengan kacamata di wajahnya memberikan segelas air putih pada Dava. Dia bekerja di salah satu rumah sakit dan ia juga diberi kepercayaan untuk menangani Dava.

Dava tersenyum pada orang itu, “Saya sudah istirahat, Dok.”

“Kamu tidak bisa membohongi saya, Dava.”

Dokter Eza Suryanto, dia adalah dokter yang membantu penyembuhan penyakit yang diderita Dava. Dokter muda yang memiliki selisih sekitar delapan tahun dengan Dava itu harus selalu sabar menghadapi pasien nya ini.

Dava duduk di tepi kasur rawatnya dan menghadap ke arah jendela. Ia harus rutin kontrol kesehatan pada dokter Eza. Dava tersenyum ke arah jendela, melihat beberapa kendaraan berlaku lalang di sana.

“Sudah kamu temukan sosok gadis itu?” tanya Eza sembari memeriksa keadaan Dava.

Dava beralih menatap wajah Eza, “Sudah! Ternyata Keyzha mirip dengan yang diceritakan Ayyana dulu, Dok.”

Eza tersenyum, “Beruntung sekali Ayyana memiliki kamu, Dava.”

Dava menggeleng kemudian kembali menatap jendela, “Saya yang beruntung memiliki Ayyana.”

DAVANDRA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang