“Kata cinta hanya sebuah kebohongan.”
.
.
.“Dava?”
Saat membawa Glassia ke rumah sakit, tidak sengaja Valen dan Alvi melihat sosok Dava sedang mengantri seperti sedang menebus sebuah obat.
“Kalian?” tanya Dava sedikit panik saat dirinya dipergoki oleh teman-temannya.
“Lo kenapa?” tanya Alvi.
“Lo sakit?” Valen ikut bertanya pada Dava.
Lelaki itu menggeleng, “Gue cuman mau beli obat buat nyokap.”
“Kalian ngapain?” tanya Dava mengalihkan pembicaraan mereka.
Alvi dan Valen saling menatap kemudian menjawab pertanyaan Dava, “Glassia kambuh, kepalanya sakit lagi.”
Mereka berdua meyakini bahwa Dava pasti sudah tahu tentang Glassia. Gadis itu sempat mengatakan bahwa ia sudah bertemu dengan sosok Dava, bukan?
“Di mana dia sekarang?” tanya Dava.
“Di ruang rawat,” ucap Valen.
Alvi menghalangi Dava, “Dia udah ada yang jagain, lo mending lanjutin urusan lo aja.”
Dava menghentikan langkahnya, “Gue cuman mau tahu kesehatannya. Dia benar-benar hilang ingatan atau cuman pura-pura.”
Setidak percaya itukah Dava dengan Glassia sekarang? Kali ini Glassia tidak berbohong, dirinya memang belum bisa mengingat segala kejadian yang pernah ia lalui dulu.
Glassia sendiri juga ingin ingatan pulih. Ia juga ingin tahu bagaimana dirinya dulu. Tetapi, bagaimana cara ia mengubah takdir?
***
Dua pasang mata saling menatap, keduanya menahan luka yang terjadi. Sepasang hati yang hampir bersatu namun kembali terpisah. Kenyataan begitu pahit, mereka bahkan tidak sempat menjalin hubungan namun sudah harus diputuskan.
“Selamat, sekarang lo udah menjadi suami sah orang lain,” ucap Ayu dengan mata merah menahan tangisannya.
Kenzie menggeleng, “Maaf.”
“Lo gak salah,” ucap Ayu yang hari ini dengan beraninya datang ke acara pernikahan lelaki yang telah lama ia kagumi.
“Gue udah terlanjur cinta dengan lo, Yu.” Meski sekarang adalah hari pernikahannya dengan wanita lain, hati dan perasaan Kenzie tidak bisa berbohong, ia masih mencintai Ayu yang tak sempat ia berikan.
“Lo gak boleh egois, gue juga gak bisa egois. Sekarang anak itu butuh ayahnya, Ken.”
Kenzie kembali menggeleng, “Tapi gue juga butuh lo, Ayuna Dya Pradina.”
Satu tetes air keluar begitu saja dari mata Ayu, ia sebenarnya tidak sanggup menghadapi ini semua. Meski Ayu datang bersama Via, tetap saja sahabatnya itu tidak bisa menguatkannya.
Via bahkan sempat melarang Ayu untuk datang ke acara pernikahan Kenzie, namun gadis itu tetap saja ingin pergi.
Bagi Ayu sebuah duri harus didekati agar bisa dibuang, bukannya dihindari dan dibiarkan begitu saja.
“Fokus dengan keluarga kecil lo, Ken,” ucap Ayu lalu memutar tubuhnya ingin pergi dan menghampiri Via namun satu tangan menahannya.
“Maaf,” ucap orang itu.
Ayu kembali menatap Kenzie, “Lepasin gue, Ken. Gue gak mau disebut pelakor hanya karena mencintai lo yang gak pernah gue miliki.”
Ayu menghempas genggaman Kenzie. Ia berlari ke arah Via dan langsung memeluk erat tubuh gadis itu. Tangisan Ayu terdengar jelas di telinga Via hingga membuat hati Via pun ikut tersayat.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVANDRA 2
Teen Fiction"Kepergianmu menjadi awal yang menyedihkan dalam ceritaku." Davandra Haryan Wijaya, nama manusia yang pernah menyia-nyiakan gadis yang mencintainya. Lelaki pengecut yang tidak mengetahui untuk siapa hatinya. ... "Gue harap lo gak mengharapkan kata t...