“Dia yang pernah ada akan selalu ada meski telah tiada.”
DAVANDRA 2HAPPY READING!
Pahami typo
.
.
.Keadaan sore kali ini sangat sejuk. Rumah sakit jiwa yang menampung banyak pasien terlihat tenang hari ini. Entah apa yang terjadi di sana, yang pasti salah satu pasien mereka kini mulai sembuh karena mengobatan yang telah tenaga medis berikan.
“Sekarang lo makan dulu, hm?” ucap seorang lelaki yang beberapa tahun lalu telah kehilangan adik perempuannya.
Dira, salah satu pasien rumah sakit jiwa yang keadaannya kini mulai membaik. Ia membuka mulutnya saat satu tangan dengan membawa sendok yang berisi nasi mengarah pada mulutnya.
“Ndra, lo juga makan!” ucapnya pada sang kekasih lama.
Ranendra Danadipta, lelaki yang menjabat sebagai anak sulung dari keluarga Danadipta. Ia yang dulu pernah menjalin hubungan kekasih dengan Dira itu telah mengetahui keadaannya gadisnya.
Arya lah yang telah memberitahu nya. Ditambah pula dengan kabar bahwa orang yang memerkosa Dira sekitar sepuluh tahun lalu ternyata adalah ayah dari Dava. Lelaki yang pernah menjodohkan anaknya dengan adik Ranendra.
“Udah, nih.” Ranendra menyuapkan nasi ke arah mulutnya dan mengunyah hingga halus. Lelaki itu memang sangat mencintai Dira hingga ia mampu menerima keadaan kacau gadis itu.
Dira tersenyum, gadis itu menjalani hidupnya dengan lebih tenang sekarang. Kedatangan Ranendra kembali dalam hidupnya seakan memberi warna indah di kertas kusam.
“Arya di mana, Ndra?” tanya Dira pada kekasihnya.
Di sisi lain, Arya sekarang sedang berdiri menghadap sebuah makam yang telah ditaburi banyak bunga. Warna putih bunga daisy mendominasi makam itu. Arya tersenyum luka, ia memutar balik tubuhnya hendak pergi meninggalkan tempat itu.
Tak sengaja, mata Arya menangkap seorang gadis yang telah lama ia cari. Gadis yang menghilang sejak dua tahun lalu. Gadis itu bersama seorang lelaki yang sepertinya juga Arya kenali.
Arya mengikuti mereka dengan langkah kakinya. Namun, sedetik kemudian, dua orang itu menghilang dari pandangan Arya. Ia mencari ke sana kemari untuk menemukan mereka, namun tak membuahkan hasil.
“Arya,” panggil seseorang membuat Arya berbalik dan melihat ke arahnya.
***
“Gue senang lo bisa datang hari ini.”Keyzha tersenyum kemudian duduk di bangku depan Dava. Mereka berdua bertemu di sebuah tempat makan, Dava bilang ingin membicarakan sesuatu dengannya.
“Lo gak ada jadwal masuk, kan?”
“Gak ada, aman,” ucap Keyzha sembari menggelengkan kepalanya. “Lo mau ngomong apa, Kak?”
Dava mengangguk-angguk seraya menyeruput kopi yang ia pesan sebelumnya. Sejak saat di mana Dava datang memberikan tisu pada Keyzha, sejak saat itu pula Keyzha mulai mau berinteraksi lebih pada lelaki itu.
“Gak ada, gue cuman mau ngajak lo ketemu,” jawab Dava dengan santainya tanpa melihat perubahan wajah Keyzha.
Gadis itu merotasikan matanya, sungguh Dava ini selalu membuatnya kesal. Di sisi lain, Dava ini juga sangat mudah membuat Keyzha mau dekat dengannya. Dava memang sangat mudah memikat para gadis dengan pesona yang dimilikinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVANDRA 2
Teen Fiction"Kepergianmu menjadi awal yang menyedihkan dalam ceritaku." Davandra Haryan Wijaya, nama manusia yang pernah menyia-nyiakan gadis yang mencintainya. Lelaki pengecut yang tidak mengetahui untuk siapa hatinya. ... "Gue harap lo gak mengharapkan kata t...