1

24.6K 701 20
                                    

Katamu, aku satu-satunya wanita yang kamu cintai sepanjang hidup.
Katamu, aku akan menjadi satu-satunya wanita yang akan menjadi ibu dari anak-anak kamu.
Bukan kan begitu??
Ah, rupanya tidak, itu hanya janji manis, dan ia benar-benar menyesal percaya akan janji itu.

___________

Sarah memandangi cermin yang memantulkan  wajahnya yang penuh air mata. Ingatan soal kejadian beberapa bulan yang lalu membuatnya ditikam palu tak kasat mata. Rasanya seperti mampi tapi itu nyata.

Kenyataan pahit yang membuat hidupnya terasa hancur berkeping-keping tanpa sisa. Jika bukan kedua buah hatinya yang ia ingat, mungkin saja ia sudah lemah. Tapi, buah hatinya butuh dirinya, ia harus kuat untuk mereka berdua.

"Sarah, anak-anak manggil kamu, kamu ada di dalam???"

Sarah membasuh wajahnya dengan air, berharap wajah sembabnya tak terihat oleh Xabiru, suami dan orang yang berhasil membuatnya bak orang tak punya semangat hidup.

"Sarah, kamu baik-baik aja kan???"

Sarah ingin tertawa, baik-baik saja? Oh pertanyaan macam apa itu? Bahkan mendengar suara suaminya benar-benar sudah membuatnya muak.

Xabiru mundur dua langkah saat pintu kamar mandi terbuka, menampilkan istrinya yang berlalu begitu saja menghampiri anak-anak yang sudah menunggu ibunya untuk bersiap-siap ke sekolah.

Xabiru memandang sedih punggung wanita yang ia cintai sampai menghilang dibalik pintu kamar mereka. Ia tahu, Sarah kembali menangis, dan itu karena dirinya.

"Maaf Sarah". Ujarnya dengan nada bergetar, karena ia sama hancurnya dengan Sarah. Tapi, sehancur apapun dirinya, istrinya jauh lebih hancur.

Jika saja waktu bisa terulang, ia akan mengusir wanita sialan itu. Seharusnya ia tahu, wanita sialan itu licik, memasukkan obat perangsang agar digagahi olehnya.

Namun, ia jauh membenci dirinya sendiri yang justru benar-benar menggagahi wanita itu, bahkan mengeluarkan cairannya di dalam. Ia akui, ia manusia paling bodoh.

Dengan perasaan sedih, Xabiru keluar dari kamarnya menuju meja makan, di sana, sudah ada anak-anaknya yang duduk dimeja makan, memakan sarapan mereka dengan lahap. Xabiru mengusap kepala kedua putranya penuh sayang lalu duduk dimeja makan.

"Kamu nggak sarapan??" Tanyanya kepada sang istri, karena Sarah justru sibuk kesana kemari mencuci piring atau melakukan hal kecil yang menurut Xabiru tidak perlu.

"Aku kenyang". Jawab Sarah tanpa melihat Xabiru dan sibuk menyiapkan bekal untuk kedua putranya.

Xabiru tahu, itu hanya alibi istrinya saja, sejak kejadian itu, Sarah tidak pernah makan berasama dengannya. Ia selalu menjaga jarak seolah dirinya menjijikkan.

Tapi, ia tahu, Sarah barang kali jijik kepada dirinya yang sudah menodai pernikahan dan janji suci mereka dengan menyentuh dan menghamili wanita lain. Xabiru berusaha menelan sarapannya meski terasa sulit, lehernya terasa dicekik.

Ia berusaha memakan sarapannya dengan cepat karena harus mengantar kedua putranya yang sudah selesai sarapan dan sibuk memasukkan bekalnya ke dalam tas. Setelah selesai, ia segera meninum air hingga tandas dan mengajak anaknya untuk masuk ke dalam mobil.

"Aku berangkat dulu".

Sarah mengangguk kaku, melangkah mundur saat Xabiru maju, hendak mengecup kening istrinya. Xabiru mengerjap dan tersenyum kecut, sementara Sarah membuang muka.

"Aku berangkat, kamu hati-hati dirumah, kalau ada apa-apa hubungi aku. Love you sayang". Kata Xabiru lalu memasuki mobil dan menjalankan mobil keluar dari pekarangan rumah.

Saat itu pula, tangisan Sarah kembali terjadi. Cinta seperti apa yang Xabiru maksud, kenapa jutsru ia merasa kesakitan saat mendengar pernyataan cinta dari Xabiru. Bukankah, cinta itu membawa kebahagiaan? Kenapa cinta yang Xabiru berikan tidak??

Sarah memukul dadanya yang terasa sesak. Haruskan seumur hidupnya ia merasakan sakit seperti ini? Hatinya terasa sakit saat laki-laki yang ia pikir mencintainya dan sangat ia cintai telah menyentuh wanita lain.

Rasanya sangat menyakitkan, ia tak bisa membayangkan suaminya menyentuh wanita lain, menghamili wanita lain. Lalu, lalu bagaimaba jika Xabiru saat berhubungan dengannya justru membayangkan wanita itu??

Sarah menggeleng, ia masuk ke dalam rumah, dan menangis di kamarnya dengan tangisan pilu menyayat hati. Ia terlampau terluka, sangat, dan dalam. Tapi, bagaimana bisa semua orang memintanya bertahan?

Keluarganya pun memintanya bertahan, katanya, Xabiru sudah banyak membantu keluarganya, katanya pula wajar jika laki-laki seperti  Xabiru mencari kesenangan, Xabiru laki-laki tampan dan mapan incaran para wanita, ia hanya perlu menutup mata dan telinga.

Karena katanya, selama Xabiru tidak menceraikannya, maka hidupnya akan terjamin, ia akan bahagia, makmur sentosa. Belum lagi, kedua putranya akan hidup bahagia karena Xabiru akan menjamin kehidupan mereka dengan layak.

Haruskah? Haruskah dirinya mengikuti sarah mereka yang menyuruhnya bertahan? Mengesampingkan rasa sakitnya dan bersikap seolah dirinya bahagia padahal hancur tak tersisa?

Bisakah ia begitu?? Bisakah ia melupakan fakta bahwa suaminya sudah menyentuh wanita lain selain dirinya? Atau, mungkin harusnya ia lupa ingatan saja atau mati saja sekalian???

________________
Jangan lupa vote dan komennya. Terimakasih ❤❤❤❤❤

SABIRU (Sarah xaBiru) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang