Sarah memegang pelipisnya, kepalanya berdenyut nyeri bukan main. Di kehamilannya sekarang ini, ia mengalami mual parah. Padahal, selama mengandung kedua putranya, ia tidak pernah mengalami mual dan muntah separah ini.
Hari ini, ia tidak masuk kantor, Pram melarangnya. Katanya, ia takut dirinya kenapa-napa.
Tapi, ia tidak tahu kenapa, mendadak ia ingin makan bakso di tempat makan dekat kantor Xabiru, makanan favorit dirinya dan Xabiru.
Tapi, jika ia pergi kesana, bukan tidak mungkin kalau dirinya akan bertemu Xabiru. Sial! Ia tak tahu harus bagaimana.
Oke! Fiks ia tidak peduli, mau ia bertemu Xabiru, atau siapapun itu, ia tidak peduli, ia benar-benar menginginkan makanan itu.
Sarah mendesah lelah saat melihat tampilan wajahnya yang pucat, kehamilan kali ini cukup membuatnya lemas tak berdaya. Sarah memoleskan make up tipis di wajahnya, lalu mengambil tas dan keluar tanpa mengganti pakaiannya yang hanya mengenakan kaos kebesaran dan celana pendek.
Ia benar-benar tidak tahan ingin segera melahap bakso super duper enak itu.
_______________
"Sarah"
Shit! Astaga, Xabiru benar-benar senang, tidak menyangka ia akan bertemu Sarah disini, tempat makan favorit dirinya dan Sarah. Bolehkah ia berharap jika istr.. eum maksudnya, wanitanya tengah merindukannya?
Geer sekali anda pak Xabiru!.
"kamu duduk aja, biar aku yang pesan". Ujar Xabiru, oh sial, Sarah malah semakin cantik, tapi, ia tidak suka pakaian yang wanitanya gunakan.
Ia tidak rela paha mulus wanitanya menjadi santapan laki-laki haus belaian. Padahal, Xabiru juga termasuk lelaki haus belaian, oh, oke lupakan!
Xabiru mulai mengantri, sesekali melihat Sarah yang sudah duduk di meja dekat jendela, ia takut Sarah tiba-tiba menghilang. Ia masih merindukan wanita itu.
Beberapa menit kemudian, Xabiru sudah datang dengan dua mangkuk bakso, menghampiri Sarah yang sudah tidak sabar ingin menyantapnya.
Perutnya terasa lapar sekali, sejak kemarin, setiap kali makan sesuatu, pasti berujung dimuntahkan. Semoga kali ini tidak.
Xabiru mengamati Sarah yang mulai meniup bakso yang masih panas. Sepertinya, Sarah benar-benar sudah tidak sabar.
"Hati-hati, masih panas". Xabiru memperingati.
Sarah mengangguk saja, ia mulai melahap bakso miliknya dengan lahap. Ia benar-benar lapar, dan untungnya ia sama sekali tidak merasa mual saat memakannya.
"Kamu laper banget ya???"
Sarah mengangguk.
"Atau lagi kangen aku???"
Sarah tersedak hingga terbatuk-batuk. Xabiru yang panik segera mengambil es jeruk memberikannya pada Sarah.
Sarah segera meneguknya hingga tersisa separuh, ia menatap tajam Xabiru yang menatapnya khawatir.
"Udah mendingan???" Tanya Xabiru.
"Gausah kepedean" sahut Sarah, "aku nggak kangen kamu" lanjutnya lagi.
Xabiru mesem-mesem, "iya, aku juga kangen kamu kok sayang".
Sarah memutar bola mata malas, tingkat percaya diri Xabiru benar-benar luar biasa tinggi. Xabiru hanya tersenyum melihat respon Sarah yang menatapnya tajam, bukannya seram, justru terlihat menggemaskan.
"Anak-anak kangen kamu".
Sarah berhenti mengunyah, perasaannya mendadak melow. Sebenarnya, ia pun merindukan kedua putranya. Tapi, apa boleh buat, mantan suami yang sekarang ada di depannya hanya memperbolehkan dirinya bertemu dengan kedua putranya sebulan sekali.
"Aku juga kangen kamu". Ujar Xabiru lagi. "Aku ke kos kamu, tapi nggak pernah ketemu kamu, katanya kamu nggak pulang ke kos. Aku juga mampir ke rumah ibu, katanya kamu nggak pernah ke sana. Lalu, kamu ada dimana Sarah??"
Sarah menggeleng, tidak habis pikir Xabiru sampai mencarinya ke rumah orang tuanya. Ia tidak mungkin pulang ke rumah itu, rumah yang tidak menerimanya kembali. Katanya, tak ada ruang disana, itu salah satu bentuk pengusiran untuknya.
"Aku lembur, tidur di kantor, dan sekarang aku lagi dikasi keringanan buat istirahat". Bohongnya, tidak mungkin kan, ia mengatakan bahwa ia menginap di apartemen Xabiru, bisa-bisa Xabiru membunuh Pram, ia tahu betul Xabiru sangat memusuhi Pram.
"Di kantor, sendirian??"
"Sama Pram".
Xabiru mengernyit tak suka, nafsu makannya mendadak lenyap. Perasaan takut kembali menggerogoti dirinya, ia takut Sarah jatuh ke pelukan lelaki itu. Karena, ia tahu, bagaimana Pram sangat mencintai wanitanya.
Sial! Sial!
Sarah yang mengerti akan raut wajah mantan suaminya yang mendadak muram, sepet dan tidak enak di pandang. Sedari dulu, Xabiru sangat sensitif jika menyangkut Pram. Padahal, ia pun jelas tahu, kalau dirinya dan Pram hanya berteman.
"Aku nggak suka kamu deket-deket sama Pram".
"Tapi sayangnya dia atasanku, dan kami memang dekat".
Brengsek. Xabiru sangat kesal sekarang.
"Kamu bisa pindah ke perusahaanku, kerja sama aku dan..."
"Mas, kita sudah membahas ini, kita sudah bercerai kalau kamu lupa. Aku dan Pram dari dulu sampai sekarang tetap berteman, kami berteman baik sejak kami masih kecil".
"Tapi Pram suka kamu".
Sarah menghela nafas, "Pram nggak suka sama aku mas".
"Itu karena kamu nggak sadar, kamu nggak peka".
Terserah! Sarah malas meladeni Xabiru. Dan apa katanya? Pram menyukainya tapi ia nggak sadar? Nggak peka? Ck, Xabiru memang suka membual.
"Kamu nggak suka sama Pram kan??"
Oh Tuhan, pertanyaan apa lagi ini. Bagaimana mungkin ia bisa menyukai orang secepat itu. Ia baru saja bercerai, patah hati, lukanya belum sembuh. Ia tidak mungkin menyukai orang secepat itu.
"Nggak" sahut Sarah singkat lalu berdiri, ia mendadak pusing dan ingin mual mendengar celotehan Xabiru yang semakin aneh-aneh.
"Aku antar".
"Nggak usah".
"Aku nggak butuh persetujuan kamu sayang, ayo aku antar". Xabiru segera berdiri, menggenggam tangan Sarah.
Sarah lagi lagi hanya bisa menghela nafas, misuh misuh berjalan bersisihan di samping Xabiru yang dari dulu hingga sekarang tidak berubah. Selalu saja bersikap seenaknya.
"Sarah"
"Hmm"
"Aku senang, kamu nggak suka sama Pram, kalaupun kamu suka sama seseorang, orang itu harus aku".
Tuh kan, apa Sarah bilang, selain seenaknya, Xabiru juga semaunya dan selalu begitu. Sarah mendengus memasuki mobil, Xabiru yang gemas mencuri ciuman singkat di pipi wanitanya yang dihadiahi pelototan tajam.
Uhhh, Xabiru bukannya takut malah makin geregetan ingin mengurungnya di kamar dan mengukungnya di bawahnya. Aish, pikirannya sudah mulai tidak beres. Maklum saja, ia Duren Kubel, duda keren kurang belaian.
______________
Jangan lupa vote dan komennya. Maaf yaa baru up, kalian nungguin nggak?? Doain aja smoga kali ini sering up.
KAMU SEDANG MEMBACA
SABIRU (Sarah xaBiru) (END)
RomanceFakta mengejutkan membuat Sarah tak mampu memijaki bumi dengan tegap. Kehadiran wanita yang meminta suaminya untuk mendonorkan darah untuk putra mereka membuat Sarah tertawa barangkali wanita itu bermimpi disiang hari sampai menyatakan hal lelucon s...