18

10.6K 447 24
                                    

Alasan bertahan adalah karena nggak sanggup melihat ia bersama dengan orang lain.



_____________

Sarah dibuat terkejut saat melihat Xabiru di depan gerbang kossannya. Laki-laki itu masih mengenakan setelan kerja dengan mengenakan kemeja maroon dengan celana hitam. Namun tak ada jas yang melekat di tubuhnya.

Rambutnya yang sudah acak-acakan malah menambah kadar ketampanannya. Sarah menggelengkan kepala, buru-buru menyadarkan diri.

Sementara Xabiru, ia terpaku melihat penampilan istrinya, ah ralat, mantan istrinya, ck, demi Tuhan dia benar-benar benci mengatakan ini dan hatinya terasa perih saat menyadari Sarah dan dirinya sudah berpisah.

Tapi, tak dipungkiri, Sarah sangat cantik dengan kemeja dan rok span yang melekat ditubuhnya. Tapi, agaknya ia kurang suka melihat rok span yang Sarah kenakan, lihat saja, bokong sintal istrinya semakin tercetak jelas. Ia sangat tidak suka, sungguh.

Sarah mendekati Xabiru dengan senyum tipis, sialnya terlihat sangat menggoda dimata Xabiru, "Perlu sama siapa mas???"

Suara Sarah mendayu, sumpah demi apapun ia sangat merindukan Sarahnya. "Perlu sama kamu, sama siapa lagi memangnya??"

Sarah menelan ludah, gugup.

"Masuk mobil, kita perlu bicara".

Sarah menggeleng, "Kita bicara disini aja".

Xabiru menghela nafas, "Masuk ke dalam mobil Sarah, atau aku cium kamu disini".

Sarah menelan ludah, Xabiru memang paling tahu bagaimana cara mengancamnya. Xabiru tidak pernah main-main akan ancamannya itu, pasalnya Xabiru pernah menciumnya didepan banyak orang saat dia menolak perintah Xabiru.

Akhirnya, dengan perasaan dongkol ia masuk ke dalam mobil sembari misuh-misuh. Xabiru yang melihatnya hanya tersenyum geli, dan ikut masuk ke dalam mobil.

_________________

"Rok kamu nggak ada yang lebih panjang?" Tanya Xabiru yang sesekali melirik paha Sarah karena roknya yang tersingkap saat duduk di kursi kemudi.

"Ini udah panjang".

Xabiru berdecak, "Paha kamu keliatan".

Ergh, astaga, Sarah benar-benar ingin mencekik mantan suaminya ini. Roknya sudah panjang sampai lutut, dan masih dibilang pendek? Kenapa tidak sekalian pakai gamis saja.

"Ini udah panjang mas, rok yang aku pake sudah sampai lutut, yang lain pada diatas lutut semua".

"Aku nggak suka liatnya, mana bokong kamu seksi banget lagi awwwwshhh". Xabiru menjerit saat Sarah mencubit lengannya dengan keras.

Sarah mendelik tak suka, kata-kata Xabiru teramat frontal. Dasar mesum! "Kamu mau bawa aku kemana sih mas? Aku pengen istirahat"

"Iya, nanti istirahat di rumah".

Oh Tuhan, Sarah memijit keningnya, pusing sekali menghadapi Xabiru. "Mas, kamu jangan aneh-aneh, kamu lupa kalau kita udah cerai?"

Xabiru tersenyum kecut, "Tau kok".

"Trus???"

"Anak-anak kangen kamu, kamu nggak kangen mereka???" Tanyanya sembari menatap lurus ke depan dengan tatapan sendu.

Sarah terdiam, mengingat kedua putranya, tentu saja ia sangat merindukan mereka berdua. "Bukannya kamu hanya mengijinkanku bertemu mereka sebulan sekali mas??"

Skak mat!
Xabiru tidak bisa menjawab, ia sudah melupakan perjanjian. Tapi, persetan dengan itu, ia merindukan Sarah, sangat!

________________

Sarah memeluk kedua putranya penuh haru, rasa kangennya tak terkira, padahal ini belum juga sampai sebulan, tapi ia sudah sangat merindukan kedua putranya.

"Mama, apakah mama dan papa bercerai??" Pertanyaan David membuat Sarah tertegun, ia mengusap surat putranya penuh sayang.

"Sekolah David bagaimana? Lancar kan??" Sarah mengalihkan pembicaraan.

David menatap kedua orang tuanya bergantian, "Jadi benar, papa dan mama bercerai??"

Sarah dan Xabiru menatap putra mereka dengan tatapan sendu. Sarah menggigit bibir bawahnya, ia pun  tidak menginginkan ini, tapi, ah sudahlah, ia tidak ingin membahas hal yang sudah lalu dan menyakiti dirinya.

Mata David berkaca-kaca, tentu saja ia sudah tahu soal ini. Ia juga melihat temannya yang kedua orang tuanya berpisah, katanya itu sangat menyesakkan, karena tidak bisa bersama-sama dengan kedua orang tua seperti anak lainnya.

Dan, David tak menyangka jika ia juga akan  mengalami hal yang sama. "Papa jahat, papa udah bikin mama pergi". Ujar David emosional lalu pergi menuju kamarnya, menutup pintu dan menguncinya dari dalam.

Devan hanya terdiam melihat kepergian adiknya, lalu menatap kedua orang tuanya bergantian. Lalu setelahnya, ia masuk ke dalam kamarnya, ia bingung dengan perasaannya sendiri, disatu sisi ia menginginkan kedua orang tuanya terus bersama, namun disisi lain ia tidak ingin mamanya terus menangis.

Xabiru menunduk sedih, "maaf"

Sarah mengerjap,  "Bukan salah kamu mas, anak-anak belum bisa menerima, perlahan, mereka akan mengerti. Jangan terlalu dipikirin, nanti aku kasih tahu mereka pelan-pelan".

"Selain gagal jadi  suami, aku juga gagal jadi seorang ayah".

Tatapan keduanya bertemu, Sarah bisa melihat kesedihan di mata Xabiru, dan Xabiru juga dapat melihat kesedihan itu dimata Sarah.

"Kenapa tadi kamu nggak datang?"

"Kenapa aku harus datang?? Aku kerja mas, aku juga udah meminta kuasa hukumku untuk mengurus semuanya, jadi aku pikir itu sudah cukup".

"Kamu kerja di firma milik Pram????"

Sarah mengangguk, dan detik itu juga Xabiru benar-benar ingin membunuh Pramudya.

"Kamu bisa kerja di perusahaan aku". Xabiru menawarkan.

Sarah menggeleng, "Aku nggak mau mas".

"Sarah, Pram itu..."

"Mas, aku harap kamu ngerti, aku sama Pram hanya sahabat, tidak lebih". Sarah memotong ucapan Xabiru.

Xabiru mengacak rambutnya kasar, sahabat sontoloyo, Pramudya itu mencintai Sarahnya, dan ia tidak akan membiarkan Pramudya memiliki Sarahnya. Sialan!

____________
Jangan lupa vote dan komennya❤. Maaf ya baru up.

SABIRU (Sarah xaBiru) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang