29

5.9K 262 14
                                    

Dua minggu setelah insiden di rumah sakit, sejak itu pula Xabiru tidak menemui Sarah. Sarah cukup sadar akan hal itu, barang kali, Xabiru sudah jijik padanya atau membencinya.

Senyum miring tercetak di bibir Sarah, ia sudah menduga akan hal ini.

"Mau makan apa hmm?"

"Lagi malas makan Pram".

Pram menghela nafas, keras kepala Sarah benar-benar membuatnya gemas. Tak menuruti perintahnya sama sekali. Ia melarangnya bekerja, tapi Sarah ngotot bekerja.

Bukan apa, Sarah itu suka mual-mual dan ia tidak ingin terjadi apa-apa dengan Sarah. Belum lagi, kata dokter, ibu hamil tidak boleh kelelahan.

"Aku bosan, dari tadi cuma duduk aja, nggak kamu kasih pekerjaan apapun" keluh Sarah, ia benar-benae bosan, sungguh! Rasanya, percuma saja Pram memperbolehkannya bekerja tapi tidak diberikan pekerjaan sama sekali.

"Kerjaan kamu cukup nemenin aku di ruangan," yap, Pram memindahkan meja Sarah ke dalam ruangan Pram.

"Itu bukan kerja namanya Pram".

"Mau makan apa? Sar, tadi pagi kamu cuma sarapan roti, ingat, kamu nggak sendirian, di perut kamu ada adek bayi", Pram mengalihkan pembicaraan.

Kok, Sarah jadi agak kesal ya sama Pram.

"Mau makan sesuatu? Atau kamu kepingin apa gitu?"

Sarah menggeleng, "aku nggak pengen apa-apa, eum aku sedikit lapar, tapi nggak pengen makan di luar, boleh nggak kalau kita pesan online aja?"

Pram mengangguk, mengacak rambut Sarah, gemas "iya, aku pesan dulu, ayam bakar mau??"

Sarah mengangguk, "boleh".

_________________

Xabiru baru saja tiba di kediamannya tadi malam dari luar kota untuk meninjau anak perusahaan. Tubuhnya letih bukan main, tapi ini nggak sebanding dengan letihnya pikiran dan sakit hatinya.

Selama dua minggu, ia mencoba menenangkan diri.

"Biru, lo denger gue ngomong nggak??" Safir berdecak kesal, karena ia capek ngomong sedari tadi tapi tidak didengarkan.

Xabiru memijat keningnya, kepalanya pusing, belakangn hari ini, ia tidak bisa tidur, alhasil lingkaran hitam tercetak jelas dibawah matanya. Belum lagi, nafsu makannya mendadak berkurang, dan ia tidak sempat mencukur rambut halus di rahangnya.

"Sory, gue nggak bisa fokus" sahut Xabiru tidak enak hati.

Safir hanya bisa menghela nafas, jujur saja, masalah kali ini lebih pelik "gapapa, gue ngerti,"

"Thanks, untuk sementara, berkaitan dengan proyek kita, lo bisa diskusiin sama Basmal dulu"

"Oke, lo istirahat aja, muka lo pucet, atau mau gue kelonin??"

Xabiru melempar tatapan tajam, membuat Safir terkekeh lalu buru-buru keluar dari ruangan Xabiru.

Xabiru mendesah lelah, memilih merebahkan diri di sofa, meminta sang sekretaris untuk tidak menganggunya dan meminta Basmal untuk menghandel segalanya. Karena percuma saja, ia tidak bisa fokus, hatinya teramat kacau dan itu sangat berpengaruh terhadap pikirannya yang tidak bisa konsentrasi.

_____________

Lagi-lagi, Sarah tidak sadarkan diri di kantor, tentu saja Pram benar-benar kelabakan dan khawatir setengah mati. Ia tidak ingin Sarah kenapa-napa, apalagi, wanita itu tengah hamil.

Kali ini, ia tidak akan mengizinkan Sarah bekerja lagi, ia benar-benar tidak ingin Sarah kembali tidak sadarkan diri seperti ini.

Pram menatap Sarah datar, sementara Sarah hanya bisa menatap Pram dengan tatapan sayu dan memelas, raut wajah andalan yang selalu ia tunjukkan saat Pram marah. Sedari tadi, Pram benar-benar mendiaminya.

"Pram, maaf,"

"Mulai besok, kamu nggak usah kerja lagi, aku nggak bisa biarin kamu kerja, kondisi kamu lemah banget, kamu harus banyak-banyak istirahat, aku nggak mau kamu dan kandungan kamu kenapa-napa. Kali ini, kamu harus nurut sama aku Sar".

"Tapi Pram, kalau aku nggak kerja, aku nggak ada uang, aku butuh biaya untuk..."

"Nggak perlu dipikirin, aku yang akan handel semuanya" ujar Pram memotong ucapan Sarah.

"Kamu nggak ada kewajiban untuk melakukan itu Pram, aku nggak enak dan aku udah berhutang banyak sama kamu".

Pram menatap Sarah, "dari dulu aku janji bakalan ngelindungin kamu, jadi aku wajib melakukan ini. Sekarang kamu istirahat".

"Pram"

"Hm? Butuh sesuatu??"

Sarah mengangguk, ia menggigit bibir bawahnya, merasa tidak enak.

"Mau apa?? Hhmm? Bilang aja".

"Mau mangga muda".

Pram mengerjap, mangga muda? "Sekarang bukan musim mangga Sar"

Sarah tahu kalau sekarang memang bukan musim mangga, tapi demi Tuhan, Sarah benar-benar menginginkan itu. Dan, shit, melihat wajah wanita yang ia cintai menjadi mendung membuat Pram jadi sedih.

"Aku cari dulu ya".

"Beneran??" Mata Sarah berbinar.

Pram tersenyum, mengangguk sembari mengacak rambut Sarah gemas.

"Yang banyak ya, yang kecut, aku lagi pengen banget makan itu, makasi banyak Pram".

"Sama-sama, aku cari dulu ya, kamu istirahat," ujarnya lalu keluar dari kamar.

Dan, Pram benar-benar bingung, kemana ia akan mencari mangga muda yang kecut, astaga, baiklah, ia akan mencari kemanapun sampai ketemu.

___________________
Jangan lupa vote dan komennya ya❤. Maaf baru up.

SABIRU (Sarah xaBiru) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang