24

6K 226 7
                                    

Kalau aku kangen sama kamu, boleh???

___________________
Harusnya Sarah menolak permintaan Xabiru untuk mengantarnya pulang. Mantan suaminya ini manipulatif, bukannya mengantarnya pulang, tapi justru membawanya ke rumah Xabiru. Ck!

"Harusnya aku nggak percaya sama kamu". Ujar Sarah jengkel lalu masuk ke dalam rumah, meninggalkan Xabiru yang terkekeh.

Melihat sang mama yang masuk ke dalam rumah, Devan dan David menghampiri mamanya, memeluk Sarah erat-erat.

"David kangen mama", ujar David dengan nada bergetar. Ia benar-benar merindukan mamanya.

"Maaf sayang".

"David nggak mau mama pergi, David mau mama disini aja, kayak dulu ma, mama bantuin David pakai baju, suapin David makan, intinya David mau mama".

Sarah menelan ludah, matanya memanas mendengar putranya yang menyuarakan keinginannya. Sarah melepas pelukannya, menatap kedua putranya satu per satu, Sarah tersenyum mengusap air mata di pipi David, "mama disini, jangan sedih lagi. Maafin mama ya".

Devan hanya terdiam, berbeda dengan David yang memang banyak bicara. Namun, diam-diam ia melirik sang papa yang mengusap air mata. Devan menghela nafas, lalu menyingkir dari hadapan sang mama, ia pun sedih, tapi tidak ingin menampakkan kesedihannya.

"Devan ke kamar ma"ujarnya setelah pergi beberapa langkah.

__________________

Sarah merasakan perutnya bergejolak saat ia berada di dapur, mencium aroma bumbu-bumbu yang benar-benar membuat perutnya terasa mual. Astaga! Ia tidak sanggup.

"Bi, saya nggak sanggup masak, saya pusing, nggak enak badan". Ujar Sarah kepada Bi Lastri, sang asisten rumah tangga yang menatap majikannya dengan tatapan khawatir.

"Nyonya tidak apa-apa?".

"Saya baik-baik aja bi, cuma nggak tahan sama bau bawang putih dan kawan-kawan, saya ke kamar saja bi".

Bi Lastri mematung, menatap kepergian sang majikan.

Sementara itu, Sarah segera memasuki kamar lalu merebahkan diri dan memejamkan mata, kepalanya pusing bukan main. Akhir-akhir ini, ia memang sangat senaitif dengan bau dapur, padahal kedua putranya sangat ingin makan masakannya. Ia merasa  tidak hati dengan kedua putrnya.

Xabiru yang baru selesai mandi sedikit terkejut melihat sang istri, aduh, maksudnya wanitanya berada di ranjang miliknya. Ia pun mendekati Sarah mengecup pipi Sarah singkat.

Sarah membuka mata saat merasakan sesuatu yang lembut, dingin dan basah mengecup pipinya. "Jangan cium sembarangan dan..." Sarah melihat Xabiru yang hanya mengenakan handuk melilit bagian bawahnya, "kamu kenapa nggak paju???" Ujarnya galak.

Xabiru tertawa gemas, astaga, "habis mandi sayang, kenapa sih? kan, kamu sering liat aku nggak pake baju, liat aku telanjang juga sering kan?"

Sial, Sarah memalingkan wajahnya dengan wajah memerah. Melihat respon Sarah, Xabiru benar-benar gemas. Ia  mendekatkan tubuhnya ke tubuh Sarah yang menatapnya tajam dan penuh waspada.

"Kamu mau ngapain??"

Xabiru tersenyum, "menurut kamu??"

Sarah mendorong tubuh Xabiru, "jangan deket-deket".

"Kenapa? Takut terpesona? Hmm?"

Astaga! Xabiru dan percaya dirinya yang tinggi.

"Kamu terlalu percaya diri".

"Oh, harus sayang,"

"Udah sana jangan deket-deket, bukan muhrim, kamu nggak boleh deket-deket sama aku, dosa, kamu..."

Cup.

Sarah melotot, dan Xabiru tersenyum manis dengan wajah tanpa dosa. Saat hendak berbicara kembali, Xabiru membungkan bibir wanitanya lembut, namun menuntut, oh sial, bibir wanitanya kenapa semakin manis.

Sarah mencoba memberontak, tapi bukan Xabiru namanya kalau tidak berhasil meraih tangan Sarah dan membawanya ke atas kepala. Hingga saat ini, Xabiru berada di atas tubuh Sarah mencium bibir wanitanya penuh damba.

Shit! Bahkan kejantanannya sudah berdiri tegak di bawah sana. Ia yakin, Sarah pun merasakannya.

Sarah menelan ludah saat merasakan sesuatu yang keras di bawah sana menggesek pahanya dengan langsung. Tiba-tiba, ia menyesal mengenakan celana pendek.

Xabiru menatap manik mata Sarah yang menatapnya tajam. Xabiru enggan melepaskan ciumannya, dengan nekat, ia merapatkan kedua paha wanitanya, dan meletakkan miliknya yang menegang dibelahan paha wanitanya.

Lalu setelahnya, Sarah melotot ketika Xabiru menggerakkan miliknya diantara kedua pahanya. Benar-benar sinting! Sarah mencoba melepaskan diri, namun Xabiru semakin menahannya kuat-kuat.

Xabiru melepaskan ciumannya, menatap wanitanya dengan tatapan sayu, "seperti ini saja sayang, aku mohon, ahhh". Ujarnya serak sembari menggerakkan miliknya di sela paha wanitanya.

"Atau, kamu juga menginginkannya? Hmm?"

"Ngg.. mhphhh". Xabiru membungkam kembali bibir wanitanya dengan ciuman menuntut dan melumat bibir atas bawah Sarah bergantian dengan tangan kiri yang meremas dada Sarah penuh nafsu sementara tangan kanannya tetap memegang tangan Sarah diatas kepala.

Sementara dibawah sana, Xabiru mempercepat gerakannya hingga Xabiru mengeram tertahan dan Sarah merasakan pahanya basah, Xabiru sudah mengeluarkan amunisinya.

Nafas Xabiru masih memburu, Xabiru melepaskan ciumannya, mengecup seluruh wajah Sarah lalu melepaskan genggaman tangannya di kedua tangan Sarah.

"Kamu boleh pukul aku sayang atau cium juga awwww,"

Dan saat itu juga Sarah memukul dada Xabiru dan mencubitnya tanpa ampun. "Mesum, dasar duda mesum, kurang belaian, aku benci sama kamu, mesum, mesum".

"Aduh, aduh, iya sayang ampun, ampun".

Sarah mendorong tubuh Xabiru hingga terjatuh dari ranjang dan melempar Xabiru dengan bantal, "mesum, mesum, paha aku jadi basah, celana aku jadi kotor, aku benci sama kamu".

Xabiru meraih handuk untuk menutupi bagian bawahnya, "iya sayang, aku bersihin bentar, aku ambil tisu dulu".

"NGGAK USAH" ujar Sarah galak.

Euhh Xabiru jadi merinding, takut. "Ampun sayang, maaf, iya iya, aku emang kurang belaian, tapi kan, aku nggak masukin punyaku ke punya kamu".

"TETEP AJA".

"Iya, iya, maaf ya, sebentar, aku ambil tisu dulu, ahh atau kamu mau mandi? Aku bantuin, eum, maksudnya aku bantu antar kamu ke kamar mandi".

"NGGAK USAH, MENDING KAMU KELUAR. SEKARANG!"

"Sayang, aku belum pakai baju akk..."

"Pakai baju kamu dan KELUAR, CEPET!"

Xabiru segera bergerak mengambil kaos dan celana pendek miliknya, mengenakannya dengan cepat dan berjalan meninggalkan Sarah yang menatapnya marah.

Ergh, Xabiru merutuki dirinya sendiri yang tidak tahan akan godaan wanitanya yang cantik dan seksi dengan paha mulus yang mampu membuatnya mengeluarkan amunisinya.

Padahal hanya paha kan, belum... argh sial,

Sarah, kamu benar-benar membuatku gila.

________________
Double up buat kalian, yeayy, engh, biar nggak isi galau-galau terus kikikiki. Jangan lupa vote dan komennya ya. Makasiii.

SABIRU (Sarah xaBiru) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang