22

7.2K 335 13
                                    

Dilepas, tapi tidak rela dimiliki orang lain.

________________

"Makan dulu ya, aku suapin, mau?".

Sarah menggeleng, "Mual".

"Mau makan yang lain??"

Sarah menatap Pram yang tengah menatapnya. Pram yang mengerti mencoba tersenyum, mengelus puncak kepala Sarah. "Jangan pikirin apapun, aku nggak akan kemana-mana, aku disini. Kamu aman. Mau makan apa hem????"

"Mau makan roti sama minun susu aja, aku lagi nggak nafsu makan nasi".

Pram mengangguk, dari pada Sarah tidak memakan apapun. Agaknya, roti dan susu lebih  baik dari pada tidak sama sekali.

"Aku ambil dulu di kulkas". Ujarnya sembari berlalu mengambil roti dan susu kotak di sudut ruangan lalu memberikannya kepada Sarah.

Jujur saja, perut Sarah benar-benar lapar, tubuhnya lemas karena berkali-kali ia memuntahkan isi perutnya.

Ia meraba perutnya, rasanya masih terasa seperti mimpi. Ia tak menyangka di dalam perutnya ada kehidupan. Ia pun tak menyangka jika malam terakhir kali ia melakukannya dengan Xabiru akan membuatnya hamil.

Tapi meski begitu, ia bahagia akan kehamilannya. Meski di satu sisi, ia sedih karena setelah ini hidupnya tidak akan lagi damai. Orang-orang mungkin akan memandangnya sebagai wanita yang hamil tanpa suami karena ia sudah bercerai dari Xabiru.

"Perutnya sakit??" Tanya Pram khawatir melihat Sarah mengelus perutnya sembari mengunyah roti yang ia berikan tadi.

Sarah menggeleng, "Nggak, aku baik-baik aja. Pram??"

"Iya???"

"Xabiru nggak boleh tahu soal ini".

"Maksud kamu??"

"Xabiru nggak boleh tahu soal kehamilanku".

"Sarah, kamu...."

"Aku.. akan merawat anak ini sendirian".

Pram menghela nafas gusar, tak habis pikir dengan pemikiran Sarah yang menurutnya diluar dugaan. Harusnya, tentu Xabiru harus tahu akan hal ini. Sarah hamil, anak Xabiru. Tapi...

"Dia harus tahu Sar, bagaimanapun dia ayahnya".

Sarah menggeleng, "Aku akan menyembunyikan kehamilan ini".

"Aku tahu, pikiran kamu lagi nggak stabil, setelah roti dan susunya habis, istirahat ya. Aku mau keluar dulu". Ujar Pram mengelus puncak kepala Sarah lalu keluar dari kamar, mengacak rambutnya frustasi.

_________________

Xabiru memijat kepalanya, seharian ini agendanya sangat sibuk, terlebih lagi, pikirannya tidak bisa berhenti memikirkan Sarah. Ia khawatir akan wanitanya.

Ia sudah mencoba menghubungi Sarah, namun tak ada jawaban. Tapi setelahnya hanya ada pesan singkat yang mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja.

Tapi tetap saja, entah kenapa, ia ingin melihat Sarah. Hatinya tidak tenang. Ada perasaan khawatir dan kangen yang lebih mendominasi.

Astaga, ia benar-benar pusing sekarang.

"Kakak ngapain sih, aku pusing liat kakak mondar mandir nggak jelas". Keluh Basmal kesal, pasalnya, konsentrasinya sedikit terganggu.

"Lagi kepikiran sama Sarah".

Basmal berdecak, "makannya kalau masih sayang nggak usah sok-soan cerai segala. Ditahan aja, dikurung aja, kayak aku ngurung Cece hehe". Ujarnya sembari nyengir kuda mengingat istrinya dirumah yang semakin cantik dan seksi karena menyusui putra dan dirinya.

Ehhh! Maaf!

Oh astaga, katanya, wanita akan banyak berubah setelah melahirkan dan punya anak. Eum, ia setuju, pasalnya, Cece memang banyak berubah, semakin cantikkk sekaliii.

Xabiru melempar kepala adiknya dengan bolfen, ia bukannya tidak mengerti akan isi kepala adiknya yang tengah mesem-mesem itu.

"Apaan sih kak, astaga". Basmal mengusap kepalanya yang sedikit nyilu. "Tinggal temuin doang ribet amat".

"Sarah lagi kerja mungkin".

Basmal mengernyit, "kerja? Dimana?"

Jujur saja, Xabiru malas mengatakan ini, "kantor Pram".

Basmal mengerjap, ouh tentu dia tahu siapa Pram yang kakaknya sebutkan tadi. "Gawat sih, bisa-bisa kak Sarah kecantol sama Pram, secara, dari sisi finansial dan tampang, Pram juga nggak buruk-buruk awhhhh". Basmal kembali meringis saat bolfen kembali mendarat di kepalanya.

"Pramudya nggak akan bisa ambil Sarah dari kakak. Kakak lebih unggul segala-galanya dari dia".

Basmal menghela nafas, "Yaudah, berjuang lagi dari awal, berdoa kak, apapun takdir yang memang untuk kita, semua akan kembali kepada kita".

Xabiru berderhem, "seminggu lagi, kita akan ke luar kota, mengurus beberapa proyek". Ujarnya membahas hal lain.

Basmal mendesah galau, itu artinya, ia akan berpisah selama seminggu dengan istri dan putranya.

_______________

Xabiru mengernyit heran saat mendengar kabar dari teman satu kos istrinya, ah ralat teman satu kos Sarah, jika Sarah tidak ada di kos. Padahal, sekarang sudah jam 9 malam.

Apa, lembur? Atau???

Ah tidak, Xabiru menggelengkan kepalanya, mendadak rasa cemas menghantuinya. Ia takut, bagaimana jika Sarah semakin dekat dengan Pram, lalu keduanya menjalin hubungan.

Xabiru mengeratkan pegangannya ke paper bag yang ia pegang. Sial, dengan perasaan berkecamuk, ia membuang paper bag berisi makanan kesukaan Sarah dan masuk ke dalam mobilnya.

"Aku nggak akan pernah biarin kamu dimiliki orang lain Sarah!"

________________
Jangan lupa vote dan komennya❤

SABIRU (Sarah xaBiru) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang