15

10.8K 318 19
                                    

Hari ini seperti mimpi buruk yang membuatku terlihat tak berdaya.

________________

Xabiru melirik Sarah yang menatap lurus ke depan. Istrinya ah, ralat, wanita yang ia cintai semakin cantik saja. Kali ini, Sarah menggunakan dress berwarna sage dengan rambut yang digerai namun mengenakan jepit rambut sebagai pemanis.

Sarah, nampak sangat cantik dan terlihat seperti wanita remaja. Ergh, astaga, ia semakin takut, setelah ini, pasti banyak sekali lelaki yang mendekati wanitanya.

Setelah sidang selesai, Xabiru mengikuti Sarah yang berjalan ke luar seorang diri.

"Sarah".

Sarah menghentikan langkahnya, berbalik menatap Xabiru dengan raut penuh tanya.

Xabiru jadi salah tingkah sendiri ditatap demikian, dadanya berdebar, ia sudah seperti anak remaja yang baru jatuh cinta saja.

"Mau aku antar pulang??" Sejujurnya itu hanya alibinya  semata, karena dengan mengantar Sarah pulang, ia bisa tahu dimana Sarah tinggal.

Sarah menggeleng, sampai detik ini pun, tak ada satupun orang tahu tempat tinggalnya, karena untuk sementara, ia butuh ketenangan.

"Nggak perlu mas, terimakasih atas tawarannya".

Hanya itu, Sarah perlahan menjauh dari pandangan Xabiru. Saat itu juga, Xabiru kembali menyadari jika Sarah tak lagi menjadi miliknya.

Xabiru merasakan matanya berair, ah, dia memang gampang sekali menangis akhir-akhir ini.

________________

Xabiru tertunduk kaku menerawang ke masa-masa dimana dirinya bersama dengan Sarah, dimulai dari awal mereka bertemu, lalu menjalin hubungan dan menikah.

Tak mudah untuk mendapatkan Sarah, ia harus bersaing dengan beberapa orang termasuk bersaing dengan Pram, yang notabenya sabahat dekat Sarah.

Saaf ini, ia berada di rumahnya, tepatnya di ruang kerjanya. Ia tidak bisa kembali ke kantor saat pikirannya masih kacau.

"Aku masih nggak nyangka sayang, aku menghancurkan segalanya, mimpi kamu tentang keluarga yang harmonis, mimpi kamu tentang suami idaman yang..." Xabiru menipiskan bibirnya, tersenyum pedih.

"Sarah, aku nggak tau lagi gimana caranya aku menjalani hidup saat kamu nggak ada". Xabiru menyentuh dadanya yang terasa sesak.

Ia akui ia lemah tanpa Sarah, selama ini, Sarah selalu menjadi dunianya dan rumah tempat ia pulang. Kali ini, ia kebingungan karena dunia dan rumahnya telah hilang.

________________

Sarah merebahkan diri di kasur kecil dan jauh dari kata empuk miliknya. Sejujurnya, ia hanya mengontrak rumah ini dalam waktu sebulan saja, karena setelah mengurus perceraiannya dengan Xabiru, ia berencana untuk tinggal di tempat lain.

Untuk pekerjaan, Sarah sudah mulai mencarinya, tentu ia meminta bantuan kepada Pram. Pram, sama seperti dirinya, sama-sama lulusan hukum dan memiliki firma hukum yang secara turun temurun diwariskan kepadanya.

Saat ia memberi tahu Pram jika ia membutuhkan pekerjaan, tentu saja Pram langsung mengomelinya 'memangnya Xabiru sudah tidak punya uang sampai kamu harus bekerja Sarah?'.

Namun, ketika perlahan ia mulai menjelaskan segalanya kepada Pram, termasuk soal perceraiannya. Saat itu pula Pram mengerti, akhirnya Pram memintanya untuk menulis surat lamaran di firma miliknya.

Untuk sementara, ia merahasiakan dimana tempat ia tinggal saat ini kepada Pram. Ia masih belum siap bertemu dengan siapapun. Ia butuh wakti menyendiri, menenangkan dirinya sendiri yang belakangan ini dipenuhi banyak pikirian yang sering membuatnya kesulitan untuk bernafas.

SABIRU (Sarah xaBiru) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang