14

8.8K 370 15
                                    

Kalau boleh meminta, bisakah aku meminta waktumu seumur hidup hanya denganku?


_______________

Devan bukannya tak mengerti akan permasalahan yang terjadi antara kedua orang tuanya. Ia melihat sendiri bagaimana wanita muda itu datang menangis tersedu-sedu memohon kepada papanya untuk mendonorkan darah kepada.., Devan tak mampu melanjutkannya.

Sejujurnya, ia kecewa, kecewa kepada papanya yang sudah menyakiti mamanya. Ia pun sama kecewanya, karena faktanya, dia memiliki adik dari rahim wanita lain.

Tapi, saat ia menguping pembicaraan papanya, rupanya adik tirinya itu sudah meninggal. Jujur saja, katakanlah ia jahat, ia tak peduli, tapi ia senang, senang karena anak papanya dengan wanita itu sudah tiada.

Karena iu artinya, anak papanya hanya dirinya dan David, anak yang berasal dari rahim mamanya.

Devan menatap malas makanan yang tersaji di depannya, ia kurang berselera makan sebab makanan ini berbeda dengan masakan mamanya baik dari sisi tampilan apalagi rasa.

Devan menelan ludah susah payah, hari-hari berikutnya, ia tak akan bisa melihat mamanya memasak di dapur, membantunya mengerjakan pekerjaan rumah, menemaninya saat sakit, atau memasak makanan favoritnya. Karena kemarin, mamanya mengatakan segalanya, meski mamanya tidak mengatakan secara gamblang, tapi ia cukup mengerti.

Pun Davin, juga merasakan hal yang sama. Namun, ia masih terlalu kecil untuk memahami segala yang terjadi.

"Devan, kenapa makanannya hanya dimainkan?".

Devan menggeleng, "Devan nggak nafsu".

Xabiru mendesah, "Makan ya meski sedikit, kasian bibi udah masak buat kita".

Devan menurut, kata mamanya, ia harus menjadi anak yang penurut dan menjaga adiknya dengan baik.

Xabiru menyadari sikap putra pertamanya memang berbeda sejak kejadian itu, putranya lebih banyak diam dan menjauhinya. Padahal, sebelumnya, Devan sangat akrab dengannya, ah ralat Devan dan David memang sangat dekat dengannya.

Xabiru menelan makanan di mulutnya dengan susah payah, lalu meminum air putih hingga tandas. Bukannya ia tak mengerti, ia pun mengerti apa yang dirasakan kedua putranya.

"Setelah ini, papa antar kalian ke sekolah ya".

_______________

Devan menggeleng saat mendapati David yang duduk seorang diri dihalaman belakang dengan mata berkaca-kaca. Ia paham akan perasaan adiknya. Adiknya merindukan mamanya, sama ia pun juga merasakan hal yang sama.

"Kamu kenapa disini?" Devan duduk disamping David menatap dedaunan yang bergerak dibawa pergi oleh angin.

"David mau mama bang".

Devan menatap tanah dengan tatapan kosong, seandainya ayahnya tidak melakukan kesalahan, mungkin keluarganya akan baik-baik saja seperti dulu.

"Nanti kita bisa ketemu mama lagi, ayo masuk ke kelas, ingat kata mama David, kita harus jadi anak penurut dan belajar yang rajin. Papa boleh saja mengecewakan mama, tapi kita jangan".

David mengusap sudut matanya yang berair, lalu berdiri mengikuti abangnya yang berjalan lebih dulu.

______________

"Sidang pertama kalian akan digelar besok, jadi persiapkan diri lo baik-baik" ujar Safir.

Xabiru hanya merespon dengan gumaman singkat. Suaranya mendadak tertelan hilang entah kemana. Rasanya sangat berat melakukan hal yang sama sekali tidak ia inginkan.

Safir bukannya tak mengerti akan apa yang dirasakan Xabiru, "Biru, lo nggak perlu khawatir soal apapun, mau sejauh apapun Tuhan memisahkan Sarah sama lo, kalau kalian berjodoh, kalian akan kembali bersama suatu saat nanti".

Xabiru tahu akan hal itu, tapi, sialnya hatinya terasa berat, ia takut jika Sarah jatuh cinta kepada orang lain dan menikah lagi. Rasanya sangat menyesakkan meski sekedar membayangkannya saja.

"Gue masih ngerasa gue lagi mengalami mimpi buruk, Sarah adalah wanita yang gue perjuangkan mati-matian, gue bahkan nekat menikahi dia saat gue masih kuliah. Itu gue lakukan untuk mengikat dia seerat mungkin, tapi kali ini Sarah harus terlepas karena perbuatan gue sendiri".

"Semua sepenuhnya bukan salah lo Biru, semua belum berakhir, Basmal juga pernah melakukan kesalahan, tapi Cece memaafkan. Karena Basmal selalu berusaha meyakinkan Cece. Gue harap, lo juga begitu, kalau lo cinta sama Sarah yakinkan dia kembali, kalian masih bisa rujuk Biru, semua masih bisa dirubah, selama lo punya kemauan".

Xabiru mengetuk jarinya di atas meja, jika dipikir-pikir, apa yang Safir katakan benar. Ia masih punya segala cara untuk mengikat Sarah kembali, kalau perlu ia akan menghalalkan segara cara untuk membuat laki-laki siapapun yang mendekati wanitanya menjauh.

"Lo kapan nikah???" Tanya Xabiru tiba-tiba membuat Safir mengernyit heran.

"Nanti lah santai aja, kenapa????"

"Lo udah mateng dari segala sisi, finansial, mental dan segalanya. Lo nggak berniat jadi pebinor di keluarga adek gue kan???"

Safir menggelengkan kepalanya, tak ada niat sedikitpun untuk menjadi pebinor, perbuatan itu sangat tidak etis. "Nggak sama sekali, kecuali Basmal menyakiti Cece kembali, gue nggak akan segan mengambilnya dari Basmal".

"Sekalipun Cece janda dan punya anak??"

Safir merengut tak suka, "Memangnya kenapa? Mau Cece janda, punya anak, gue nggak masalah, gue cinta sama Cece dan gue nggak masalah akan hal itu".

Safir menelan ludah kaku, bagaimana jika Pram juga melakukan hal yang sama kepada Sarah. Tapi, bukan hanya itu saja, Safir menelan ludah kaku saat ia melihat Basmal, adiknya berdiri di ambang pintu dengan wajah memerah. Adiknya, mendekat tanpa suara lalu berkata "Siapa yang cinta sama istri gue???"

Tubuh Safir menegang, saat berbalik, ia menemukan Basmal dengan aura mencekam. Ia kehabisan kata-kata, mengelak pun rasanya tak mungkin, jadi baiknya ia diam saja, ia akan menerima apapun yang akan Basmal lalukan padanya.

"Princess selamanya akan jadi istri gue, dia cuma milik gue, cam kan itu". Ujarnya ketus sembari meletakkan map diatas meja Xabiru untuk ditanda tangani.

"Gue tahu, gue nggak bermaksud".

Basmal enggan menjawab, ia memilih keluar dari ruangan Xabiru. Moodnya mendadak buruk.

______________
Jangan lupa vote dan komennya❤😊

SABIRU (Sarah xaBiru) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang