Rio dan Alan nama dua anak kecil yang masuk TK saat berusia 4 tahun, awal mula pertemuan mereka berdua tidak begitu menyenangkan karena Rio yang punya aura matahari itu berniat mengajak Alan bermain tapi anak kecil berwajah datar ini tidak menghiraukan Rio.
Rio yang kesal berkali-kali menganggu Alan hingga akhirnya kata-kata itu keluar dari mulut Alan.
"Aku nggak mau temenan dengan cewek" ujarnya.
"Ah, Rio bukan cewek.. Rio cowok" jawab Rio dengan polosnya.
"Mana ada cowok rambut panjang begitu, cuma cewek yang rambutnya panjang"
"Rio cowok.. kata mamah papah, Rio cowok" mata Rio mulai berkaca-kaca.
"Kamu itu cewek!" Tegas Alan dengan suara lantang, hal itu langsung membuat Rio menangis karena memang saat kecil orang tua Rio membiarkan rambut Rio tumbuh panjang.
Setelah hari itu, Rio merengek pada orang tuanya meminta agar rambutnya di potong.
Orang tua Rio pun akhirnya membawa Rio ke salon anak-anak untuk memotong rambut putra mereka, setelah di potong Rio kembali sekolah lalu memamerkan rambut pendeknya.
"Alan ~ Rio sudah potong rambut !~" Rio berlari kearah Alan yang bermain sendirian di pojok ruangan, dari kejauhan Alan bisa melihat aura secerah matahari yang terpancar jelas dari Rio.
Alan menatap Rio yang saat ini duduk di dekatnya.
"Lihat.. aku sudah potong rambut, hehe.. jadi Rio cowok kan" Rio terlihat sangat senang.Alan menghela nafasnya berat.
"Iya kamu cowok" katanya lalu kembali bermain dengan menyusun balok-baloknya."Rio boleh main ?" Tanya Rio.
"Hm," jawab Alan singkat.
"Ah, terima kasih ~" sejak hari itu, 12 tahun berlalu keduanya tetap berteman bahkan sangat dekat dimana kalau ada Rio disitu juga ada Alan.
Alan bahkan mengikuti Rio pergi ke sekolah yang Rio masuki, Alan juga berencana untuk kuliah di kampus yang sama dengan Rio kalau mereka sudah lulus SMA nanti.
Kedua orang tua mereka pun sudah saling mengenal jadi tidak asing lagi kalau Rio dan Alan saling berkunjung ke rumah masing-masing bahkan tidak ada rasa canggung untuk masuk ke kamar.
Seperti hari ini, Alan pergi menjemput Rio memakai motornya. Alan terlebih dulu mengetok pintu yang langsung dibuka oleh ibu Rio.
"Rio ada di kamarnya, tolong bangunkan ya"
"Iya Tante" Alan mengangguk singkat, dia berjalan naik ke lantai dua menuju kamar Rio.
Tanpa mengetok pintu, Alan langsung masuk ke dalam kamar Rio. Dia bisa melihat Rio masih setia tidur bahkan setengah bajunya terangkat memperlihatkan nipple kiri Rio.
Alan mendekat lalu duduk didekat Rio, dia mengurung Rio di antara tangannya. Perlahan Alan merendahkan tubuhnya lalu mengecup singkat bibir Rio.
"Mm.. " Rio membuka matanya, dia bisa melihat Alan yang saat ini tersenyum kearahnya.
Rio tersenyum balik.
"Pagi Alan~" sapa Rio dengan senyuman secerah matahari pagi."Pagi, tidur mu nyenyak ?" Tanya Alan seraya mengusap pelan sudut mata Rio.
"Hm,. Ini masih jam 6, kamu udah rapi aja...hehe" ujar Rio.
"Ini salah siapa yang selalu bangun kesiangan.. ayo bangun" Alan menarik kedua tangan Rio lalu mengangkat tubuh Rio untuk duduk di pangkuannya, Alan membuka baju dan celana Rio.
Alan mendekatkan hidungnya di perpotongan leher Rio.
"Mandi sana.. kamu bau" bisik Alan."Ahaha, iya.. udah, geli tau" Rio geli sendiri saat merasakan hembusan nafas Alan, dia juga tidak merasa risih saat tangan Alan menyentuh bongkahan kenyal miliknya.
Rio mendorong pelan tubuhnya agar menjauh dari Alan.
"Aku mandi dulu ya.. tunggu di bawah, mamah hari ini masak nasi goreng~" Rio mengambil handuknya lalu berlari masuk ke dalam kamar mandi.Alan menarik baju Rio di atas kasur lalu menghirup aroma tubuh Rio.
"Aroma bangun tidur" kata Alan dengan tatapan sayunya..
.Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Puppy (TAMAT, 21+)
RandomRio dan Alan sudah berteman sejak kecil, kepribadian mereka berdua yang jauh berbeda membuat orang-orang bertanya kenapa Rio bisa akrab dengan Alan padahal Alan terkenal sangat pendiam juga dingin tapi ternyata sikap baik, senyuman manis dan perhati...