09

28.5K 1.7K 12
                                    

Setelah makan malam, Rio dan Alan kembali ke kamar.
"Kasur cadangan kamu nggak punya ?" Tanya Rio.

"Punya, tapi kenapa nggak tidur sama aku aja ?" Alan menepuk-nepuk kasurnya.

"Tapikan single bed, nggak muat.. badan kamu aja besar dari aku" ujar Rio.

"Muat kok.. muat" Alan menarik tangan Rio, Alan membawa Rio berbaring di dekatnya.

"Nah kan, muat" ujar Alan yang saat ini tidur menyamping.

"Aku susah bolak baliknya" Rio mempoutkan bibirnya kesal.

Alan memeluk Rio.
"Kasih tau aku kalau kamu mau balik ke arah lain, hm.. lebih baik kita tidur, besok ku antar kamu pulang jam 5 sekalian ke sekolah barengan"

Rio mengangguk pelan, dia menutup matanya tapi sejujurnya hal tadi masih terngiang di pikiran Rio terlebih itu pertama kalinya seseorang menyentuh milik Rio selain dirinya tapi Rio berusaha melupakan kejadian tadi, dia menganggap semuanya hanya mimpi.

"Rio.. " panggil Alan.

" ..Rio, hei.. bangun"

"Mm ?" Rio membuka matanya, dia bisa melihat Alan menopang kepala melihat wajah Rio.

"Hoaam.. sudah pagi ?" Tanya Rio saat melihat samar-samar cahaya matahari dari tirai jendela kamar Alan.

"Iya, tidur mu nyenyak jadi agak ragu ku bangunin, aku mau mandi pagi kamu bantuin ya" pinta Alan.

"Iya..." Rio berusaha bangun, matanya masih sangat mengantuk padahal biasanya dia bangun jam 6 pagi tapi hari ini Rio terpaksa bangun jam 5.

Rio membantu Alan melepas pakaiannya lalu kembali berbaring, Alan terkekeh pelan.
"Bentar ya.. aku mandi dulu" Alan mengecup singkat dahi Rio lalu berjalan masuk ke dalam kamar mandi.

Awalnya Rio tidak sadar dengan apa yang barusan Alan lakukan hingga akhirnya dia menyadari kalau tadi Alan memberinya kecupan singkat di dahi.

'Eh! Ba-barusan dia cium dahi ku ?!' Wajah Rio memerah padahal hal itu biasa Alan lakukan saat menjemput Rio tapi baru kali ini Rio sadar.

'Apa maksudnya itu ya ? Ka-kami kan teman, Alan nggak ngerasa aneh ?' pikir Rio hingga akhirnya pintu kamar mandi terbuka menampilkan Alan yang baru selesai mandi, dia meminta Rio membantunya memasang seragam sekolah.

"Kamu nggak apa-apa turun sekolah ? Tangan mu kan cukup parah lukanya" Rio terlihat khawatir.

Alan mengusap pelan pipi Rio dengan senyuman kecil di bibirnya.
"Mana mungkin aku biarin kamu sendirian di sekolah.. nanti kamu kesepian"

"Ng-nggak juga.. kamu harusnya istirahat"

Alan mengacak pelan rambut Rio.
"Udah jangan dipikirin, lebih baik kita berangkat sekarang"

Rio mengangguk pelan, Alan berpamitan pada orang tuanya. Kedua orang tua Alan sangat terkejut mendengar Alan ingin mengendarai motornya ke sekolah.

"Jangan bercanda Alan, kamu baru kecelakaan tapi mau naik motor..nggak boleh !" ayah Alan bingung dengan kelakuan anaknya ini.

Alan mengulurkan tangannya.
"Pinjam mobil papah kalau gitu, mobil kan nggak pakai banyak tenaga buat nahan bebannya"

"Alan, kamu ini"

"Alan nggak mau ketinggalan pelajaran pah, aku kan nggak lumpuh.. demam juga nggak, aku sehat kan jadi nggak ada alasan buat ku tinggal di rumah aja"

Kedua orang tua Alan saling melempar tatapan, apa yang Alan katakan ada benarnya juga.

Akhirnya ayah Alan mengalah.
"Ya udah, pakai mobil papah tapi jangan buat main ya.. kalau udah selesai sekolahnya pulang ke rumah"

"Iya pah, terima kasih"

Alan mengambil kunci mobil lalu melaju pergi bersama Rio.

Setibanya di rumah Rio, ibu Rio langsung mengajak Alan bicara terkait kecelakaan kemarin.
"Kamu nggak apa-apa kan ?! Ya ampun Alan tangan mu sampai begitu !"

"Iya Tante, cuma luka kecil" jawab Alan dengan senyuman.

"Luka kecil dari mananya ?! Duh.. harusnya kamu istirahat aja di rumah"

"Nggak Tante, aku nggak mau ketinggalan pelajaran" ujar Alan.

"Hah, ya ampun anak muda ya" ibu Rio tersenyum kecil, dia langsung menatap Rio.

"Tuh, kamu harus rajin kayak Alan juga.. jangan malas-malasan terus"

"Ah mamah, mulai kan!" Rio berlari naik ke lantai dua.

"Ck, anak itu"

Alan terkekeh pelan.
"Ya udah Tante, Alan nyusul Rio ke atas"

"Hm, pelan-pelan ya.. tangan mu masih kelihatan sakit itu"

"Iya Tante" Akan mengangguk singkat, dia menyusul Rio ke kamar.

"Rio ?" Alan membuka pintu kamar dan mendapati Rio tengah membuka celananya.

"Oh, tunggu ya.. aku mau mandi dulu"
Rio langsung membelakangi Alan.

Alan menatap dua bongkahan kenyal milik Rio yang terpampang jelas di depan matanya.

Alan tersenyum kecil.
"Hm, nggak usah buru-buru"

.
.

Bersambung ...

My Little Puppy (TAMAT, 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang