Setelah Rio selesai mandi dan berseragam rapi, keduanya berpamitan pergi ke sekolah.
Ini pertama kalinya Rio pergi menaiki mobil bersama Alan dan tentu hal ini mengundang perhatian beberapa siswa(i).
"Tuh kan jadi perhatian banyak orang" gerutu Rio saat keduanya turun dari mobil.
"Kan aku nggak bisa bawa motor" jawab Alan.
"Iya juga sih.. Oh, hei pagi !!" Rio berjalan lebih dulu dari Alan, dia menyapa teman satu kelas mereka.
"Ck, pagi-pagi udah nebar senyum" kata Alan saat melihat Rio berjalan bersama salah satu teman sekelas mereka.
Alan menarik Rio agar berjalan seirama dengan Alan.
"Kamu mau ninggalin aku ? Kalau tangan ku berdarah lagi gimana ?""Oh iya, maaf.. hehe, ya udah deh kamu duluan aja" ujar Rio pada teman sekelas mereka ini.
"Hm, aku duluan ya Rio" siswi tadi berjalan lebih dulu menaiki tangga.
"Iya..~" Rio melambaikan tangannya.
"Kamu ini ya selalu gitu, kalau udah ada yang lain aku berasa jadi debu" Alan mengacak pelan rambut Rio.
"Ah, nggak gitu .. aku niatnya cuma nyapa tapi keterusan ngobrol"
"Hah, iya.. iya" Alan berjalan menaiki tangga di susul oleh Rio.
Sesampainya mereka di kelas, Rio kembali menyapa teman-temannya dengan senyuman secerah matahari pagi.
Sudah menjadi rutinitas Rio melakukan hal itu walaupun sejujurnya Alan kurang senang tapi dia tak bisa melarang Rio yang memang memiliki karakter social butterfly.
Tak lama kemudian, guru masuk ke dalam kelas.
"Baik...baik, duduk di bangku kalian" mendengar hal itu, semua siswa(i) kembali ke bangku masing-masing."Mungkin kalian sudah tau hal ini mungkin juga ada yang belum tau.. ada dua hal penting yang akan ibu bahas..." Guru wanita ini menatap Alan.
" ..teman kalian kemarin mengalami kecelakaan saat mengerjakan tugas di cafe yang mengharuskan dia di larikan ke rumah sakit dan mendapat jahitan, bagaimana keadaan mu Alan ?" Tanya guru.
Alan mengangguk singkat.
"Saya sudah tidak apa-apa" jawab Alan dengan nada dinginnya."Hah, baiklah kalau kamu bilang begitu.. kalau ada apa-apa, cepat beritahu guru.. pesan kepsek kamu bisa istirahat di UKS kalau merasa lelah, jangan paksakan diri"
"Iya" jawab Alan singkat.
Semua guru sudah terbiasa dengan nada dingin Alan, mereka pun tidak bisa memarahinya karena dia memang siswa terpintar di sekolah ini.
"Trus hal penting lainnya apa Bu ?" Tanya salah satu siswa.
"Ah ini.. masuk lah" kata guru sembari melihat keluar kelas.
Seorang gadis yang mungkin memiliki tinggi 178cm masuk ke dalam kelas, semua orang terkagum-kagum karena tingginya hampir sama dengan Alan yang memiliki tinggi 180cm.
"Uwah.. tinggi sekali" itu yang keluar dari mulut Rio saat melihat siswi ini.
Alan menarik pelan rambut Rio.
"Ep! Sakit!" Rio menepis kesal tangan Alan."Kamu yang pendek" ujar Alan.
"Iya, aku tau aku pendek.. hufh!" Rio mempoutkan bibirnya kesal karena Rio memiliki tinggi 168cm.
Alan mencubit pelan pipi Rio.
"Tapi aku suka kamu yang seperti ini" Akan tersenyum kecil."Ya...ya, terserah Alan saja" Rio kembali melihat siswi baru tadi yang saat ini masih berdiri di depan kelas.
Ekspresi wajahnya terlihat datar tapi dia berusaha mengukir senyum di bibirnya.
"Nama ku Agnes, aku terpaksa pindah karena ayah bertugas di kota ini" ujarnya."Hm, seperti itu lah.. dia seharusnya tidak bisa pindah karena sudah kelas 3 tapi melalui pertimbangan akhirnya Agnes bisa bergabung bersama kalian.. berteman akrab lah, kalian hanya punya waktu 7 bulan bersama" ujar Bu guru.
"Iya Bu ~~" jawab siswa(i) bersamaan termasuk Rio.
Guru menyuruh Agnes duduk bersebelahan dengan Rio, saat Agnes sudah duduk dia langsung di sapa oleh Rio.
"Hai, aku Rio !" Rio mengulurkan tangannya.
"Ah ya, aku Agnes" jawabannya.
"Semoga kita bisa berteman akrab ya!"
"Hm" Agnes mengangguk singkat.
Rio menawarkan diri untuk memperkenalkan sekolah pada Agnes, Rio juga baru tau kalau Agnes suka bermain basket.
"Aku bakal kenalin kamu sama kapten tim basket cewek ya.. mereka baik semua !" Rio tersenyum senang.
Agnes juga membalas senyuman Rio terlebih rona merah muda tipis terlihat di kedua pipi Agnes.
Alan menopang dagunya saat melihat siswi baru ini sudah seberani itu mengobrol dengan Rio.
'Ck, aku nggak suka dia' batin Alan.Guru yang tengah menulis di papan tulis mengerutkan alisnya saat mendengar Rio terus bicara dengan Agnes.
Guru tadi berbalik lalu melempar spidol kearah Rio.
"Rio, diam !""I-iya Bu !! Maaf!!" Hampir semua orang di kelas tertawa melihat Rio ketakutan kecuali Alan dan Agnes yang memang berwajah datar.
Rio mengantar spidol tadi pada gurunya lalu kembali ke bangkunya.
"Maaf" ujar Agnes.
Rio tersenyum lebar.
"Bukan salah mu, ayo fokus belajar aja dulu' kata Rio setengah berbisik.Agnes tersenyum kecil.
"Iya".
.Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Puppy (TAMAT, 21+)
De TodoRio dan Alan sudah berteman sejak kecil, kepribadian mereka berdua yang jauh berbeda membuat orang-orang bertanya kenapa Rio bisa akrab dengan Alan padahal Alan terkenal sangat pendiam juga dingin tapi ternyata sikap baik, senyuman manis dan perhati...