Alan mengambil Vaseline milik Rio lalu membalurnya di hole Rio.
"Alan janji kan nggak bikin Rio sakit ?" Ujar Rio dengan mata berkaca-kaca, Rio merasa sangat takut.
Alan tersenyum.
"Pengalaman pertama memang sakit tapi aku berusaha biar kamu nggak ngerasa kesakitan banget.. hm" Alan mengecup singkat bibir Rio berusaha menenangkan puppy manisnya ini."Tangan.. " Rio mengulurkan kedua tangannya.
" ..pegang tangan ku"Alan menggenggam tangan kiri Rio.
"Nggak bisa dua-duanya ya, aku susah masuk kalau genggam tangan Rio semua"Rio mengangguk paham, dia mengigit pelan bibirnya saat Alan mulai menerobos masuk ke dalam hole Rio.
'Hah.. gila, sempit' Alan mengerutkan alisnya, dia berusaha keras agar p*nisnya bisa masuk.
"Ah.. " Rio menggenggam erat tangan Alan sementara satu tangan kanannya meremas seprei kasur.
Tapi seperti janji Alan, dia tidak mau menyakiti Rio. Alan berusaha keras masuk perlahan juga sesekali mencium Rio agar dia rileks.
Setelah hampir 5 menit berusaha mendorong miliknya, akhirnya Alan berhasil masuk tanpa menyakiti Rio bahkan tidak ada darah karena paksaan.
"Hah... hah.. hah.. Alan, udah ?" Tanya Rio.
"Hm, udah semua.. gimana rasanya Rio ?"
Rio menatap Alan.
"Mm.. rasanya aneh, sedikit perih disana tapi aku nggak apa-apa"Alan kembali mencium Rio, disela ciumannya Alan berbisik akan bergerak agar keduanya merasakan kenikmatan.
Rio tidak bisa menolak lebih tepatnya tidak punya kesempatan untuk bicara karena Alan kembali membungkam bibir Rio.
Benar saja, Alan mulai bergerak.
Rio mengerutkan alisnya karena gesekan antar holenya dan p*nis Alan terasa panas dan sedikit perih.Rio tidak tau letak nikmatnya dimana sampai akhirnya Alan kembali menemukan titik ternikmat Rio.
"Mmm! Nnn! Fuahh.. Ah! Ah! Alaann! Hah-Ah... !" Desahan tak tertahan keluar begitu saja dari mulut Rio, baru sebentar saja Rio sudah keluar untuk kedua kalinya yang tentu membuat Alan senang karena Rio menikmati s*x pertama mereka.
"Ah.. Rio, enak.. hole mu enak, hah~" Alan mendorong kedua kaki Rio lalu kembali bergerak menghantam hole Rio bertubi-tubi.
"Alan !! Alan ! Aahhh! Haaa.. Ah! Aku nggak kuat! Ah.. Alan, udah !!" Rio meremas kuat seprei kasur hingga lepas dari tempatnya.
Alan tersenyum lebar, dia menahan kedua tangan Rio di dekat kepalanya agar Rio tidak banyak bergerak.
"Ahh! Alan.. ! Rio mau pipis lagi.. ! Ahh! Aaahhhhhh!!" Tubuh Rio melengkung, kembali cairan kental itu keluar untuk ketiga kalinya yang membuat tubuh Rio langsung lemas.
"Ah.. hah.. hah.. " kaki Rio bergetar, dia tidak pernah merasakan sensasi seperti ini sebelumnya.
Alan memutuskan menyudahi s*x mereka takut Rio pingsan karena tubuhnya sudah bergetar tak terkendali.
Alan menarik p*nisnya keluar lalu mengoc*knya di atas tubuh Rio. Sembari mengoc*k miliknya, Alan menyentuh bibir Rio lalu mendorong dua jarinya masuk ke dalam mulut Rio.
"Mm.. Mm~" Rio menatap Alan dengan mata sayunya, tak lama kemudian Alan klimaks dan membasahi dada juga wajah Rio.
Rio mengusap wajahnya dengan raut wajah asam.
"Muka ku jadi lengket !" Kesal Rio.Alan terkekeh pelan lalu mengecup singkat dahi Rio.
"Maaf ya dan makasih"Kedua pipi Rio memerah, perlahan Rio melingkarkan kedua tangannya memeluk tubuh Alan.
"Makasih udah nggak bikin aku kesakitan"Alan balik memeluk Rio.
"Hm, aku nggak setega itu buat nyakitin Rio".
.Bersambung ...
![](https://img.wattpad.com/cover/348777890-288-k281409.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Puppy (TAMAT, 21+)
RandomRio dan Alan sudah berteman sejak kecil, kepribadian mereka berdua yang jauh berbeda membuat orang-orang bertanya kenapa Rio bisa akrab dengan Alan padahal Alan terkenal sangat pendiam juga dingin tapi ternyata sikap baik, senyuman manis dan perhati...