"Ah.. " Rio meremas pelan rambut Alan yang saat ini sibuk bermain di bawah sana.
Tangan nakal Alan bergerak mengurut juga sesekali mengoc*k milik Rio, hal yang membuat Rio sangat malu karena Alan menatap p*nisnya dari jarak dekat.
"Mm.. Alan, hah-udah.. " Rio berusaha mendorong Alan tapi dia takut melukai Alan karena Alan dalam masa pemulihan.
"Umhgg!!" Tubuh Rio melengkung saat cairan kental itu keluar membasahi tangan Alan.
"Hah...hah...hah.. " nafas Rio terdengar berat, dia menatap Alan yang saat ini duduk di antara kaki Rio.
" ..hah, Alan.. hah.. udah ya" ujar Rio tapi sepertinya ini bukan akhir bagi Alan, dia mau lebih.
Alan mendorong satu kaki Rio ke depan.
"Ah !" Rio meremas tangan Alan.Matanya membulat saat Alan mengecup singkat paha Rio lalu memberikan kissmark disana.
Kedua pipi Rio memerah saat melihat beberapa tanda di pahanya, kecupan-kecup Alan semakin turun.
"Ugh!" Rio kembali meremas rambut Alan saat teman masa kecilnya ini menjilat area sensitif Rio.
"Mm.. Alan! Itu kotor!" Ujar Rio setengah berbisik.
Seringai terlihat dibibir Alan.
"Bagi ku nggak ada yang kotor dari Rio, semuanya bersih""Ugh!!" Rio menutup mulutnya mencoba menahan desahan yang hampir saja lolos.
Rongga hangat mulut Alan membuat kepala Rio terasa berputar, perasaan aneh dan nikmat bercampur jadi satu.
Selang semenit kemudian, cairan kental itu kembali tumpah di dalam mulut Alan, Rio menyuruh Alam memuntahkan cairan kental itu tapi malah di telan oleh Alan.
Rio menutup wajahnya malu.
"Ughh.. Alan udah, maaf.. jangan lagi"Alan terkekeh pelan.
"Cepat banget Rio keluar, seenak itu ya ?" goda Alan.Rio mengelengkan kepalanya.
"Udah~" rengek Rio yang membuat Alan jadi gemas sendiri.Tangan Alan mengusap-usap pelan paha Rio.
"Hah.. Rio, aku maunya cepat tapi kamu belum siap-siap jadi boleh nggak.. " Alan mendekat berbisik di telinga Rio."Pinjam paha kamu ?"
Rio melihat Alan dari sela jarinya.
"Buat apa ?" Tanya Rio.Alan tersenyum, dia merapatkan kedua kaki Rio.
"Diam gini aja dulu ya" kata Alan yang langsung di jawab Rio dengan anggukan kepala.Tanpa Rio sadari, Alan menarik celananya turun lalu mendorong p*nisnya masuk di antara paha Rio.
"Ah!" Rio menahan dada Alan.
"Alan.. tunggu, Mm~" Alan membungkam mulut Rio dengan ciumannya.Alan terus merapatkan kaki Rio agar tidak bergerak, semakin lama gerakan Alan semakin cepat.
"Hah.. hah.. Rio, Ah.. ini enak, Hah.. gila enak banget Rio ~""Umngg!!" Rio mengigit bantalnya, dia takut desahannya terdengar oleh ibu Rio yang berada tepat di sebelah kamar mereka.
Tak lama kemudian, cairan kental keluar membasahi tubuh bawah Rio.
"Hah..." Alan membuka kedua kaki Rio sementara Rio terbaring lemah dibawah Alan.Alan menjilat pelan bibirnya saat melihat cairan miliknya perlahan turun mengenai hole Rio.
Perlahan Alan menyentuh hole Rio, dia mendorong pelan ibu jarinya masuk yang sontak membuat Rio terkejut.
"Akh.. kamu ngapain ?! Sakit " rengek Rio karena memang holenya belum pernah di masuki.
Alan mendekat lalu mengecup singkat bibir Rio.
"Nanti kita praktek ya kalau kamu udah siap"Rona merah muda menghiasi kedua pipi Rio.
'Praktek apa lagi ? Dia mau masuk lewat belakang, memangnya bisa ?' Batin Rio bertanya-tanya..
.Bersambung ...

KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Puppy (TAMAT, 21+)
AcakRio dan Alan sudah berteman sejak kecil, kepribadian mereka berdua yang jauh berbeda membuat orang-orang bertanya kenapa Rio bisa akrab dengan Alan padahal Alan terkenal sangat pendiam juga dingin tapi ternyata sikap baik, senyuman manis dan perhati...