23

22.9K 1.4K 9
                                        

"Tante, tolong jangan beritahu orang tua ku" ujar Alan saat mereka berdua sudah pulang ke rumah Rio.

Ibu Rio menghela nafasnya berat.
"Nak Alan, lain kali hati-hati ya.. kamu udah sering luka begini, Tante khawatir" ujar ibu Rio.

Alan tersenyum kecil.
"Makasih Tante, Alan nggak apa-apa"

"Ya udah, Rio bawa kotak obat ya.. obatin sudut bibir Alan"

Rio mengangguk.
"Iya mah.. Alan, tunggu Rio di kamar ya nanti Rio susul"

"Iya" Alan berjalan kearah kamarnya dan Rio, selagi Rio mengambil kotak obat ibunya bertanya terkait masalah yang menimpa Alan.

"Alan negur anak sekolah lain tapi dia nggak terima jadi gitu lah mah.. Alan malah kena tinju" jelas Rio.

"Wah parah banget, ya udah.. obatin sana sebelum infeksi"

"Iya mah" Rio melangkah masuk ke dalam kamar, Rio bisa melihat Alan duduk di atas kasur.

Rio menarik kursi lalu duduk berhadapan dengan Alan.
"Coba ku lihat" Rio menarik dagu Alan.

"Lain kali jangan sok jadi pahlawan ya, jangan bikin diri kamu sendiri luka"

Alan menaruh kedua tangannya di paha Rio yang membuat laki-laki muda ini sedikit terkejut.
"Hei tangan... hei" Kesal Rio tapi seperti biasa, Alan tidak mendengarkan Rio.

Alan malah meremas pelan paha Rio dengan tatapan mata nakalnya.
"Aku mau cium, kasih cium nanti sakitnya hilang" ujar Alan.

Rio mencubit pelan pipi Alan.
"Rio nggak mau, nanti Alan keterusan"

"Kenapa memangnya ?" Alan menarik kursi Rio agar semakin dekat dengannya, Alan memeluk pinggang Rio.

"Alan, nanti mamah tiba-tiba masuk kamar kita !" Rio berusaha melepas tangan Alan darinya tapi tetap Alan tidak mau melepaskan puppy kesayangannya ini.

"Rio.. aku mau tanya ?" Alan menatap Rio.

"Tanya apa ? Sini.. ku obatin dulu luka Alan" Rio menyentuh dagu Alan untuk melihat sudut bibir Alan yang membiru.

Seraya mengoleskan obat merah, Alan mengusap-usap pelan pinggang Rio.
"Rio suka Jovi ?" Tanya Alan.

"Ya nggak lah, Jovi kan beda sekolah.. aku juga baru kenal mana mungkin langsung akrab lagian kan Jovi udah lukain Alan, Rio jadi nggak suka teman ku digituin" Rio mempoutkan bibirnya kesal.

Alan tersenyum kecil.
"Kalau Rio nggak suka Jovi jadi cium aku dulu.. kalau Rio nggak mau artinya Rio suka Jovi"

"Eh, curang ~" rengek Rio yang mendapat tawa kecil dari Alan, Alan menarik kedua lengan Rio agar dia merendahkan tubuhnya, perlahan Alan mengecup singkat bibir Rio.

"Udah ya, nanti mamah lihat" bisik Rio.

Alan menghela nafasnya berat.
"Iya" Alan tersenyum manis, tak lama kemudian benar saja ibu Rio masuk membawa cemilan untuk mereka berdua tapi untungnya ibu Rio sudah terbiasa melihat Alan bermanja ria dengan Rio jadi hanya sekedar memeluk bukan lah hal aneh terlebih keduanya sudah berteman sejak kecil.

Ibu Rio mengajak keduanya mengobrol sembari menikmati cemilan hingga akhirnya Alan memutuskan untuk berhenti merepotkan Rio dan ibunya.

"Tante.. " Alan tersenyum kearah ibu Rio.
" ..Aku rasa, Aku udah sehat.. jadi besok aku minta papah jemput"

"Besok ?" Tanya Rio karena semua ini terasa mendadak.

Alan mengangguk.
"Kan aku disini sampai pulih aja, aku sekolah pun udah bisa kan jadi lebih baik aku balik ke rumah ku.. kamu sama mamah mu juga perlu waktu beraktivitas tanpa gangguan"

"Lah nggak gitu nak Alan, Tante senang kok Rio ada temannya di rumah" ujar ibu Rio.

"Terima kasih Tante tapi janji tetap janji.. nanti ortu Alan marah kalau berbulan-bulan nggak pulang, ntar di kira udah jadi anak angkat tante" kata Alan yang mendapat tawa dari ibu Rio.

Rio meremas pelan celananya dia tidak menyangka Alan akan pulang secepat ini padahal Rio sudah merasa nyaman tidur berdua dengan Alan.

.
.

Bersambung ...

My Little Puppy (TAMAT, 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang