"Ak-aku bukannya nggak tertarik, tapi nanti aja kalau udah mau nikah" ujar Rio malu-malu saat menjawab pertanyaan Alan.
"Kok gitu ? Emang kamu mau nikah sama siapa ?" Tangan Alan bergerak menyentuh dada Rio.
"Um.. aku juga nggak tau, Alan.. tangan kamu jangan gerak di tempat yang aneh" Rio menahan tangan Alan.
Seringai terlihat di bibir Alan.
"Tempat aneh yang gimana ? Nggak ada yang aneh kok di badan kamu, semua normal" Alan dengan sengaja menekan pelan nipple kanan Rio."Ah!"
Blush!
Wajah Rio bersemu merah."I-itu tadi spontan ! Ak-aku nggak sengaja.. kamu tiba-tiba nekan disana!" Rio panik sendiri.
Alan tersenyum, dia semakin menarik tubuh Rio agar tidak ada jarak di antara mereka berdua.
"Rio.. kamu tau nggak, cowok juga bisa rasain enak kalau main disini""Um.. " Rio mengigit bibirnya saat Alan dengan sengaja memelintir pelan nipple Rio.
"Gimana ? Enak kan ?" Bisik Alan tepat di telinga Rio.
"Ah, Alan... udah jangan digituin" Rio meremas tangan kiri Alan.
"Gituin gimana, hm ?" Alan mengigit pelan telinga Rio, tangan kanan Alan yang terluka turun menyentuh milik Rio di bawah sana.
"Alan, jangan.. Mnng.. !" Rio tidak sadar sudah meremas tangan kanan Alan yang membuat jahitan tangan Alan mengeluarkan sedikit darah tapi Alan tidak memperdulikannya, dia lebih fokus pada Rio.
"Oh!" Rio menyandarkan tubuhnya pada Alan saat tangan teman masa kecilnya ini masuk ke dalam celana Rio.
"Hah.. Rio, kamu udah keras" Alan mengecup singkat pundak Rio, untuk pertama kalinya Alan bisa menyentuh milik Rio sejak mereka kecil.
Milik Rio muat hanya satu genggam tangan Alan, hal ini membuat Alan senang sekaligus gemas karena dia tidak menyangka milik Rio sekecil ini di tangannya.
"Alan.. Alan.. ah, aku mau pipis !" Rio menutup matanya, sensasi aneh terasa di sekujur tubuh Rio.
Alan menarik tissue di atas meja belajarnya lalu mengarahkan milik Rio ke tissue tadi.
"Keluarkan aja.. nggak apa-apa""Ah, Alan !" Tubuh Rio melengkung saat cairan kental itu keluar membasahi tissue.
"Hah.. hah.. " nafas berat terdengar dari Rio, Alan menatap bibir Rio yang terus terbuka tutup mencoba mengatur nafas.
Tanpa sadar Alan mendekat lalu mengecup singkat bibir Rio yang membuat laki-laki manis ini terkejut.
"Alan.. " wajah Rio memerah seperti kepiting rebus."Kamu suka ?" Alan tersenyum kecil.
"Suka" kata Rio pelan, saat sadar Rio langsung salah tingkah.
"Ah! Mak-maksud ku bukan gitu.. ak-aku.. eh" Rio melihat tangannya yang berdarah."Apa ini ? Aku dapat dari mana, tangan Alan ya ?" Rio menarik tangan Alan dan benar saja darah keluar dari jahitan di tangan Alan.
"Waaahhh!! Tante !!!" Teriak Rio, Alan yang tidak menyangka Rio akan berteriak memanggil ibunya langsung membuang tissue tadi ke tempat sampah lalu menarik celana Rio.
Alan juga langsung mendudukkan Rio di kursi belajarnya, sementara dia duduk di atas kasur.
Ibu Alan membuka pintu kamar.
"Kenapa Rio ?! Kenapa ?!" Ibu Alan terlihat panik padahal dia tengah memasak di dapur."Al-Alan berdarah lagi !" Kedua tangan Rio bergetar hebat.
"Ya ampun, kenapa bisa ? Kamu ngapain Alan ?" Ibu Alan memeriksa tangan putranya.
Alan tersenyum kecil.
"Nggak apa-apa mah, aku terlalu banyak gerak aja tadi" jawab Alan.Ibu Alan langsung mengambil cairan infus untuk membersihkan luka Alan juga memberinya salep luka.
"Udah ya, jangan terlalu gerakin tangan.. kalau ada apa-apa minta bantuan mamah kalau nggak Rio"Alan mengangguk paham.
"Iya mah"Ibu Alan menyuruh Rio membersihkan tangannya sebelum lanjut belajar lagi.. Rio menurut pergi ke kamar mandi membersihkan tangannya dari darah Alan, setelah memastikan ibu Alan pergi Rio langsung memarahi Alan.
"Kamu jangan aneh-aneh lagi ya, udah biar aku yang kerjain tugas kita kamu tinggal ngomong dari situ !"
Alan menyandarkan tubuhnya di dinding kamar dengan senyum simpul.
"Yes sir" ujar Alan menggoda Rio."Ugh, udah .. apa jawaban nomor dua ?!" Rio berusaha fokus melihat buku Alan sementara Alan mendikte jawabannya.
Jujur saja saat ini Rio masih merasakan debaran di dadanya setelah kejadian tadi, dia juga malu kalau menatap langsung wajah Alan.
.
.Bersambung ...
![](https://img.wattpad.com/cover/348777890-288-k281409.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Puppy (TAMAT, 21+)
RandomRio dan Alan sudah berteman sejak kecil, kepribadian mereka berdua yang jauh berbeda membuat orang-orang bertanya kenapa Rio bisa akrab dengan Alan padahal Alan terkenal sangat pendiam juga dingin tapi ternyata sikap baik, senyuman manis dan perhati...