11

24.4K 1.6K 20
                                    

Rio mengajak Agnes berkeliling sekolah.
"Ini laboratorium TIK, kalau kamu suka komputer kamu bisa ikut ekskul TIK.. biasanya mereka bikin aplikasi gitu, aku kurang paham juga.. hehe" ujar Rio.

"Hm" Agnes hanya mengangguk paham.

Rio memberitahu Agnes banyak hal terkait sekolah barunya tapi satu hal yang Agnes kagumi dari Rio, Rio mengenal hampir semua orang di sekolah ini.

"Nah sesuai janji ku, aku bawa kamu kenalan sama kapten tim basket.. ayo!" Tanpa canggung Rio menarik tangan Agnes ikut bersamanya masuk ke lapangan basket indoor.

"Jane !" Sapa Rio, wanita dengan rambut sebahunya ini tersenyum sembari melambaikan tangannya kearah Rio.

"Wah, ada apa nih Rio datang ke lapangan basket waktu jam istirahat ?" Tanya wanita bernama Jane ini.

"Di kelas ku ada siswi baru namanya Agnes, dia suka basket.. boleh nggak dia gabung ?" Tanya Rio.

Jane melihat Agnes yang sejak tadi berdiri di dekat Rio.
"Boleh aja, tingginya juga pas.. nggak masalah, ikut kami main aja buat penyesuaian sekalian kenalan sama anak-anak lain" kata Jane dengan senyum dibibirnya.

"Te-terima kasih" Agnes mencoba tersenyum tapi karena dia tidak biasa jadi senyumannya terlihat canggung.

Jane menepuk pelan lengan Rio.
"Udah sana Rio tinggalin aja Agnesnya sama kami, sahabat mu ngikutin dari tadi"

Rio tersenyum kaku.
"Iya aku tau" ujar Rio karena memang sejak tadi Alan terus mengikuti dia dan Agnes berkeliling sekolah.

Rio menatap Agnes.
"Selamat ya udah gabung tim basket, aku pergi dulu"

Saat Rio hendak pergi, Agnes menahan tangan Rio dia mendekat dengan senyum kecil dibibirnya.
"Terima kasih Rio"

Blush.
Rona merah muda tipis terlihat menghiasi pipi Rio.

"Ah, n-nggak jadi masalah"

Grep!

"Uah!" Rio sangat terkejut saat tubuhnya di angkat oleh seseorang yang ternyata Alan.

"Udah kan, ayo makan.. aku lapar"
Alan berjalan membawa Rio di pundaknya meninggalkan lapangan basket.

"Aaahh Alan ! Turunin aku! Aku bisa jalan sendiri !" Rio meronta-ronta tapi tidak Alan pedulikan.

Agnes terus menatap mereka berdua hingga akhirnya lengannya di tepuk oleh Jane.

"Jangan berharap lebih ya dengan Rio, dia sama Alan kayak perangko nggak terpisahkan" ujar Jane dengan tawa pelannya.

"Iya" jawab Agnes karena dia baru hari ini bertemu dan kenal dengan Rio.

Jane mengajak Agnes berkenalan dengan anggota tim basket, dia juga bermain bersama mereka hingga jam istirahat pertama selesai.

Saat Agnes berjalan menaiki tangga, dia bisa melihat Alan dan Rio juga berjalan di tangga lebih dulu darinya.

Alan terlihat tersenyum manis sembari mengusap-usap pucuk kepala Rio, awalnya Alan tidak menyadari kehadiran Agnes tapi matanya tidak sengaja tertuju kearah Agnes.

Ekspresi wajah Alan berubah dingin, dia merangkul pundak Rio agar lebih dekat dengannya.

Awalnya Agnes pikir Alan tidak mau sahabatnya dekat dengan orang lain terlebih Agnes siswi baru tapi setelah satu bulan berlalu Agnes baru tau kalau hubungan Rio dan Alan lebih dari itu di mata para siswa(i) lain.

Tapi entah kenapa setiap kali Rio dijauhkan oleh Alan agar tidak bisa berteman dengan orang lain, karakter Rio yang memang suka berteman membuat Alan kewalahan terlebih dia terlihat suka mendekati Agnes.

Bak gayung bersambut, Agnes pun merespon rasa tertarik Rio padanya.
Hal ini membuat Alan terlihat semakin tidak menyukai Agnes.

Hari itu setelah menyelesaikan kegiatan ekskulnya, Agnes berniat pulang memakai sepedanya karena jam sudah menunjukkan pukul 5 sore tapi apa yang Agnes temui di parkiran ternyata Alan menunggunya.

"Ini sepeda mu ?" Tanya Alan yang saat ini duduk di sepeda Agnes.

"Iya, itu sepeda ku" jawab Agnes.

"Ku dengar kalian mau pergi karaoke sama Rio malam ini"

"Hm, nggak cuma kami berdua.. ada teman lain juga, bukannya kamu tadi diajak juga ?" Tanya Agnes penasaran.

"Aku ada kesibukan lain" jawab Alan.

"Oh" hanya itu yang keluar dari mulut Agnes.

Alan turun dari sepeda Agnes lalu berdiri berhadapan dengan siswi ini.
"Karena aku nggak bisa datang jadi aku titip Rio, jangan biarin satu orang pun nyentuh dia" kata Alan seolah mengancam Agnes.

Agnes menghela nafasnya berat.
"Udah kan ? Aku mau pulang"

Saat Agnes menyentuh sepedanya, lengan Agnes tiba-tiba di remas oleh Alan, dia menatap Agnes tajam.

"Aku serius" kata Alan yang sesaat sempat membuat jantung Agnes terasa berhenti berdetak.

Setelah berkata seperti itu, Alan menaiki motornya lalu melaju pergi meninggalkan Agnes seorang diri.

"Jadi intinya dia suka Rio ?" Tanya Agnes pada dirinya sendiri.

.
.

Bersambung ...

My Little Puppy (TAMAT, 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang