Setelah mengantar Rio pulang, Alan langsung kembali ke sekolah untuk bertemu pak Yubbi.
Laki-laki muda ini langsung masuk ke ruang guru dimana pak Yubbi sudah menunggunya.
"Ah, halo Al-"
Brak !!
Belum selesai pak Yubbi bicara, Alan tiba-tiba mengurung pak Yubbi di atas meja dengan tatapan tajam.
Pak Yubbi menelan salivanya berat saat melihat wajah Alan tapi dia berusaha tersenyum.
"Aku udah nunggu kamu lama.. lagi ngater Rio pulang ya ?" Ujar pak Yubbi mencoba basa-basi.Alan tidak menjawab pertanyaan pak Yubbi yang ada Alan malah menyentuh leher pak Yubbi.
"Kamu tau, paling mudah bikin orang sekecil kamu itu mati kehabisan nafas"Deg. Deg. Deg.
Debaran kencang terasa di dada pak Yubbi, dia merasa takut karena Alan terlihat berbeda."Al-Alan...jangan ngomong gitu sama guru mu" Pak Yubbi menyentuh tangan Alan yang sekarang berada di lehernya.
Alan tersenyum atau lebih tepatnya seringai dibibirnya.
"Aku serius.. maka dari itu jangan pernah ganggu hubungan ku sama Rio.. silahkan aja kalau kamu mau ngajar ya ngajar selayaknya guru, jangan ikut campur masalah kami dan jangan ungkit-ungkit masa lalu kita.. paham ?""Tapi - Ugh!" Alan langsung mencekik leher pak Yubbi saat pria yang berusia lebih tua darinya ini mencoba bicara.
"Paham kan aku ngomong apa ?" Tegas Alan lagi yang berhasil membuat pak Yubbi mengangguk beberapa kali.
Alan langsung melepas tangannya yang membuat pak Yubbi batuk-batuk.
"Ini hanya peringatan, aku bisa lebih kejam dari ini" kata Alan, pak Yubbi meremas celananya saat melihat tatapan tajam dari Alan.
Tanpa bicara lagi, Alan langsung beranjak pergi.
Pak Yubbi menyentuh lehernya.
"Dia serius mau bunuh aku.. aku masih ngerasa kesulitan nafas"'Apa yang udah terjadi sama dia ? Dulu dia nggak gini' batin pak Yubbi, dia tidak tau perjuangan Alan buat dapetin Rio.
Saking terobsesinya pada teman masa kecilnya itu Alan bahkan beberapa kali hampir kehilangan nyawa dan melukai tubuhnya sendiri.
Pak Yubbi tidak akan mengerti perasaan Alan kalau sampai semua usahanya berakhir sia-sia.
Tapi daripada semua itu Alan merasa beruntung akhirnya bisa memiliki Rio seutuhnya bahkan dia berhasil membuat Rio jatuh hati padanya.
Saat Alan akan pulang ke rumahnya, ponsel Rio tiba-tiba berdering, ternyata panggilan dari ibunya.
"Ya mah ?"
"Oh Alan, kamu dimana ?" Tanya ibu Alan.
"Ini mau pulang mah lagi di jalan, kenapa ?" Tanya Alan balik.
"Gini nak, mamah sama papah harus ke kampung halaman mamah soal om kamu meninggal.. ajak Rio nginep ya buat temani kamu"
Senyuman langsung terukir dibibir Alan.
"Oke mah, nanti Alan jemput Rio""Iya, kami pergi dulu .. hati-hati ya pulangnya"
"Iya mah, Aman" Jawab Alan.
Tak lama kemudian sambungan telpon terputus, Alan memasang helmnya dan kembali maju ke rumah Rio.
.
.Bersambung ...

KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Puppy (TAMAT, 21+)
RandomRio dan Alan sudah berteman sejak kecil, kepribadian mereka berdua yang jauh berbeda membuat orang-orang bertanya kenapa Rio bisa akrab dengan Alan padahal Alan terkenal sangat pendiam juga dingin tapi ternyata sikap baik, senyuman manis dan perhati...