••10••

138 77 10
                                    

Drttt drttt drttt

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Drttt drttt drttt

Ponsel di saku Afgan bergetar, ia membuka hp nya ternyata nomor tidak di kenal, tanpa basa-basi Afgan langsung menerima panggilan tersebut, takutnya penting. Ia memelankan volume hp nya agar guru matematika itu tidak mendengar.

"Hallo, siapa ya?"

"Ha-hallo Afgan, ini aku Zeeya"

"Zeeya? lo kenapa nggak masuk hari ini? lo sakit?"

"Enggak! tolongin kita gan!"

"Tolongin? tolongin apa, lo kenapa kok kayak ketakutan gitu suara lo?"

"Aku sama Tania ke kunci di gedung belakang sekolah, tolong ke sini. Kita takut,"

"KOK BISA?" reflek, Afgan berteriak sehingga mendapatkan jitakan dari Elang.

"Ceritanya panjang, kamu cepetan ke sini ya, aku sama Tania butuh bantuan kamu"

"Gue kesana sekarang, lo jangan takut, gue segera sampai kesana."

Elang pun melihat ke arah Afgan, "siapa? kok segitu paniknya muka lo?" tanya Elang.

"Lang, ikut gue Lang! sekarang!" ucap Afgan panik.

"Kenapa sih? bilang dulu sama gue Gan, ada apa sampe lo panik." Ungkap Elang ikut panik melihat Afgan panik.

"Zeeya Lang"

"Zeeya?"

Elang langsung faham dengan ucapan singkat Afgan, pasti ada sesuatu yang terjadi dengan Zeeya, pantes saja Afgan segitu paniknya. Mereka berdua langsung berdiri dari tempat duduknya.

"Bu, kita ijin ke kamar mandi ya" ujar Afgan.

"Silahkan Afgan," Afgan langsung berlari keluar dari kelas, tanpa menunggu Elang, Afgan terus berlari menuju gedung tersebut.

Lalu di ikuti oleh Elang, "Bu saja juga"

"Nggak bisa, satu-satu"

Seketika Elang langsung memutar otaknya mencari ide untuk mengelabuhi guru tersebut, "Bu saya nggak kuat, ibu mau lihat saya pipis di sini?"

"Jorok banget, udah sana-sina! bikin ibu muak aja sama kamu Elang." Elang pun tersenyum menang, ia langsung berlari keluar mengejar Afgan yang sudah sangat jauh dari nya.

Elang bingung harus belok ke arah kanan atau kiri, sebab ia tertinggal jauh oleh Afgan. Elang nggak tau harus apa, ia seperti orang tolol. Elang mencari sesuatu yang berguna di saku celana abu-abunya.

Elang mengeluarkan ponselnya, lalu ia menekan tombol telfon di kontak Afgan. Panggilan itu hanya berdering, lama sekali Afgan menerima panggilan telfon elang, bahkan elang sampai mengulangi beberapa kali, namun hasilnya juga sama. Elang tidak menyerah begitu saja, ia terus saja menelfon Afgan hingga panggilan itu di terima.

ZEEGAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang