Pertama kalinya kembali tinggal bersama anaknya. Raut wajah bahagia tak kunjung pudar sedari kata 'iya' keluar dari mulut Zeeya. Begitu juga dengan Rena, Reza, dan Rubi, mereka juga sangat senang.
Zeeya menatap kagum rumah ayahnya, lebih besar dari kontrakannya. Berbekalkan hanya beberapa baju dan seragam sekolah, lalu ada juga buku, baru aja sampai, Zeeya di tarik oleh Eja ke kamarnya.
"Tatak tidul sama Eja ya," pinta bocah itu.
Rasa canggung menyelimuti Zeeya, "nggak enak kakak tidur di kamar bagus Eja, kakak tidurnya di kamar tamu aja ya, ada kan?"
"Eja, kasihan kak Zeeya biar istirahat dulu ya, kamu sama kak Rubi dulu," ujar Rena.
"Nda mau!" tolak Eja.
"Eja"
Jika ayahnya sudah bicara, Eja hanya bisa mengangguk patuh, "yaudah deh tapi besok tidul sama Eja ya tak Zee," pinta Eja lagi. Zeeya mengangguk.
"Iya"
"Mari Tante anterin ke kamar kamu Zeeya,"
Zeeya pun mengikuti Rena menuju kamar yang terletak di atas, sejajar dengan kamar Rubi, Eja, dan terakhir adalah kamar yang sudah di siapkan untuk Zeeya, awalnya kamar itu di jadikan tempat mainan, tapi berhubung Zeeya mau pindah, jadinya Hardi dan Rena bersama-sama membersihkan untuk Zeeya.
Pintu itu di buka oleh Rena, pemandangan pertama yang Zeeya lihat adalah kamar dengan perpaduan warna biru laut dan putih.
"Sekarang ini kamar kamu Zeeya, kamu istirahat gih! kalo butuh bantuan panggil Tante aja, jangan sungkan ya,"
"Terimakasih Tante, maaf Zeeya ngerepotin"
"Nggak sama sekali kok"
Setelah kepergian Rena, Zeeya menaruh tas nya di atas kasur, ia melihat-lihat kamar barunya, "bagus banget kamar nya, luas."
Mungkin kalau sehari dua hari Zeeya bakalan betah tinggal di sini, tapi kalau selamanya nggak tau juga, Zeeya masih ingin menyesuaikan dirinya terlebih dahulu, ia tidak boleh tergiur hanya karena sebuah kenyamanan.
♪♪♪♪♪♪♪♪♪
"Heh!"
Zeeya mendongak, "kenapa ya kak?" tanya Zeeya sangat sopan.
Mona memberikan selembar kertas entah itu apa Zeeya nggak tau, Zeeya menerima kertas itu, dalam hati ia membaca tulisan di kertas itu. Ternyata itu undangan sweet seventeen nya Mona. Tapi kenapa Zeeya di undangan, setau Zeeya Mona nggak kenal sama dirinya.
"Baca!" Zeeya mengangguk.
"Apa?" tanya Mona lagi.
"Undangan ulang tahun kakak."
Mona menepuk-nepuk pundak Zeeya, "pintar. Dateng, jangan sampai nggak, karena semua murid gue undang, jangan geer kenapa gue bisa undang orang culun kaya lo,"
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEEGAN
RomansaMenceritakan tentang sebuah kisah cinta sederhana dari dua hati yang saling mencintai. Konon katanya, jika cinta laki-laki lebih besar daripada perempuan, maka cinta itu bisa bertahan lebih lama, tapi alangkah baiknya jika mereka mempunyai cinta yan...