Menceritakan tentang sebuah kisah cinta sederhana dari dua hati yang saling mencintai. Konon katanya, jika cinta laki-laki lebih besar daripada perempuan, maka cinta itu bisa bertahan lebih lama, tapi alangkah baiknya jika mereka mempunyai cinta yan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Non Tania ini belok mana lagi?" tanya pak Jay.
Tania yang asik ngobrol dengan Zeeya pun terganggu, "emm belok kiri pak, eh bener kan Zee?"
"Iya bener pak, belok kiri."
"Baik non Zeeya"
"Pak jangan panggil non, panggil Zeeya aja," ujar Zeeya tidak enak hati, karena dia bukan siapa-siapa dan bukan majikan seperti Tania, tidak sepantasnya dirinya dipanggil Non oleh sopir Tania.
"Nggak papa atuh, bapak malah nggak enak panggil nama, biar sama kaya non Tania."
"Nggak usah pak, panggil Zeeya aja, aku nggak pantas di panggil non kaya Tania," tolak Zeeya lembut.
"Sttt, nggak papa Zee udah terima aja, orang pak Jay mau nya gitu kok, ya kan pak?"
"Betul sekali non Tania,"
Zeeya tersenyum tipis tapi terpaksa. Lalu semuanya kembali ke semula, Pak Jay yang kembali fokus ke jalan, dan Tania yang terus menerus bercerita tentang Elang dan melupakan masa lalu nya di sekolah lama.
Selanjutnya, tanpa mereka sadari mobil Tania sudah hampir sampai di kontrakan Zeeya. Hari sudah malam, tadi Zeeya sudah ijin kepada Mbok Jum kalau malam ini ia tidak datang karena alasan kerja kelompok padahal hanya main dengan Tania, tak apalah orang masih muda juga, main-main dulu nggak papa kan.
Ketika mobil sudah sampai di depan gang, Zeeya dan Tania turun. Tania mau ikut sebentar ke rumah Zeeya. Namun baru beberapa langkah, teras rumahnya sudah kelihatan dari jauh.
"Zee? itu siapa? Ayah ibu kamu balik?"
Zeeya memang sudah sedikit berbagi cerita sama Tania, begitu juga dengan Tania.
Zeeya menggeleng, "enggak Nia" Zeeya menjeda sedikit ucapannya, "itu Ayah sama istrinya."
Mata Tania melotot, "WHAT?"
Zeeya mengangguk, "iya itu ayah sama keluarganya. Hangat kan mereka?"
Tania tersenyum getir melihat senyum palsu di bibir Zeeya dan mata bohong Zeeya, Tania tau kalau keluarga Zeeya sedang tidak baik-baik saja, Tania menggenggam tangan Zeeya, "gue tau lo bisa hadapi semuanya, jangan lupa kalo gue selalu ada buat lo."
Zeeya memberikan senyum manis kepada Tania, "sampai sini aja Nia, kamu hati-hati pulangnya."
