••12••

117 68 13
                                    

Motor Afgan membelah jalanan yang sangat macet, karena di pertigaan depan ada pembangunan jalan tol, jadi banyak kendaraan besar seperti truk, bus pariwisata, dan lainnya terjebak macet kurang lebihnya hampir 2 jam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Motor Afgan membelah jalanan yang sangat macet, karena di pertigaan depan ada pembangunan jalan tol, jadi banyak kendaraan besar seperti truk, bus pariwisata, dan lainnya terjebak macet kurang lebihnya hampir 2 jam. Beruntung Afgan menggunakan motor, jadi ia bisa lewat jalan pintas.

Di jok belakang Afgan ada seorang gadis yang sangat Afgan kagumi, siapa lagi kalau bukan Zeeya. Sejak Zeeya naik ke motor Afgan, tak ada sedikit kata yang keluar dari mulut Zeeya, Afgan sering kali melirik Zeeya dari kaca spion.

Kurang lebih setengah jam motor Afgan tiba di rumah minimalis milik Afgan. Afgan memarkirkan motornya tepat di samping mobil sang mama.

"Sini gue bukain," tawar Afgan mengambil alih helm yang hendak Zeeya buka sendiri.

Zeeya hanya diam ketika terkikis jarak antara wajah mereka, "makasih"

Afgan tersenyum simpul, "sama-sama, ayo masuk!"

Zeeya mengangguk, kemudian keduanya masuk ke dalam rumah, pertama kalinya Zeeya ke rumah Afgan.

"Ma,"

Dira-mama Afgan sedang duduk santai di depan televisi. Dira mendapati sang anak pulang membawakan seorang gadis kecil nan imut. Dira langsung bisa menebaknya.

Afgan dan Zeeya bergantian mencium tangan Dira, "hallo Tante, apa kabar?" sapa Zeeya rada grogi.

Afgan itu peka, Afgan tau bahwa Zeeya gugup ketika bertemu dengan mamanya. Kayak ketemu calon mertua aja.

"Nggak papa Zee, mama gue asik kok."

Zeeya tersenyum kaku.

Dira mengulurkan tangannya kepada Zeeya, "Dira. Panggil aja Tante Dira, kamu Zeeya kan?"

"Kok Tante tau?" tanya Zeeya sambil menerima jaba tangan Dira.

Sepertinya Zeeya tau pelaku utamanya, ia melirik Afgan, "kamu ya," sedangkan Afgan hanya mesam-mesem tidak jelas.

"Kamu cantik"

Ternyata bukan hanya ibu-ibu yang Zeeya temui di angkutan umum saja yang bilang dirinya cantik, tapi mamanya Afgan juga bilang bahwa dirinya cantik. Padahal mah biasa saja.

Zeeya tersipu malu, "Tante bisa aja. Cantikan juga Tante,"

"Amin deh, umur boleh tua tapi jiwa dan muka tetap muda,"

"Eaaaaaa" sahut Afgan.

Zeeya tertawa kecil, asik juga mama nya Afgan. Coba aja ibu nya Zeeya asik gini, pasti Zeeya sangat senang.

"Oh ya, gue ke atas dulu ya, Zee"

"Sana-sana, bau kamu Afgan! jorok banget sih, sana mandi-mandi!" usir Dira.

Afgan memutar bola matanya malas, "apaan sih ma, orang Afgan nggak bau, masih wangi nih," belanya.

"Zeeya, jangan mau sama Afgan, dia anaknya jorok," sindir Dira.

ZEEGAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang