"Yess," pekik Afgan girang setelah mendapat jawaban dari Zeeya.
Elang mendengus kesal, "pasti Zeeya mau, ya kan?" tebak Elang.
"Pas. Tebakan lo nggak pernah mleset bro, thanks ya udah rekomendasi tempat buat gue ngedate sama Zeeya." Ucap Afgan girang.
Afgan menepuk-nepuk pundak Elang. Memang malam ini Elang tengah menginap di rumah Afgan, selain menemani Afgan karena mamanya tak kunjung pulang dari rumah neneknya, Elang juga berinisiatif numpang wifi gratis.
Mereka berdua sedang berada di balkon kamar Afgan, di temani dua cangkir kopi dan satu bungkus rokok. Seperti remaja pada umumnya, Elang dan Afgan juga tak luput dari hal merokok, tapi kalau Afgan tau batasan merokok, selain tidak sehat untuk organ tubuh bagian dalam, rokok adalah benda yang di benci oleh mamanya.
Elang menghisap rokoknya, kemudian ia hembusan secara perlahan. "Gan. Rumah sebesar ini lo cuma tinggal berdua sama nyokap lo?" kalo menurut Afgan rumahnya ini nggak besar-besar amat, tapi kalo kata Elang sih besar.
"Iya. Kenapa? lo mau pindah ke sini?"
"Ya enggaklah anjing. Keluarga gue cemara, jadi nggak ada alasan untuk gue minggat."
Afgan manggut-manggut, "bagus deh. Pertahanin keluarga lo."
"Kadang, remaja seusia kita bukan hanya senang karena materi melainkan peran orang tua sangat di cari."
"Apalagi yang broken," lanjut Afgan.
Elang meresapi kata-kata Afgan, sejauh ini Elang sudah lebih dari cukup. Hidupnya tidak miskin juga tidak kaya, tapi cukuplah. Keluarga yang utuh, tapi sayang Elang tidak beruntung dalam hal percintaan. Buktinya kisah asmaranya dengan Alya pupus di tengah jalan.
"Kalo lo nanti jadian sama Zeeya, gue jomblo dong."
"Yaelah, Tania mau lo kemanain Lang."
"Tania bukan pacar gue."
"Hts?" tanya Afgan.
"Hts apaan, orang gue emang nggak pacaran sama tuh setan. Masih gamon gue sama Alya, anjir lah tuh orang bikin gue gila," kesel Elang sendiri. Kenapa dia tidak bisa 100% melupakan mantannya itu. Padahal masih banyak cewek yang jauh lebih dari Alya.
Afgan sesekali menghisap rokoknya, lalu ia hembusan. Di himpit oleh jari telunjuk dan jari tengah, keberadaan rokok di antara Elang dan Afgan mampu menambah sesi curhat jadi lebih nikmat. Jaman sekarang cowok mana sih yang bilang nggak nikmat ketika curhat di sediakan kopi dan rokok.
Elang membuang rokoknya karena sudah sangat pendek, ia menaruh di atas asbak yang di sediakan oleh Afgan.
"Valid nggak sih kalau masa lalu itu pemenangnya?"
Afgan menaikkan satu alisnya, "gue nggak setuju sama kata-kata lo deh."
Elang mengerutkan keningnya, "why?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEEGAN
RomanceMenceritakan tentang sebuah kisah cinta sederhana dari dua hati yang saling mencintai. Konon katanya, jika cinta laki-laki lebih besar daripada perempuan, maka cinta itu bisa bertahan lebih lama, tapi alangkah baiknya jika mereka mempunyai cinta yan...