••13••

126 70 4
                                    

Flashback on

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Flashback on

Udara malam memang dingin, tapi udara malam itu bikin hati jadi sejuk, rasanya seperti tidak punya masalah apapun di dunia ini, dunia tidak luput dari masalah, masalah kemarin belum selesai nambah lagi masalahnya, jadi numpuk kayak tugas.

Diatas motor Afgan, tepatnya di jok belakang ada Zeeya lagi, karena ini waktunya Zeeya pulang dari rumahnya setelah berbincang hangat dengan mamanya.

Tepat sampai di persimpangan jalan, Afgan mengarah motornya ke tepi jalan. Di Sana banyak sekali pedangan kaki lima, banyak juga jajanan yang disukai para remaja seusia mereka.

"Mau ngapain?" tanya Zeeya ketika mesin motor di matikan.

Afgan membuka helmnya, "bentar,"

Zeeya manggut-manggut, ia hanya melihat Afgan tengah membeli sesuatu, tidak membutuhkan waktu lama, Afgan sudah kembali membawa dua kresek.

"Beli apa?" tanya Zeeya.

Afgan memberikan kedua tentengan tersebut, "buat lo,"

"Buat aku?"

"Iya, ada martabak telur sama pukis coklat. Suka nggak?" tanya Afgan.

Zeeya menerima, "ngerepotin lagi kan aku," ujar Zeeya menunduk lesu.

"Sama sekali enggak," ucap Afgan, "gini terus juga gue mau Zee," lanjut Afgan dengan bergumam.

"Yaudah, sekarang gue anterin pulang," ucap Afgan lagi.

Afgan melajukan motornya pelan sambil menikmati angin malam. Bonusnya biar bisa lama berduaan sama Zeeya, ya meskipun nggak tau apa yang mau di obrolin tapi Afgan senang.

Dari kaca spion, Afgan melihat Zeeya seperti memikirkan sesuatu, terlihat dari raut wajah yang murung, berkali-kali Zeeya menghela nafasnya.

"Zee, kenapa?"

Zeeya tidak mendengar ucapan Afgan, begitu tidak mendapat respon dari Zeeya, Afgan pun kembali bertanya.

"Zee," ucap Afgan sedikit mengeraskan suaranya agar Zeeya mendengar.

Benar saja, Zeeya langsung mengalihkan pandangan ke Afgan, Zeeya bisa melihat wajah Afgan dari kaca spion motor Afgan.

"Kenapa Afgan?"

"Zeeya, yang seharusnya nanya itu gue, bukan lo."

"Ha?"

Helaan nafas Afgan terdengar oleh Zeeya, "lo kenapa? lagi ada masalah? kok mukanya kusut gitu."

"Eng-engak kok, aku lagi nggak ada masalah," elaknya.

Bohong. Sudah pasti bohong, emangnya Afgan anak kecil apa di bohongi, Afgan tau mana muka sedih, mana muka ceria, dan mana mukapura-pura ceria, padahal hati sengsara.

ZEEGAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang